Pekerjaan Menteri Tetap yang Utama

Kamis, 04 April 2013 – 16:58 WIB
Syarief Hasan. Foto: Ade S/JPNN
MEREDA dari persoalan krusial menyangkut pengkubuan di internal partai, Partai Demokrat kini disorot publik terkait dobel-dobel jabatan yang disandang Susilo Bambang Yudhoyono.

Ya, besan Hatta Rajasa itu, lewat Kongres Luar Biasa (KLB) pada akhir Maret lalu, dinobatkan sebagai ketua umum Demokrat.  Padahal, selain masih menduduki kursi presiden, SBY juga masih menduduki jabatan penting di partainya, yakni ketua Dewan Pembina, ketua Majelis Tinggi, dan ketua Dewan Kehormatan.

SBY tampaknya sadar, sederet jabatan itu sangat merepotkan. Karenanya, SBY menunjuk ketua harian yang bertugas menjalankan roda organisasi 'partai biru' itu.

Syarief Hasan yang menjabat sebagai Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah diberi mandat untuk mengisi jabatan tersebut. Syarief pun merasa tidak terbebani dengan penunjukan tersebut.

Apa yang akan dilakukan Syarief? Berikut petikan wawancara sejumlah wartawan termasuk Andrian Gilang dan Yessy Artada dari JPNN.com di kantor Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Jakarta, Rabu (3/4).

Bagaimana soal rangkap jabatan?

Sebenarnya dari sisi pendekatan jaman sekarang itu semakin mudah. Mengapa mudah? Karena jabatan yang eksekutif CEO itu jabatan manajeriil. Jadi seorang pemimpin adalah seorang manajer.

Apa definisi seorang manajer, apa definisi seorang pemimpin (leader). Itu adalah orang yang mampu bekerja bersama-sama dan melalui orang lain. Jadi manajer, pemimpin (leader) tidak bekerja sendiri.

Jabatan sebagai ketua harian atau menteri adalah jabatan manajeriil, dari sisi subatansi. Yang penting bagaimana kemampuan orang tersebut untuk memotivasi orang itu bisa bekerja sesuai target yang ditentukan.

Jadi kewajiban saya bagaimana organisasi partai ini yang di dalamnya ada kepengurusan, ada wakil ketua umum, sekretaris, ketua divisi, bagaimana agar mereka mau bekerja secara maksimal sesuai yang diharapkan oleh partai. Begitu juga di kementerian bagaimana caranya saya memotivasi mereka, mengarahkan mereka sehingga bisa bekerja maksimal sesuai bidang masing-masing, sesuai target yang ditentukan.

Kita bicara umum dulu ya. Jadi tidak heran kalau seorang CEO yang berskala internasional sekalipun berkantor di New York tapi dia punya perusahaan di mana-mana. Ada ratusan, bahkan di antar negara. Dia CEO-nya, di atas dia mampu menggerakkan semua, mengkoordinasi semua bawahannya untuk bekerja maksimal bahkan terus berkembang.

Kalau pemikiran yang dikatakan fokus itu hanya satu pekerjaan, mohon maaf itu sangat sempit. Itu dulu mungkin, kalau sekarang enggak. Justru di situ ada berkembangnya ilmu pengetahuan yang namanya management. Jadi seorang manajerial itu mampu menjalankan manajemen partai, sistem partai, sistem kementerian supaya mereka bergerak semua. Jadi bukan berarti saya harus ada di situ

Jadi bukan berarti Anda terjun langsung ke bawah?

Bukan berarti. Mungkin saya sekali-sekali bisa untuk mengecek apakah arahan saya berjalan atau tidak, itu namanya pengawasan.

Sebagai ketua harian, Anda ingin mesin partai bekerja seperti apa?
Sesuai instruksi saya dan sesuai target yang ditentukan oleh partai. Saya harus menjalankan agar semua ini bergerak agar kebijakan partai itu dicapai.

Setelah ditetapkan sebagai ketua harian, sudah bekerja instruksi tersebut?
Saya begitu tanggal 31 Maret 2013 sudah diangkat di Bali. Minggu sore saya pulang. Senin kemarin saya rapat sampai jam 11 malam di DPP. Mereka respon luar biasa. Kalau kita bekerja seperti begini Insya Allah partai lebih bagus. Mereka tidak pernah merasakan kerja seperti ini. Jam 7 teng saya undang mereka, jam 7 teng udah mulai. Mereka bingung.

Itu termasuk manajemen waktu, kenapa? Kalau molor-molor lagi ketinggalan. Sampai ada yang bilang "Wah hebat nih, kalau undangan jam 7, jam 7 dimulai." Coba tanya orang-orang saya, kalau saya bilang rapat jam 7 ya jam 7, saya bilang jam 1 ya jam 1 sudah harus ada. Itu termasuk management waktu.

Pembagian waktunya sendiri, kerja di eksekutif dan partai bagaimana Anda mengaturnya?
Justru itu sesuai arahan bapak presiden, jabatan menteri adalah utama. Jadi saya mengutamakan pekerjaan sebagai menteri, partai yang kedua. Saya mengerjakan pekerjaan partai setelah jam kerja. Rata-rata jam kerja saya kan paling cepat jam 8 malam. Setelah itu saya kerjakan. Atau pada saat hari libur. Itu kalau tidak keluar kota.

Banyak tugas di partai yang harus diselesaikan misalnya konsolidasi ke daerah, DCS dan sebagainya. Lalu target untuk meningkatkan elektabilitas yang drop ini bagaimana?
Pertama saya mengadakan konsolidasi intern. Konsolidasi intern itu diantaranya rapat membicarakan permasalahan intern yang ada. Kalau caleg sudah berjalan bagus, tinggal saya verifikasi sekali lagi. Saya tinggal melihat apalagi hambatannya. Kita akan rapat lagi besok malam (hari ini) tentang caleg, apa hambatannya, apa masalahnya. Sekarang sudah berjalan sesuai harapan. Jadi konsolidasi ke dalam setelah itu konsolidasi ke luar, ke cabang-cabang.

Target saya tahun 2013 ini mudah-mudahan bisa tembus di angka 15 persen. Bagaimana caranya? Ya itu tadi. Bagaimana mengukurnya? Insya Allah tiap tiga bulan kita akan ukur keberhasilannya, mudah-mudahan akan lebih bagus. Kita masih punya waktu 1 tahun. Dalam waktu 1 tahun itu ada empat lembaga survei yang kita minta untuk menilai sejauh mana. Dengan begitu kita tahu sejauh mana proses peningkatan kita.

Soal penyusunan daftar bakal caleg?
Caleg sudah bagus. Dari 1400 formulir yang keluar, yang kembali hampir 900. Kalau 900 kan berarti sudah 200 persen. Kan 560 kan. Kalau kita dapat 1000 kita bisa dapat dua kali

Berarti bisa lebih cepat selesai sebelum tanggal penyerahan DCS?

Bisa pasti. Semua sudah jalan.

Restrukturisasi partai kan katanya ada tambahan dua wakil ketua umum baru? Kira-kira siapa calonnya?
Kita tunggulah formatur. Formatur yang menentukan, yang diketuai Pak SBY.

Sekali lagi SBY tidak akan menjalankan tugas-tugas sehari-hari sebagai ketua umum, itu merupakan salah satu syarat dari SBY kepada floor. Jadi keliru kalau ada yang mengatakan ini politik dinasti, sangat keliru. Bapak SBY tidak mau, saking tidak mau karena dipaksa udahlah ada syaratnya.

Posisi wakil ketua umum baru apakah akan diisi dari kubu Anas dan kubu Marzuki?
Jadi begini. Kacamata saya itu sekarang itu tidak ada faksi-faksi. Kacamata saya itu semua kader Demokrat. Apakah mereka itu bekas faksi Anas, bekas faksi Marzuki, semua kader Partai Demokrat. Kalau dia berkualitas akan kita tempatkan karena dia yang terbaik. Tidak ada istilahnya penggusuran, yang ada itu melengkapi. Melengkapi kepengurusan. Karena tujuan kongres hanya mencari ketua umum. Subtansinya di situ.

Kalau hanya mencari ketua umum, ketemu ketua umumnya, tapi ada syaratnya itu karena bapak tetap sebagai presiden. "Jalan keluarnya karena maksa ya saya terima tapi saya tidak mau menjalankan tugas sebagai ketua umum. Untuk itu saya akan angkat ketua harian." Jadi akhirnya floor setuju karena beliau adalah figur penyelamat, figur pemersatu.

Sehingga saya katakan kepengurusan ini hanya melengkapi bukan merubah. Kalau melengkapi yang sudah bagus ya sudah, yang kurang diperbaiki.

SBY jadi ketua umum, apakah yakin Demokrat akan naik elektabilitasnya?
Kalau itu pertanyaannya, saya jawab saya yakin 100 persen. Karena justru itulah KLB adalah momen untuk kebangkitan. Target saya 15 persen.

Kenapa 15 persen?
Kita realistis, moderat karena berdasarkan pengalaman dulu 2001, saat itu saya Badan Pemenangan Pemilu. Untuk 2004 kami targetnya 9 persen, ternyata kita capai 7,5 persen. 2009 kita targetkan 15 persen, kita capai hampir 21 persen yakni 20,8 persen. Artinya kalau kita bekerja keras bisa melewati target.

Survey mengatakan posisi kita turun jadi 8 persen, jadi sama dengan posisi tahun 2004. Kalau kita kembali 15 persen lagi berarti angka itu bisa kita capai. Nah syukur-syukur bisa kita capai nanti. Jadi kita tidak serta merta dengan gamblang ambil angka itu. Ada historis.

SBY ketum, ada perubahan apa kiranya di Demokrat?
Kembali saya katakan, Pak SBY tidak bekerja, sehari-hari yang jalankan saya. Saya sudah lakukan konsolidasi, saya melisting persoalan yang ada. Itu yang akan kita selesaikan satu per satu. Jad pengelolaan organisasi secara intern kita lakukan dan setelah sudah firm baru kita bergerak ke luar. Saya harapkan ini bisa selesai bulan ini bersamaan dengan DCS. Nah berarti setelah itu kawan-kawan keluar. Mantap dulu di dalam baru keluar.

Menjawab kritikan politik dinasti?
Saya malah tanya, partai apa yang besar di Indonesia yang tidak punya figur. PBB ada Yusril, Hanura ada Wiranto, PAN ada Amin Rais, PKB ada Gus Dur dulu. Kalau partai enggak punya figur enggak jalan. Dia mau ikutin siapa? Di India itu partainya Mahatma Gandhi sekarang cucunya. PDIP juga begitu. Bu Mega terus. Agak tidak fair kalau Demokrat disuruh jangan pakai figur. Saya minta ini juga supaya adil, masa kita tidak boleh punya figur. Terus terang Partai Demokrat tidak ada apa-apanya kalau bukan Pak SBY, apa salah kami miliki figur, sementara partai lain kalau punya figur tak masalah.

Mungkin yang dipermasalahkan ada SBY sebagai ketua umum dan Sekjennya Ibas?
Itu karena orang tidak membaca secara utuh. Coba dibaca secara utuh historisnya. Ibas terpilih sebagai sekjen bukan dari Kongres Luar Biasa tapi kongres di Bandung tahun 2010. Ibas dipilih bukan karena anak SBY, tetapi karena dipilih floor.

Coba tanya anggota DPR yang suaranya paling banyak mendulang suara dari 560 orang siapa? Ya Ibas. Semuanya kalah termasuk saya. Nah apa diragukan. Jadi pantas dia sebagai sekjen. Dia juga sebagai ketua SC waktu kongres ya pantas dong. Saya minta masyarakat supaya fair.

Jadi nanti tidak mungkin ada pergeseran jabatan Ibas?
Itu pertanyaan yang tidak fair. Tidak membaca historisnya. Yang bisa meluruskan pandangan-pandangan yang objektif itu tadi ya pers. KLB itu dibuat bukan untuk mencari sekjen, tapi ketum sesuai dengan yang diisyaratkan UU Pemilu sekaligus penyelamatan partai.

Jadi kepengurusan yang ada itu tidak dirombak, tetap, cuma melengkapi saja kekurangan yang ada. Seperti kita enggak punya bendahara umum atau ada yang pindah partai, ya kita lengkapi kekurangan tersebut. Yang masih ada, eksis teruskan.

Ketua harian diibaratkan sebagai wayang yang tidak bisa mengambil keputusan  strategis tanpa persetujuan SBY?
Itu keliru. Jadi ketua harian itu menjalankan tugas-tugas sehari-hari. Dan ketua umum itu tugasnya hanya ada 3 hal yang dia ikut menangani. Pertama tanda tangan caleg, DCS, DCT. Kedua tanda tangan gubernur dan wakil gubernur. Ketiga Presiden dan wakil presiden. Selebihnya dilakukan ketua harian. Jadi Gubernur, Bupati, DPRD, kebijakan di daerah, semuanya ditangani oleh ketua harian.

Penyetingan ketua harian sebelum atau sesudah KLB?
Ini merupakan solusi dari syarat yang diajukan oleh Pak SBY. Pada saat KLB diputuskan.

Lalu apa ada pembicaraan sebelum-sebelumnya terkait jabatan ketua harian?
Ya kalau pembicaraan sebelumnya secara eksplisit ya tidak ada.

Ada konsesi dari SBY yang diberikan kepada Anda untuk menjadi ketua harian?
Enggak ada dong. Itu semuanya diatur di dalam AD/RT. Kalau perjanjian itu antara dua pihak.

SBY pernah minta para menteri agar fokus pada pekerjaannya sebagai menteri. Tapi SBY memilih ketua harian orang yang sudah jadi menteri?
Saya ingin meluruskan, Pak SBY tidak mengatakan seperti itu. Pak SBY itu mengatakan "Saya minta para menteri-menteri yang jabat rangkap supaya melakukan tugas utamanya terlebih dulu sebagai menteri. Kedua supaya para menteri pandai-pandai mengatur waktu dan tugas menteri yang menjadi prioritas."

Ada anggapan SBY tak konsisten dengan ucapannya sendiri soal rangkap jabatan itu. Tanggapan Anda?
Itu salah tafsir, makanya saya bilang saya meluruskan yang tadi.

Harapan untuk Partai Demokrat?
Insya Allah PD tambah baik ke depan.

Jenderal-jenderal yang pindah ke Demokrat langsung dapat posisi enak. Apa ini artinya Demokrat tidak punya kader lain yang potensial?
Saya hanya menjawab, tolong memiliki sudut pandang yang sama terhadap Partai Demokrat dengan partai-partai lain. Kalau purnawirawan masuk partai lain itu ditanggapi dingin, tapi kenapa kalau seorang purnawirawan juga masuk ke PD kok dipandang miring. Semua punya hak politik yang sama. Mereka juga punya hak serta pilihan yang sama dengan orang lain. Jadi ya itulah yang kita amati.

Yakin di bawah kendali Anda kader di bawah bekerja optimal?
Itu lah tugas saya. Tugas seorang pimpinan, manajer itu. Tidak hanya ikut terjun ke situ. Saya juga berusaha ikut memotivasi mereka untuk bekerja sesuai job description mereka masing-masing.

Anda tidak merasa terbebani dengan rangkap jabatan ini?
Saya terharu, karena ini kan amanah dan tanggung jawab besar itu diberikan pada saya. Saya percaya bahwa Insya Allah saya mampu menjalankan itu. Karena saya suka pekerjaan yang menantang.

Mengenai Tri Dianto yang akan membuat KLB tandingan?
Ya monggo saja, enggak apa-apa. Dia kan sudah mengundurkan diri dari kapasitasnya.

Tri Dianto klaim dapat dukungan 215 DPC dan 6 DPD?
Kita lihat saja nanti seperti apa. Ya enggak apa-apa. Buat apa ditanggapi biarin saja.

Jadi tidak merasa terganggu?
Sangat tidak terganggu. (eci/gil/jpnn)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Saya Punya Hak Dipilih

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler