jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pasang target jumlah peserta ujian nasional berbasis komputer (UNBK) 2017 mencapai 80 persen. Tampaknya jumlah itu tidak akan tercapai.
Pasalnya hingga masuk pekan kedua Maret, jumlah peserta UNBK belum capai 50 persen.
BACA JUGA: Peserta UNBK Lebih Banyak SMK Dibanding SMA
Data Kemendikbud per 8 Maret menyebutkan, jumkah peserta ujian nasional berbasis kertas pensil (UNKP) sebanyak 51,07 persen. Angka ini masih lebih besar dibanding jumlah peserta UNBK sebesar 48,93 persen dari total 7,7 juta peserta UN.
"Memang lebih banyak peserta UNKP ketimbang UNBK. Namun, data ini akan berubah. Kami masih tetap optimistis, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK di wilayah Jawa semuanya menggunakan UNBK, sehingga mendongkrak persentase penggunaan UNBK," terang Kabalitbang Kemdikbud Totok Suprayitno di kantornya, Jakarta, Senin (13/3).
BACA JUGA: Distribusi Naskah UNKP Sudah Beres 100 Persen
Belum tercapainya target 80 persen UNBK, menurut Totok, karena Kemendikbud belum mewajibkan sekolah melaksanakan UNBK.
Mengingat masih banyak sekolah yang kesulitan dengan fasilitas komputer.
BACA JUGA: Duh, Ada Pungutan untuk UNBK
"Daripada sekolah membebani siswa dengan menarik biaya UNBK, lebih baik jangan deh. Kalau tidak bisa bekerja sama dengan sekolah lain yang lengkap fasilitas komputernya, mendingan UNKP saja," tuturnya.
Totok menyebut terdapat beberapa sekolah di daerah yang masih sedikit dalam ketersediaan komputer. Seperti di kepulauan Maluku, Jambi, dan kota-kota kecil lainnya.
"Untuk sekolah yang memiliki fasilitas komputer lebih dari 20 unit wajib melaksanakan UNBK. Sementara sekolah yang belum memiliki fasilitas komputer tapi terdapat sekolah di sekitarnya yang memiliki komputer juga wajib melaksanakan UNBK," tegasnya.
Sedangkan sekolah yang lokasinya terpencil dan belum memiliki fasilitas komputer lebih dari 20 unit bisa melaksanakan ujian dengan kertas. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... UN Rawan Pungli, Tim Saber Wajib Kerja Ekstra
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad