jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Christina Aryani prihatin atas kejadian meninggalnya salah seorang pekerja migran Indonesia saat mengantre perpanjangan paspor di KBRI Kuala Lumpur pada Kamis malam (31/10).
Aryani menyampaikan keprihatinan atas insiden tersebut. Untuk diketahui, Korban meninggal bernama Tamam asal Bawean, Jawa Tengah yang disebutkan memiliki riwayat penyakit jantung meninggal dunia saat mengantre perpanjangan paspor.
BACA JUGA: NTT Jadi Pilot Project Penempatan Pekerja Migran Sektor Kelapa Sawit
Lebih lanjut, Aryani yang merupakan wakil rakyat Dapil DKI Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Luar Negeri menyatakan prihatin dan turut berdukacita pada keluarga atas meninggalnya salah seorang pekerja migran kita, Bapak Tamam. Terlepas dari apa pun penyebab meninggalnya, sangat disayangkan sampai ada yang meninggal, ini harus menjadi perhatian kita bersama.
Menurut Aryani, kejadian ini harus menjadi momentum evaluasi bagi pihak KBRI Kuala Lumpur termasuk tentunya Kementerian Luar Negeri di Jakarta. Mengapa proses pengantrian memakan waktu sangat lama? Jika ternyata layanan pengambilan nomor urut paspor bisa dilakukan secara online, nyatanya para pekerja migran tetap memilih mengantri, ini bisa saja karena ketidaktahuan dan itu artinya kurangnya sosialisasi dari KBRI terkait mekanisme pengurusan dokumen.
BACA JUGA: Christina Aryani Beberkan Persoalan Hasil Serap Aspirasi PMI
Aryani menegaskan KBRI dan stakeholders lainnya harus memastikan sistem ke depan dibuat lebih mudah dan lebih cepat mengingat kondisi para pekerja migran kita yang datang dari berbagai titik di Kuala Lumpur dan sekitarnya, yang tentunya membutuhkan biaya transportasi, termasuk potensi kehilangan upah karena izin tidak bekerja.
“KBRI juga perlu mengantisipasi trend peningkatan antrean dan tidak sekadar reaktif sehingga kejadian seperti ini tidak terjadi lagi,” kata Aryani.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich