Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia, atau PPIA memberikan program beasiswa bagi anak-anak kurang mampu di Indonesia, mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur.
Program beasiswa dari PPIA pertama kali berjalan sejak kepengurusan PPIA 2014-2015, dan baru mulai berjalan pada Januari 2015.
BACA JUGA: Donasi Politik di Australia Alami Penurunan Tajam
"Tujuannya adalah ingin membantu anak-anak yang kurang mampu di berbagai pelosok di Indonesia, karena banyak mereka yang belum mampu bayar SPP [Sumbangan Penyelenggaraan Pendidikan]," ujar Tri Mulyani Sunarharum, Wakil Ketua Umum PPIA.
Menurut Yani, panggilan akrabnya, di tahun 2015 ada 32 pelajar Indonesia di Australia yang telah berkomitmen untuk menyumbang A$11, atau sekitar Rp 110.000 per bulan.
BACA JUGA: Tingkat Kenaikan Harga Properti di Melbourne Melebihi Sydney
Uang yang berhasil dikumpulkan oleh PPIA tahun 2015 mencapai A$ 4.224, atau lebih dari Rp 42.000.000.
"Uang yang dikumpulkan kita salurkan ke Aceh, Bawaean, Nusa Tenggara Timur," jelasnya. "Yang di Aceh dan NTT kami juga bekerja sama dengan Gerakan Mari Sekolah dan KAMU, organisasi yang bergerak di bidang pendidikan.
BACA JUGA: Bahasa Inggris Pekan Ini: Yang Disukai dari Australia
Tahun lalu, ada dua sekolah yang mendapat sumbangan, yakni SMA 1 Sangkapura, di Bawean dan SDN Translok Pa'al di Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur.
SDN Translok Pa'al ini diasuh oleh dua guru tetap dan 3 guru honorer. Kebanyakan anak-anak yang bersekolah disini berasal dari keluarga petani dan nelayan.
PPIA juga memberikan beasiswa kepada 11 siswa di Aceh dan Banten yang terancam putus sekolah.
"Tahun ini, PPIA berharap bisa lebih banyak temen-temen yang bergabung dengan program ini, sehingga lebih banyak anak-anak yang bisa dibantu," ujar Yani kepada Erwin Renaldi dari ABC International.
"Kami mengajak teman-teman di Australia turut beraptisipasi karena meski kita tinggal di luar neger, kita masih bisa berkontribusi untuk memajukan pendidikan di Indoensia," ucap Yani saat ditanya apa harapannya di tahun 2016 ini.
Untuk tahun 2016 ini, donasi akan difokuskan kepada anak-anak yang tinggal di pedalaman Kalimantan Timur, Pulau Rote, dan Aceh.
Jumlah donasinya adalah sebesar A$12. Uang sebesar ini biasanya 'hanya' untuk membeli satu porsi makanan dari restoran atau kafe di kota-kota besar Australia, tapi bagi anak-anak yang kurang beruntung tentunya ini berarti sangat depan untuk masa depan mereka,
"Kami juga berharap jika nantinya donatur tidak hanya terbatas bagi pelajar asal Indonesia saja, tetapi juga bagi warga Indonesia yang sedang berada di Australia," kata Yani yang sedang menempuh jenjang Doktor di bidang Urban and Regional Planning di Queensland University of Technology.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumlah Pengemudi Lansia Meningkat di Australia