“Berdasarkan informasi yang kami terima, ada sebanyak 10 perusahaan yang akan tutup. Perusahaan itu termasuk kelas menengah. Mereka beralasan terpaksa harus menutup perusahaan tersebut karena sudah tidak tahan dengan ulah para pekerjanya,” ungkap Sofjan di dalam acara diskusi tentang Jaminan Kelangsungan Pekerjaan dalam Sistem Outsourcing di Gedung Kemenakertrans, Jakarta, Selasa (30/10).
Sofjan mengatakan, dari kesepuluh perusahaan tersbeut sudah ada satu perusahaan asal Korea yang sudah mengirimkan surat resmi kepada Apindo terkait rencananya untuk menutup perusahaannya. Selain itu, juga ada salah satu produsen sepatu asal Indonesia yang juga sudah beberapa hari ini menghentikan produksinya karena juga disebabkan ulah para pekerjanya.
“Kami sudah berkomunikasi degan pihak mereka dan berupaya untuk menahan agar perusahaan tersebut tetap dibuka. Kami juga meminta waktu setidaknya 1 bulan untuk menyelesaikan masalah hubungan industrial antara pihak perusahaan dan pekerja. Kami berjanji, jika selama satu bulan tidak juga mampu menyelesaikan masalah itu, ya sudah terserah, kami tidak bisa berbuat banyak,” paparnya.
Menurutnya, tindakan para pekerja tersebut sudah sangat merugikan pihak perusahaan. Yakni, dengan membangun tenda dan menutup area pabrik. Sehingga, lanjut Sofjan, wajar saja jika akhirnya seluruh produksi yang dilakukan oleh perusahaan tersebut terpaksa berhenti.
“Sebenarnya tindakan itu juga merugikan para pekerja. Maka itu, sebaiknya masalah ini bisa diselesaikan dengan baik antara kedua belah pihak. Kami akan upayakan menyelesaikan masalah itu. Kami khawatir, jika semakin banyak perusahaan yang tutup, maka investor pada lari semua,” keluhnya. (cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembangunan Kaltara Perlu Difokuskan di Perbatasan dengan Malaysia
Redaktur : Tim Redaksi