Peknas Siap Berkolaborasi Kawal Implementasi Program Pengentasan Kemiskinan

Rabu, 11 Desember 2024 – 17:25 WIB
Peknas siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mengawal implementasi program pengentasan kemiskinan. Foto: Peknas.

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional (PEKNAS) Ahmad Syarifudin menyatakan lembaganya siap berkolaborasi untuk mengawal implementasi program-program pengentasan kemiskinan.

Ahmad Syarifudin menyatakan hal tersebut pada Rakornas dan Bimtek Mitra Penguatan Ekonomi Kerakyatan Nasional (Peknas) se-Indonesia dan Dialog Peningkatan Ekonomi Kerakyatan dalam Rangka Pengentasan Kemiskinan, di Jakarta.

BACA JUGA: PGN dan BGN Kerja Sama Penyediaan Pasokan Gas Bumi untuk Program Makan Bergizi Gratis

Kegiatan berlangsung di Hotel Tavia, Jakarta Pusat, Minggu siang (8/12) hingga Senin (9/12). Acara dihadiri ratusan peserta yang merupakan perwakilan dari pimpinan wilayah dan cabang Peknas se-Indonesia.

“Kami memiliki data riil dari jaringan kami hingga tingkat ranting yang dapat mendukung efektivitas pelaksanaan program,” katanya.

BACA JUGA: Bobby Gafur: Pengentasan Kemiskinan Jadi Isu Utama Rapimnas Kadin 2024

Ahmad menekankan bahwa PEKNAS akan fokus pada pelatihan dan pemberdayaan masyarakat miskin, khususnya dalam memanfaatkan peluang yang dihasilkan oleh industrialisasi dan program gizi.

“Dengan sinergi yang kuat antara PEKNAS, BP Taskin, dan Badan Gizi Nasional, kami yakin angka kemiskinan dapat ditekan secara signifikan,” kata Ahmad.

BACA JUGA: Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan

Sementara itu Deputi Bidang Promosi dan Kerja sama Badan Gizi Nasional (BGN) Nyoto Suwignyo sebelumnya menyatakan lembaganya mempunyai 'Program Makan Siang Bergizi' (PMSB).

Program ini menjadi bagian dari strategi unggulan meningkatkan asupan gizi masyarakat miskin sekaligus memberdayakan pelaku usaha lokal.

Penerima manfaat utama program ini adalah balita, ibu hamil, dan siswa sekolah.

“Peningkatan asupan gizi tidak hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga partisipasi sekolah serta produktivitas ekonomi,” ucapnya.

Menurut Nyoto, PMSB juga menggunakan bahan pangan lokal untuk mendukung keberlanjutan ekonomi desa.

Strategi ini termasuk dalam Sirkulasi Ekonomi Desa (CEV) yang melibatkan petani, pengolah makanan, dan UMKM.

Pilot project di Warung Kiara, Sukabumi, telah membuktikan program ini mampu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus mengurangi angka anak putus sekolah di wilayah tersebut.

Dalam presentasi sebelumnya, Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menyoroti pentingnya integrasi antara program gizi dan industrialisasi untuk mengentaskan kemiskinan.

Menurutnya, ekosistem berbasis sembilan sektor industri dapat menjadi fondasi utama pengentasan kemiskinan.

"Industrialisasi yang inklusif dapat menciptakan ekosistem baru, di mana masyarakat miskin diberdayakan melalui akses terhadap teknologi, pelatihan, dan pembiayaan inovatif," ucapnya.

Budiman juga mengatakan koperasi modern dapat menjadi penghubung antara masyarakat miskin dengan pasar global.

Dia mencontohkan pemanfaatan teknologi digital untuk pertanian pintar dan perikanan pintar, yang sudah diujicobakan di beberapa wilayah.

Menurutnya sinergi antara program seperti PMSB dan koperasi modern akan mempercepat pencapaian visi kemandirian ekonomi masyarakat miskin. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Percepat Pengentasan Kemiskinan, Kemensos-Kemendagri Bersinergi Wujudkan Data Tunggal


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler