Pelaku Ekonomi Kreatif Optimistis Bisa Bangkit dari Pandemi 

Selasa, 15 Desember 2020 – 22:37 WIB
Ilustrasi UMKM di Indonesia. Foto: ANTARA/Feri Purnama)

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Prabu Revolusi menyebutkan, pihaknya terus berupaya membuat industri di bawah naungan Kemenparekraf bisa bertahan melewati pandemi. 

Dari situ, Kemenparekraf membuat kampanye, pelatihan, dan membuka akses antara pelaku ekonomi kreatif dengan Over-The-Top (OTT).

BACA JUGA: Mengawal UU UMKM, Abdul Hakim DPD RI: Ini Amanat Konstitusi

Bahkan, kata Prabu, Kemenparekraf memberikan stimulus ekonomi seperti bantuan hibah pariwisata.

“Perhatian Kemenparekraf saat ini adalah memastikan semua pelaku industri memahami protokol kesehatan," ujar Prabu pada acara Dialog Produktif bertema ‘Industri Kreatif Melawan Hantaman Pandemi’ yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Selasa (15/12). 

BACA JUGA: Kemenparekraf Kenalkan Konsep Homestay dan Desa Wisata di Pacitan

Menurut dia, vaksin COVID-19 saat ini sudah tersedia dan bakal segera diakses masyarakat.

Hal itu akan memberikan sisi positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. 

BACA JUGA: Perluas Akses Pengiriman Cepat dan Andal Bagi UMKM, Lion Parcel Turunkan Harga

"Efeknya bisa berdampak kepada hotel yang bisa kembali beroperasi, restaurant kembali hidup, bioskop juga kembali buka, dan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) juga bisa kembali dijalankan," ujar dia.

Sementara itu, sutradara Bumi Manusia Hanung Bramantyo menyadari sulitnya pelaku ekonomi kreatif berkegiatan selama pandemi COVID-19.

Pasalnya, kegiatan di luar ruangan banyak dibatasi sejak pandemi.

“Pada saat pandemi semua berhenti total, ada tiga proyek film saya sebenarnya di tahun ini, yang sudah gala premier tidak jadi tayang di bioskop sampai saat ini, yang sudah tayang langsung diturunkan karena tidak ada penonton, sedangkan yang sedang proses pengambilan gambar, harus berhenti," ujar dia dalam diskusi yang sama dengan Prabu.

Seperti Hanung, hal yang sama juga dirasakan sutradara Labuan Hati Lola Amaria.

Menurut dia, aktivitas pembuatan film terhenti sejak pandemi COVID-19.

"Pekerja film seperti saya dan teman-teman sejak Maret memang tidak boleh melakukan aktivitas pembuatan film," ungkap Lola dalam diskusi yang sama dengan Prabu.

"Baru saat mulai memasuki masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi, pekerja film mulai berproduksi dalam protokol yang sangat ketat."

Lola pun berharap, vaksinasi COVID-19 bisa menjadi satu di antara jawaban bagi pelaku ekonomi kreatif bisa kembali berkegiatan.

“Mudah-mudahan vaksin cepat terdistribusi dengan baik dan semua sektor sudah bisa kembali seperti semula sebelum pandemi," beber Lola. (ast/jpnn)


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler