BANDARLAMPUNG -- Hampir setiap menjelang lebaran, para pejabat tidak nyaman bekerja di ruang kerjanyaAda yang pindah sementara di aula masjid, ada pula yang mencari cara praktis, yakni minta bantuan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menjaga pintu kantornya
BACA JUGA: Polisi Ringkus Tiga Gembong Rampok
Ini tak lain karena para pejabat risih diuber-uber wartawan tanpa surat kabar (WTS) atau lebih dikenal sebagai wartawan bodrek yang minta Tunjangan Hari Raya (THR).Ulah para bodrek ini sudah dikeluhkan para pejabat di Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung
BACA JUGA: Tiap Hari, Ribuan TKI Mudik via Batam
Biasanya para oknum itu datang beramai-ramai, sepuluh hingga lima puluh orangBACA JUGA: Jika Merasa Aneh, KPK Tunjuk Pengacara
Di antaranya, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Bandarlampung Madani; Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset (PPKA) Samsurizal Ari; dan Kabag Perlengkapan Encep Ilyas.Bahkan untuk mencari ketenangan, para pejabat ini harus rela pindah kantor ke aula Masjid Alfurqan’’Kalau bertahan di kantor, wah ampun,’’ keluh Madani di ruang Kabag Umum Encep IlyasDia mengaku jadi terbebani dengan begitu banyaknya surat permohonan untuk mendapatkan tunjangan hari raya (THR) dengan mengatasnamakan sebuah mediaTapi ketika kita cek di Bagian Humas, medianya ternyata tidak aktif.
Kabag Humas Pemkot Bandarlampung Zainuddin menjelaskan, total media yang terdaftar di pemkot sebanyak 58 terdiri harian, mingguan, dan dwimingguanDari jumlah itu, 26 media sudah tak aktif lagi’’Namun, orang-orangnya masih berkeliaran,’’ tukasnyaSementara, Diskominfo Lampung terpaksa meminta bantuan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menjaga pintu dinas ituTapi, meski ada tiga hingga empat anggota satpol PP, hal itu tidak digubris.
Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) cabang Lampung sendiri juga tak mampu mengatasi tatkala Pemko minta bantuanIni lantaran banyaknya media baru yang bermunculanDari penelusuran Radar Lampung, mereka yang kerap dijuluki CNN (cuma nulis-nulis), muntaber (muncul tanpa berita), dan wartawan tempo (tempo-tempo terbit, tempo-tempo tidak) ini begitu mudah menjadi wartawanTak perlu waktu lama, kartu pers untuk modal peliputan berita bisa langsung diberikanPadahal, faktanya, tak sembarang media pers segampang itu merekrut wartawan(ArM, SP.S/sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota Densus 88 Tak Bisa Mudik
Redaktur : Tim Redaksi