Pelaku Penembakan Mengaku Nabi, Berikut Isi Surat Lengkap untuk Ketum MUI

Selasa, 02 Mei 2023 – 19:17 WIB
Waketum MUI Anwar Abbas mengatakan pelaku penembakan sudah dua kali datang ke MUI untuk bertemu Ketua MUI KH Miftachul Akhyar. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI Anwar Abbas mengatakan pelaku penembakan sudah dua kali datang ke MUI untuk bertemu Ketua MUI KH Miftachul Akhyar.

Dia menyebutkan hal itu disampaikan oleh petugas MUI kepada dirinya.

BACA JUGA: Pernyataan PP Muhammadiyah soal Peristiwa Penembakan di Kantor MUI

"Dalam cerita yang disampaikan kepala kantor, itu orang sudah dua kali datang ke MUI ingin ketemu sama Ketua MUI," kata Anwar Abbas saat dihubungi, Selasa (2/5).

Anwar menuturkan pelaku datang dan mendakwahkan diri sebagai nabi dan kedua kalinya pelaku datang ke kantor MUI.

BACA JUGA: Penembakan di MUI, Din Syamsudin Bicara Soal Islamofobia dan Fenomena Jelang Pilpres

"Dia mendakwahkan diri sebagai nabi, dia ingin ketemu sama pimpinan. Nah, hari ini dia datang lagi," tuturnya.

Berdasarkan dokumen yang diterima JPNN.com, terdapat surat yang ditujukan kepada Ketua Umum MUI yang ditandatangani atas nama Mustopa NR.(mcr8/jpnn)

Berikut isi lengkap surat itu:

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan Hormat

Bapak Ketua MUI 

saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan ummatnya biar keinginan tuhan terwujud dan Rasul/Nabi Muhammad Saw merasa senang melihat ummatnya bersatu seandainya nabi bisa menampakkan wujudnya nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya bapak mau mempersatukan dua Kita semua bukan Saya!

Jadi kalo bapak menolak saya berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan ummatnya yaitu kita semua maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul, Bapak kan tahu Rasul sangat saying kepada Ummatnya bapak ketua.

Mengena pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah 4 kali diproses dilampung, saya tidak dikatakan mengada-ada/ merekayasa atau bohong, lebih jelasnya Bapak cek lagi menurut hukum Agama Qur'an dan Hadist, bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak, bapak ketua seandainya rasul datang sepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya pasti saya tolak saya tidak sanggup. 

Di 2003 saya sadar saya adalah orang yang diutus kalo saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya tuhan mengutus wakil nabi bisa lebih dan satu saya tidak kerja nanti tuhan mengutus lagi sedangkan saya diancam oleh firman tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja saya yakin dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya, tidak akan terjadi bersatu leher saya bisa dipenggal.

Kalu pendapat saya salah jadi tolong pak jangan sembunyikan kemampuan saya, ummat sangat membutuhkannya.

Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban bapak secara langsung kalo bapak mengindahkan harapan saya berarti bapak mengindahkan harapan Rasul/ Nabi Muhammad Saw, sekali lagu saya mohon kepada Bapak jangan kecewakan Rasul mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Kenny Kurnia Putra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler