Para pekerja kemanusiaan mengatakan lembaga-lembaga kemanusiaan perlu mengubah cara mereka beroperasi dan menawarkan perlindungan yang lebih baik, mengingat terus meningkatnya ancaman kekerasan terhadap mereka.Dr Jenny Stedmon, yang memiliki pengalaman luas bekerja di daerah konflik dibanyak tempat seperti Afrika, Asia dan Timur Tengah mengatakan dia meyakini saat ini para pekerja kemanusiaan tidak lagi mendapatkan perlindungan sebagaimana yang mereka dapatkan sebelumnya. Dia mengatakan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir saja telah terjadi sedikitnya 3400 insiden yang meliputi kekerasan fisik atau pekerja di layanan kesehatan yang menjadi korban kekerasan di lapangan. "Saya mendapati kalau selama bertahun-tahun, semakin banyak saja terjadi insiden dimana simbol-simbol perlindungan atau pertolongan seperti Palang Merah dan Bulan Sabit Merah tidak lagi dipedulikan," kata Dr Stedmon. Christoph Hench, seorang pekerja kemanusiaan yang tertembak saat bekerja di rumah sakit di Chechnya, mengatakan lembaga kemanusiaan juga perlu membantu pekerja yang menderita ketakutan mental oleh event yang traumatis.
Dr Hench tertembak ketika rumah sakit tempatnya bertugas di berondong peluru oleh orang bersenjata pada 17 December 17, 1996. "Saya nyaris mati, pada insiden itu 6 orang kolega saya dibunuh secara brutal," Rumah sakit tempatnya bertugas dikelola oleh Palang Merah dan insiden itu merupakan pertama kalinya pekerja kemanusiaan menjadi target serangan pihak yang berkonflik. Sejak saat itu kekerasan terhadap pekerja kemanusiaan terus meningkat seiring dengan berubahnya karakter pertempuran. Belakangan ini rumah sakit juga turut menjadi sasaran pemboman, termasuk rumah sakit milik Médecins Sans Frontières yang secara salah perhitungan menjadi sasaran misil dalam serangan udara yang dilakukan militer AS di Afghanistan, dan menewaskan 30 orang. "Jika Anda melihat situasi saat ini di lapangan, misalkan saja di Suriah, Anda akan mendapati beragam kelompok berperang bersama atau mereka bergabung melawan musuh yang sama dan terkadang mereka bahkan saling berperang satu sama lain," Dr Hench. "Kemudian Anda juga akan mendapati kekuatan asing yang terlbat dengan tujuan yang berbeda dan demikian juga kepentingan mereka," "Jadi suasananya sangat berantakan, dan karenanya sangat sulit untuk menegosiasikan keselamatan para pekerja kemanusiaaan," Dia mengatakan pertimbangan yang lebih baik juga diperlukan untuk memberikan kesejahteraan mental bagi para pekerja kemanusiaan. "Saya kira masalah yang terjadi belakangan ini adalah kita mengenali kalau orang banyak menderita tekanan psikologis, tapi kita tidak melakukan banyak hal untuk menolong orang-orang, membantu pekerja kemanusiaan untuk berhadapan dengan situasi seperti itu," katanya. "Lembaga bantuan dan pemerintah yang mendukung lembaga kemanusiaan di daerah konflik, mereka harus memiliki sistem dukungan yang diperlukan benar tersedia sehingga bisa juga disediakan pendanaan dalam jumlah yang tepat untuk menangani sisi perlindungan pekerja kemanusiaaan ini juga,'
BACA JUGA: Ilmuwan UNSW Sukses Gunakan Teknologi Cuci Darah untuk Saring Sel Kanker
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan PM Australia Kevin Rudd Disebut Ingin Gantikan Ban Ki-moon di PBB