Pelajar STM Bikin Rusuh Saat Demo RUU Ciptaker, Begini Respons KPAI

Sabtu, 10 Oktober 2020 – 23:05 WIB
Ratusan pelajar diamankan di Halaman Polres Jakarta Utara, Kamis (8/10/2020) malam. Foto: ANTARA/HO/JJU

jpnn.com, JAKARTA - Aksi unjuk rasa menolak RUU Omnibus Law-Cipta Kerja pada Kamis (8/10) berujung rusuh.

Sebanyak 23 aparat kepolisian menjadi korban amukan massa.

BACA JUGA: Ribuan Orang Diamankan Demo Rusuh RUU Cipta Kerja, Anak STM Banyak Banget

Selain itu, fasilitas publik dan fasilitas kepolisian menjadi imbas pembakaran dan perusakan yang diduga kelompok anarko.

Dalam aksi itu, 1.192 orang diamankan polisi. Mirisnya, didominasi kaum pelajar seperti STM.

BACA JUGA: Mereka Bawa Senjata Tajam, Menyusup ke Pedemo, Nih Penampakannya

Mereka datang ke Jakarta karena ditunggangi. Bahkan, tidak mengetahui tentang Omnibus Law Cipta Kerja, remaja tersebut tetap datang dan sengaja melakukan kerusuhan.

Bagaiman tidak, mereka dibayar, disiapkan tiket kereta api, dan mendapatkan uang makan dari orang yang menunggangi mereka.

BACA JUGA: Irjen M Fadil Sangat Sayang dengan Surabaya dan Jatim, Tak Terima Daerah Itu Dirusak, Ada Akibatnya

Polda Metro Jaya masih menyelidiki kelompok-kelompok yang sengaja datang untuk membuat kerusuhan dalam aksi demo menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja.

"Iya jadi gini, ini ada kelompok-kelompok yang melakukan vandalisme, membakar pospol, bakar fasum. Ini yang sementara masih dilakukan penyelidikan oleh tim Polda Metro Jaya," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Sabtu (10/10).

Mantan Kapolres Tanjungpinang itu mengaku saat ini pihaknya tengah mengumpulkan barang bukti berupa CCTV, video-video pendek yang beredar di media sosial dan juga saksi di lapangan.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto turut angkat bicara.

Susanto mengatakan, demonstrasi rentan terjadi hal-hal yang tidak terprediksi. Sehingga, menurutnya, anak sebaiknya menyampaikan aspirasi melalui mekanisme yang tepat.

"Kami mengimbau kepada anak Indonesia agar menyampaikan pendapat dan aspirasinya melalui saluran yang tepat, aman dan tidak menimbulkan resiko bagi keselamatan anak," ungkap Susanto melalui pesan WhatsApp kepada jpnn.com, Sabtu (10/10) malam.

Dia berharap, dalam situasi pandmei Covid-19 saat ini kepatuhan kepada protokol kesehatan menjadi prioritas.

"Kami berharap semua pihak menahan diri dan tidak melakukan hal-hal di luar koridor," pungkasnya. (mcr3/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler