jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok mengaku heran dengan sikap Walhi yang menolak reklamasi Teluk Jakarta. Pasalnya, reklamasi sangat dibutuhkan oleh Kota Jakarta untuk bertahan dari ancaman turunnya permukaan tanah.
Ahok mengatakan, untuk memecahkan masalah penurunan muka tanah reklamasi pulau dan pembangunan tanggul merupakan solusi paling realistis.
BACA JUGA: Bulan Ramadan, Ahok Tetap Tebar Ancaman
"Makanya kasih tahu Walhi, kalau tidak setuju reklamasi. Pertama pelajari kajian Belanda. Bahwa Jakarta ini (permukaan tanahnya) makin turun. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan itu, melakukan reklamasi, membuat tanggul," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (2/6).
Ahok pun mengaku heran dengan para aktivis yang hanya mempermasalahkan izin reklamasi yang dikeluarkannya saja. Ahok kemudian mempertanyakan izin pembuatan pulau di Teluk Jakarta yang sebelumnya telah dikeluarkan zaman Gubernur Fauzi Bowo.
BACA JUGA: Hayo Bu Mega, Pilih Ahok atau Wong Cilik?
"Kalau tidak setuju reklamasi, yang di PTUN-kan itu Keppres 95, atau minimal Pergub Foke 2012, yang kasih 17 pulau, kenapa sih pilih-pilih yang khusus, yang saya keluarin? Anda, kan nggak setuju reklamasi toh? Berarti yang KBN (Kawasan Berikat Nasional) juga mesti digugat itu ilegal juga dong," katanya.
Ahok juga tak habis pikir kenapa aktivis lingkungan baru ribut setelah ada proyek reklamasi yang melibatkan pemerintah dan perusahaan pengembang. Para aktivis itu terkesan tutup mata terhadap fakta bahwa nelayan sudah lama melakukan hal yang sama di sepanjang Pantai Utara.
BACA JUGA: Dhani: Semua Penyidik Nyatakan Ahok Tersangka
"Terus nelayan-nelayan yang reklamasi pakai kerang-kerang sepanjang utara, kok (Walhi) nggak ribut? katanya pecinta lingkungan, itu saja saya tanya sama Walhi," tegas Ahok. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh...Batal Konser, Dhani dan Ratna Akhirnya Nebeng Aksi Buruh
Redaktur : Tim Redaksi