jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Prof. Drs. K.H. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D menjelaskan pentingnya memahami dan memaknai sejarah kemerdekaan Republik Indonesia yang dipelopori oleh para pemuda yang memiliki perbedaan suku, agama, ras, adat, budaya tetapi mereka memiliki satu tujuan untuk Indonesia merdeka
Hal itu diungkapkan Yudian saat membuka Deklarasi Generasi Milenial dan Gen Z Pancasila dan Simposium Nasional; Pancasila sebagai Weltanchauung, di Kota Bitung, Sulawesi Utara, (14/11).
BACA JUGA: BPIP Ajak Penerus Bangsa Teladani Semangat Juang Para Pahlawan
Menurut Yudian, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia merupakan terbaik dan terhebat sepanjang sejarah peradaban manusia, karena singkat dan tidak berdarah, dibandingkan negara lain.
"Tidak terlepas hari ini, peran pemuda sangat penting dalam peradaban Indonesia yang berkarakter Pancasila", ujarnya.
BACA JUGA: Kepala BPIP Menggugah Semangat Nasionalisme Masyarakat Ambon Lewat Acara Ini
Presiden Asosiasi Rektor Perguruan Tinggi Islam se-Asia itu juga mendorong generasi milenial dan Gen Z untuk meneladani para pejuang pendiri bangsa, terutama di Sulawesi Utara seperti Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi atau Sam Ratulangi dan Mr. Alexander Andres Maramis.
"Mereka adalah tokoh bangsa yang berperan dalam BPUPK dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia", terangnya.
Yudian berharap deklarasi itu menjadi suatu kekuatan generasi milenial dan Gen Z dalam mempertahankan dan menginternalisasi nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Yudian menambahkan di tengah perkembangan teknologi/digital dan menghadapi Pemilu serentak tahun 2024, sebuah tantangan karena banyak berita bohong atau ujar kebencian di tengah masyarakat.
"Ini adalah tugas kita bersama terutama adik-adik sekalian, yang menjadi pelopor dalam mengatasinya", tegasnya.
Dirinya juga mendorong kepada sekolah dan perguruan tinggi untuk mengimplementasikan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Standar Nasional Pendidikan, yang mewajibkan Pendididikan Pancasila untuk diajarkan dijenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
"Bapak ibu perlu diketahui, BPIP telah membuat materi wajib yaitu Buku Teks Utama Pendidikan Pancasila untuk jenjang SD sampai Perguruan Tinggi, jadi saya mendorong untuk segera diajarkan di lembaga pendidikan di Sulawesi Utara", harapnya.
Gubernur Sulawesi Utara Dr. Olly Dondokambey, S.E, menyambut baik diselenggarakannya acara tersebut.
Olly pun mengapresiasi BPIP karena telah melibatkan generasi penerus bangsa dalam memperkokoh Pancasila.
Menurutnya, Pancasila bukan sekedar simbol, hafalan dan falsafah bangsa, tetapi konsep peradaban bangsa Indonesia.
"Aksi ini membawa angin segar bagi kita semua, karena dengan terbentuknya jaringan diharapkan dapat membawa generasi muda ke arah lebih baik", paparnya.
"Deklarasi ini bukan hanya seremonial, tetapi adik-adik harus memiliki ide dan gagasan, semangat juang dalam menginternalisasi Pancasila", ucapnya.
Deklarasi Generasi Milenial dan Gen Z Pancasila dinilai sebuah panggilan para penerus bangsa untuk menghadapi tantangan masa depan.
"Kami berharap, semuanya memiliki partisipasi aktif dalam menghadapi tantangan di tengah masyarakat", tegasnya.
Wali Kota Bitung Ir. Maurits Mantiri, M.M, ia mengakui kegiatan ini sangat penting untuk membawa kebenaran, pencerahan dan pemahaman pentingnya nilai Pancasila.Maurits juga mendorong aksi ini tidak sampai sebatas deklarasi sehingga ada aksi nyata sebagai tindaklanjut peran jejaring generasi milenial dan Gen Z di Sulawesi Utara.
"Kami berharap kegiatan ini, ada tindaklanjutnya seperti pelatihan, pendidikan dan pelatihan atau bahkan kegiata lapangan (sosial/budaya)", harapnya.
Konsep tindaklanjut, tidak hanya kalangan mahasiswa dan pelajar tetapi mendukung kelompok atau organisasi untuk membumikan nilai-nilai Pancasila.
"Mari jadikan deklarasi ini sebagai tonggak awal dalam perjuangan bersama untuk mewujudkan Indonesia lebih hebat dan bermartabat", pungkasnya.
Setelah deklarasi, acara dilanjutkan dengan Simposium Nasional; Pancasila sebagai Weltanschauung yang bertujuan menghimpun gagasan dan pemikiran para pakar, ilmuwan dan sejumlah pemangku kebijakan dari seluruh Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut ikut mendampingi Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP Surahno, S.H., M.Hum; Anggota Dewan Pengarah BPIP Prof. Dr. Amin Abdullah; Dewan Pakar BPIP, Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., M.H., M.S; Direktur Pengkajian Kebijakan PIP, Dr. Muhammad Sabri, M.A; Direktur Pengkajian Materi PIP, Aris Heru Utomo, S.H., M.B.A., M.Si; Kepala Biro Pengawasan Internal BPIP, Abbas, S.H., M.H serta hadir jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kota Bitung dan Provinsi Sulawesi Utara. (mcr10/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul