Pelajar Senang Bisa Belajar Tatap Muka, Kapolri: Fokus Menggapai Cita-Cita

Minggu, 16 Januari 2022 – 01:42 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melihat penerapan penegakan protokol kesehatan (prokes) proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Kristen 1 Harapan, Kota Denpasar, Bali. Foto: Mabes Polri

jpnn.com, JAKARTA - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melihat penerapan penegakan protokol kesehatan (prokes) proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di SMP Kristen 1 Harapan, Kota Denpasar, Bali.

Hal itu dilakukan untuk memastikan para siswa dan pengajar terlindungi dari paparan Covid-19 serta tidak terjadi transmisi saat kembali ke keluarga.

BACA JUGA: Ganjar Tinjau Pembelajaran Tatap Muka dan Vaksinasi Anak di Kebumen

Saat melakukan peninjauan, Jenderal Sigit berkesempatan untuk berdialog dengan para siswa.

Dia mendengarkan perasaan siswa tersebut terkait kebijakan pembelajaran tatap muka.

BACA JUGA: Istana Klaim Pembelajaran Tatap Muka Sudah Dipertimbangkan 100%

Sigit mendengarkan secara langsung bahwa pelajar tersebut merasa senang bisa kembali mengenyam bangku pendidikan dengan hadir secara fisik. Alasannya karena suasana belajar lebih baik dan dapat bertemu dengan kawan-kawan lainnya.

“Semuanya sehat ya, bagaimana perasaannya bisa langsung tatap muka,” tanya Jenderal Sigit di dalam ruangan kelas SMP Kristen 1 Harapan, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (15/1/2022).

BACA JUGA: Bukannya Ikut Sekolah Tatap Muka, Puluhan Pelajar ini Malah Bawa Sajam untuk Tawuran

“Senang sekali Pak, karena belajar dan bertemu teman-teman,” jawab serempak para siswa SMP tersebut di hadapan Kapolri dan Gubernur Bali I Wayan Koster.

Pada kesempatan itu, Sigit juga merasa bahagia bahwa para pelajar SMP tersebut telah melaksanakan vaksinasi dosis kedua.

Menurut dia, hal itu mencegah kekhawatiran terjadinya penyebaran virus corona.

“Semua sehat ya, sudah vaksin dua kali atau satu kali," kata Sigit.

"Sudah vaksin dua kali, pak," ujar pelajar SMP yang disambut dengan tepuk tangan.

Tak lupa, Sigit mengingatkan kepada para pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa, untuk terus menjadikan momentum pelaksanaan pembelajaran tatap muka ini untuk makin bersemangat dan serius meraih pendidikan yang lebih baik lagi agar cita-cita para siswa dapat terwujud.

"Semua cita-cita kalian bagus. Yang penting fokus belajarnya untuk bisa menggapai cita-cita, biar bisa menjadi kebanggaan keluarga, orang tua. Selamat belajar semuanya," ujar mantan Kapolda Banten itu.

Terkait PTM, Sigit sebelumnya telah memaparkan soal syarat wajib untuk mendukung kebijakan Pemerintah Indonesia soal pembelajaran tatap muka secara langsung.

Menurut Sigit, setidaknya ada dua yang harus dipenuhi untuk mengimplementasikan kebijakan itu, yakni target vaksinasi masyarakat umum harus 70 persen dan kelompok lanjut usia (lansia) wajib 60 persen.

“Pemerintah saat ini telah memberikan kebijakan PTM 100 persen, di mana tentunya untuk melaksanakan PTM 100 persen dan vaksinasi anak, maka target pencapaian vaksinasi masyarakat umum 70 persen dan lansia 60 persen harus terpenuhi," ucap Sigit.

Mantan Kabareskrim Polri ini menjelaskan proses belajar mengajar anak secara tatap muka langsung merupakan hal yang sangat penting. Mengingat, hampir dua tahun semenjak Pandemi Covid-19, generasi bangsa kehilangan momentum tersebut.

Namun di sisi lain, Sigit menyatakan, guna mewujudkan pembelajaran secara tatap muka langsung, harus ada jaminan kesehatan dan imunitas terhadap anak dari bahaya paparan virus corona. Salah satunya adalah dengan memberikan suntikan vaksin.

Penguatan imunitas terhadap anak, kata Sigit juga akan memberikan jaminan kesehatan kepada orang tua dan orang-orang yang ada di dalam lingkungan keluarganya. Sehingga, tidak perlu ada rasa khawatir munculnya klaster keluarga ketika PTM 100 persen diberlakukan.

Jenderal Sigit mengingatkan anak-anak segera melaksanakan belajar tatap muka. Namun di sisi lain, dia mengingatkan harua harus yakin anak-anak sudah dibekali vaksinasi atau imunisasi sehingga memiliki imunitas dan kekebalan.

Hal itu penting agar saat melaksanakan aktivitas aman tidak menjadi carrier karena saat kembali biasanya bertemu orang tua, nenek atau kakek. “Posisi rentan apabila tidak diberikan imunisasi atau vaksinasi," ujar Sigit.(fri/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler