Suyatno menuturkan awalnya yang terseret arus yakni Pian dan Lina, namun saat ia mencoba menolong keduanya, dalam waktu bersamaan Dewi ikut terseret ke tengah laut. “Kejadiannya sangat cepat sekali. Saya hanya bisa memegang Lina. Itu pun saya ikut tenggelam karena dihantam ombak terus. Sementara Dewi keseret ke tengah dan langsung tenggelam,” ungkapnya kepada Radar Tasikmalaya (Grup JPNN).
Ia mencoba berteriak minta tolong, namun tidak ada yang berani menolong korban. “Saya saja ditolong lagi sama teman saya, padahal saat itu sudah banyak yang berenang saya teriak-teriak gak ada yang nolong. Baru setelah Dewi menghilang ada perahu pesiar dan petugas yang nolong,” ungkapnya.
Suyatno menuturkan Dewi adalah tetangganya. “Kami warga satu desa. Memang sudah biasa kami liburan ke Pangandaran kalau lagi ramai,” tuturnya.
Diceritakannya, ia berangkat ke Pangandaran bersama 36 teman-teman satu Desa --yang merupakan anggota Karang Taruna. Mereka berangkat dari Cirebon pukul 20.00, Rabu (22/8) dan tiba di Pangandaran sekitar pukul 04.00 (Kamis, 23/8). “Kami semua istirahat dulu di mobil baru sekitar jam enam, kami berempat berenang, belum lama langsung kejadian,” katanya.
Ketua Balawista Dodo Taryana mengatakan korban tenggelam di luar jam bekerja Balawista sehingga saat terjadi kecelakaan tersebut tidak terpantau petugas. “Menurut saksi mata di lokasi, mereka berenang sekitar jam 05.00 pagi ada saat itu petugas kami belum datang,” tuturnya.
Dodo mengatakan pagi hari sebelum jam berenang yang diperbolehkan yakni pukul 06.00 sampai pukul 17.00 memang diakui sering terjadi kecelakaan laut. Hal ini karena banyak wisatawan yang nekat berenang. “Dari dulu memang kejadian yang sering makan korban pada saat pagi hari sebelum berenang. Kalau sedang musim liburan, banyak wisatawan yang berenang di waktu subuh,” ungkapnya.
Dodo pernah mengusulkan kepada sejumlah intsansi terkait terutama Satpol air dan TNI AL untuk melakukan pengawasan pada saat petugas Balawista istirahat sore hari hingga menjelang pagi.
Kasat Pol Air Polres Ciamis AKP Firman Alamsyah mengatakan setelah dilakukan visum korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga. Kasat mengimbau agar wisatawan tidak berenang di luar jam waktu yang diperbolehkan. “Kejadian ini harus menjadi perhatian. Jangan berenang di tempat berbahaya dan di luar waktu jam berenang,” tuturnya.
Mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya berjanji akan meningkatkan patroli rutin terutama menjelang pagi hari. “Nanti kita siapkan lampu-lampu sorot untuk memonitor wisatawan yang beraktivitas saat kondisi pantai masih gelap,” tuturnya. (nay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Carry vs Bus Kurnia, 2 Meninggal 3 Luka
Redaktur : Tim Redaksi