JAKARTA - PT Pegadaian Persero mengklaim telah menyalurkan kredit hingga kuartal I 2013, sebesar Rp 29,3 triliun. Pertumbuhannya sekitar 15 persen year on year (yoy). Bunga kredit memang masih lebih tinggi dibanding bunga perbankan. Namun ukuran bunga bisa dibandingkan dengan yang lain, seperti kredit mikro atau bunga kartu kredit.
Direktur Utama (Dirut) PT Pegadaian Suwhono mengatakan, nasabah kredit, berdasarkan hasil survey menunjukkan pilihan masyarakat dalam pengambilan kredit adalah menyangkut kecepatan dan gampang. Konsekuensinya kantor yang dibuka memang jadi banyak. Sehingga konsekuensi selanjutnya biayanya mahal. Untuk menutup itulah wajar kalau bunga kreditnya mungkin lebih tinggi dibanding bunga perbankan.
“Bahwa bunga kredit Pegadaian memang ada yang disalurkan sebesar 21 persen per tahun, tapi ada yang sebesar 26 persen. Umumnya memang 26 persen per tahun. Masyarakat yang mau kredit pada umumnya tidak mempermasalahkan seberapa besar bunga, tapi lebih memilih cepat dan mudah. Itulah kenapa di Pegadaian kredit dengan jaminan barang bergerak misalnya, bisa cair dalam waktu lebih kurang 15 menit,” rinci Suwhono, Direktur Utama (Dirut) PT Pegadaian di gedung Pegadaian Pusat, kawasan Kramat, Jakarta Pusat, pada Senin (17/6).
Leb ih jauh Suwhono mengatakan, saat ini sudah tak ada lagi lembaga keuangan yang mau memberikan pinjaman kepada masyarakat sebesar Rp 50 ribu. Namun Pegadaian masih melayani pinjaman dana minimal tersebut. Karena desakan untuk menolong masyarakat kecil ketika membutuhkan uang.
“Masyarakat yang meminjam uang sebesar Rp 50 ribu umumnya berasal dari golongan menengah ke bawah. Dana pinjaman diperoleh dari hasil menggadaikan barang-barang seperti kain, blender maupun sepeda. Hari gini masih ada pinjaman Rp 50 ribu, saya secara pribadi ngelus dada tapi karena kebutuhan dan banyak, kami layani. Secara umum, rata-rata nominal masyarakat menggadaikan barangnya senilai Rp 3,6 juta dengan jangka waktu sekitar empat bulan,” rincinya.
Jika nasabah ingin memperpanjang jangka waktunya pinjaman dari batas waktu yang telah ditentukan, Pegadaian bisa memenuhi ketentuan tersebut namun dengan terlebih dahulu membayar bunga yang telah ditentukan.
”Kredit yang diberikan antara tiga sampai empat bulan, ada yang dilunasin, ada yang diperpanjang kembali. Jika diperpanjang, dibayar bunga saja," ungkapnya.
Data pegadaian menunjukan, 80 persen nasabahnya merupakan kaum wanita. Sementara profesi yang paling banyak menggadaikan barang umumnya berasal dari ibu rumah tangga sebesar 66 persen dan sisanya sebesar 14 persen berasal dari profesi karyawan. Untuk barang jaminan, Pegadaian mengaku telah terjadi perubahan yang cukup signifikan. Saat ini 97 persen jaminan gadai berbentuk emas dan sisanya non emas. Padahal sebelumnya, barang jaminan berupa emas hanya memegang porsi 83 persen.
“Lama-lama kebutuhan nilai sendiri jadi emasnya 97 persen dan non emas 3 persen,” pungkasnya. (ers)
Direktur Utama (Dirut) PT Pegadaian Suwhono mengatakan, nasabah kredit, berdasarkan hasil survey menunjukkan pilihan masyarakat dalam pengambilan kredit adalah menyangkut kecepatan dan gampang. Konsekuensinya kantor yang dibuka memang jadi banyak. Sehingga konsekuensi selanjutnya biayanya mahal. Untuk menutup itulah wajar kalau bunga kreditnya mungkin lebih tinggi dibanding bunga perbankan.
“Bahwa bunga kredit Pegadaian memang ada yang disalurkan sebesar 21 persen per tahun, tapi ada yang sebesar 26 persen. Umumnya memang 26 persen per tahun. Masyarakat yang mau kredit pada umumnya tidak mempermasalahkan seberapa besar bunga, tapi lebih memilih cepat dan mudah. Itulah kenapa di Pegadaian kredit dengan jaminan barang bergerak misalnya, bisa cair dalam waktu lebih kurang 15 menit,” rinci Suwhono, Direktur Utama (Dirut) PT Pegadaian di gedung Pegadaian Pusat, kawasan Kramat, Jakarta Pusat, pada Senin (17/6).
Leb ih jauh Suwhono mengatakan, saat ini sudah tak ada lagi lembaga keuangan yang mau memberikan pinjaman kepada masyarakat sebesar Rp 50 ribu. Namun Pegadaian masih melayani pinjaman dana minimal tersebut. Karena desakan untuk menolong masyarakat kecil ketika membutuhkan uang.
“Masyarakat yang meminjam uang sebesar Rp 50 ribu umumnya berasal dari golongan menengah ke bawah. Dana pinjaman diperoleh dari hasil menggadaikan barang-barang seperti kain, blender maupun sepeda. Hari gini masih ada pinjaman Rp 50 ribu, saya secara pribadi ngelus dada tapi karena kebutuhan dan banyak, kami layani. Secara umum, rata-rata nominal masyarakat menggadaikan barangnya senilai Rp 3,6 juta dengan jangka waktu sekitar empat bulan,” rincinya.
Jika nasabah ingin memperpanjang jangka waktunya pinjaman dari batas waktu yang telah ditentukan, Pegadaian bisa memenuhi ketentuan tersebut namun dengan terlebih dahulu membayar bunga yang telah ditentukan.
”Kredit yang diberikan antara tiga sampai empat bulan, ada yang dilunasin, ada yang diperpanjang kembali. Jika diperpanjang, dibayar bunga saja," ungkapnya.
Data pegadaian menunjukan, 80 persen nasabahnya merupakan kaum wanita. Sementara profesi yang paling banyak menggadaikan barang umumnya berasal dari ibu rumah tangga sebesar 66 persen dan sisanya sebesar 14 persen berasal dari profesi karyawan. Untuk barang jaminan, Pegadaian mengaku telah terjadi perubahan yang cukup signifikan. Saat ini 97 persen jaminan gadai berbentuk emas dan sisanya non emas. Padahal sebelumnya, barang jaminan berupa emas hanya memegang porsi 83 persen.
“Lama-lama kebutuhan nilai sendiri jadi emasnya 97 persen dan non emas 3 persen,” pungkasnya. (ers)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akuisisi TelkomVision oleh CT Corp Harus Dibatalkan
Redaktur : Tim Redaksi