Pelabuhan Marunda Harus Dioptimalkan

Rabu, 05 September 2018 – 17:59 WIB
Terminal Umum di Pelabuhan Marunda, Jakarta. Foto dok KCN

jpnn.com, JAKARTA - Pelaku usaha sektor maritim mendesak pemerintah untuk mengoptimalkan keberadaan Pelabuhan Marunda sebagai penopang pelabuhan utama Tanjung Priok.

Saat ini, Pelabuhan Marunda telah memiliki sejumlah terminal, serta dua Badan Usaha Pelabuhan atau BUP, yaitu Marunda Center Terminal (MCT) dan milik PT Karya Citra Nusantara (KCN).

BACA JUGA: Pembangunan di Pelabuhan Marunda Diminta Tetap Lanjut

Keduanya mempunyai potensi besar sebagai penopang Tanjung Priok. Pelaku usaha menilai dengan keberadaan keduanya, beban Tanjung Priok bisa dilimpahkan sehingga menekan kongesti, terlebih untuk bongkar muat barang curah.

Ketua Umum Indonesia Shipowner Association (INSA) Carmelita Hartoto mengatakan, Pelabuhan Marunda memiliki potensi untuk dikembangkan karena jumlah kargo yang bertumbuh dari tahun ke tahun dan didukung dengan lahan yang cukup luas. 

BACA JUGA: Pelabuhan Tanjung Priok Dihapus dari Daftar Hitam War Risk

Menurut Carmelita, Marunda bisa naik kelas dan melayani pelayaran internasional sebagai alternatif Tanjung Priok.

“Marunda juga dapat menjadi penyanggari Pelabuhan Tanjung Priok, karena pelabuhan ini secara letak geografis tidak terlalu jauh dari Tanjung Priok. Keberadaan Marunda menjadi sangat strategis bagi Tanjung Priok untuk menekan yard occupancy ratio-nya,” ucapnya.

BACA JUGA: Buaya Muncul di Priok, Menteri LHK: Jangan Ditembak

Bagi pelayaran, status Pelabuhan Marunda di masa mendatang bukan masalah, yang penting, kata dia, perlu adanya peningkatan unsur keamanan untuk pelayaran baik dari sisi kapal, ABK maupun aktifitas pelayaran atau aktivitas distribusi kargo keluar dari Marunda. 

Selain itu, perlu juga adanya peningkatan infrastruktur baik di temrinal, termasuk pembangunan bandara yang tengah dijalankan, serta akses jalan menuju lokasi.

Pengembangan Pelabuhan Marunda pun telah masuk dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. 38/2012 tentang Rencana Induk Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam beleid tersebut, perluasan dan pengembangan Tanjung Priok melingkupi dermaga Tarumanegara, Kali Baru, Marunda, hingga Cilamaya.

Arus barang di Pelabuhan Tanjung Priok dalam ton dalam periode sejak 2007-2011 tumbuh rata-rata 6,14 persen per tahun. Pada 2011 saja, arus barang mencapai 74.989.804 ton.
 
Sementara, Direktur National Maritime Institute Siswanto Rusdi mengamini kesiapan Pelabuhan Marunda menopang Tanjung Priok. Sebab, katanya, berdasarkan data tahun lalu, total kunjungan dan volume barang yang ditangani telah menembus 33 juta ton.

Bahkan, setiap bulan ada sekitar 300 call. Menurut Siswanto, dengan tugas tersebut, seperti KCN sudah menerapkan wajib pandu-tunda.

Apalagi, jelasnya, KCN yang baru mengoperasikan Pier I yang belum seluruhnya tuntas dari tiga Pier yang direncanakan, telah menyumbang pemasukan ke kas negara. Total kontribusi KCN dengan dermaga operasional Pier I, mencapai Rp6,1 miliar sepanjang 2016-2017.

“Kalau Marunda nasibnya terkatung, seperti KCN yang malah disengketakan oleh KBN sehingga kurang optimal bekerja, sedangkan Priok tidak bisa menangani barang curah, maka akan terjadi kongesti,” simpulnya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hutama Karya Bagikan Takjil Gratis di Jalan Tol


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler