jpnn.com - JAKARTA - Praktsi pendidikan Asep Sapa'at mengatakan bahwa perilaku menyimpang remaja seperti aksi pembuatan video mesum oleh pelajar salah satu SMP di Jakarta, tak bisa lepas dari peran guru dan model belajar yang diterapkan dalam mendidik. Karenanya guru harus berbenah agar hal serupa tak terulang lagi.
Menurut Asep Sapa'at, tidak ada model belajar yang bisa membantu siswa berperilaku lebih beradab, kecuali hanya faktor guru yang bisa memerankan diri jadi pendidik. Sebab, kata-kata dan perilaku guru bisa didengarkan dan diikuti anak-anak.
BACA JUGA: Siswa Mogok Belajar, Disdik Harus Turun Tangan
Namun saat ini jiwa guru sebagai pendidik semakin memudar. "Sistem pendidikan yang berorientasi pada kecerdasan koognitif semata dan semakin memudarnya jiwa 'pendidik' dalam diri guru menjadi faktor penyebab rapuhnya remaja masa kini," kata Asep menjawab JPNN, Senin (28/10).
Lantas apa yang harus dilakukan agar guru kembali menjadi 'pendidik' dan sistem pendidikan seperti apa yang harus diterapkan ke depan? Menurut Asep, yang perlu dibenahi adalah tata kelola guru.
BACA JUGA: Unas 2014 Sedot Rp 600 Miliar
"Good Teacher Governance, Tata Kelola Guru. Proses rekrutmen mesti bisa mengidentifikasi passion, skill, dan kecerdasan guru. Proses ini mesti dilakukan secara ketat, selektif, dan tak berbau KKN," ujar Direktur Sekolah Guru Indonesia (SGI) itu.
Kemudian, lanjut Asep, proses peningkatan kapasitas guru harus dilakukan secara berkesinambungan. Hal itu haraus diikuti optimalisasi fungsi dan peran kepala sekolah serta pengawas untuk melakukan monitoring dan supervisi pembelajaran guru di kelas.
BACA JUGA: Kemenag Lelet Bagi Bantuan Siswa Miskin
"Lalu adanya penilaian berbasis kinerja. Reward dan punishment terhadap performa guru dilakukan secara fair dan objektif," jelasnya.
Dijelaskannya, penilaian kinerja guru tak bisa hanya melihat aspek kompetensi mengajar saja, tapi juga mengedepankan penilaian terhadap attitude dan integritas. Bahkan, sekali terbukti guru memiliki cacat moral, harus langsung di-black list.
"Prinsipnya, guru yang baik hanya dan hanya akan lahir dari kebijakan visioner, merancang sistem pembinaan guru dari hulu (rekrutmen) sampai hilir (evaluasi dan pemberdayaan guru purna bakti)," tuntasnya.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh Dukung Ide Pemasangan CCTV di Sekolah
Redaktur : Tim Redaksi