JAKARTA - Sepandai-pandai tupai melompat, pasti akan jatuh juga. Bunyi pepatah tersebut sepertinya tepat untuk menggambarkan aksi kawanan perampok bersenjata mainan "soft gun" sejenis FN yang mengincar sejumlah mini market di DKI Jakarta sejak 2011 lalu.
Sebab, setelah hampir puluhan mini market di rampok kawanan yang didominasi pasangan kekasih tersebut di tangkap aparat gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat, Senin (16/1)
Informasi yang dihimpun INDOPOS (grup JPNN), penangkapan pelaku dalam perkara pencurian dengan kekerasan tersebut, berawal saat petugas menangkap PAT alias P yang disinyalir terlibat dalam aksi perampokan Mini Market di Kampong Ambon, Jakarta Barat.
Dalam penangkapan tersebut, petugas mengamakan satu unit sepeda motor Suzuki smash warna silver tanpa plat yang diduga digunakan dalam melakukan aksinya. "Saat penangkapan PAT, kita menyita satu pucuk Soft Gun sejenis FN warna hitam silver, bergangan warna cokelat yang digunakan dalam aksinya," ujar Kapolsek Metro Jakarta Pusat Kombespol Abgesta Romano Yoyol saat jumpa pers di Polda Metro Jaya kemarin (17/1).
Saat ditangkap pria kalem yang tercatat tinggal di jalan berlian Kampung Ambon, Jakarta Barat tersebut mengaku melakukan aksi pencurian bersama kekasihnya, MA alia L yang dipacarinya selama 9 bulan.
Saat itu juga sekitar pukul 12.30 WIb, petugas mengamankan MA alis L. Perempuan berambut panjang dan terlihat modis tersebut ditangkap di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat . "Awalnya L menampis kenal dengan PAT. Namun, dari bukti SMS dan nomor telephone yang di miliki PAT akhirnya dia tidak berkutik," katanya.
Dari penangkapan dua pasangan kekasih tersebut, petugas menemukan nama baru yang terlibat dalam kegiatan tersebut. Yakni TA alias T, Warga Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Ta ditangkap rumahnya satu jam setelah penangkapan MA alia L. "Saat penangkapan. TA tidak bisa berkutik, sebab kedua temanya sudah kita amankan," katanya.
Dalam melakukan aksinya, ketiga kawanan tersebut mengaku tidak hanya bertiga ada dua pasangan kekasih yang juga terlibat, yakni RAP alis R, yang sehari-hari bekerja sebagai koordinator salah satu event orgainizer. "Setelah kita coba pancing untuk bertemu dengan kawan-kawannya, RAP kita tangkap di pintu masuk Plaza Indonesia Jakarta Pusat di hari yang sama," jelasnya.
Sayangnya, sampai saat ini, kekasih dari RAP, IA masih diburu petugas, ia menghilangkan jejak setelah teman-temanya ditangkap aparat gabungan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat. "Sampai saat ini masih ada satu wanita lagi yang jadi DPO kita," tuturnya.
Lebih lanjut dikatakan Yoyol, modus yang dilakukan pelaku perampokan dengan menggunakan senjata mainan tersebut memang cukup sederhana. Mereka tidak pernah merencanakan dengan matang aksi tersebut, mereka hanya memilih mini market mana sepi dan tidak memiliki Circuit Closed Television (CCTV). "Kedua perempuan tersebut digunakan sebagai alibi untuk mengalihkan perhatian, dan memeriksa kondisi keamananan mini market," katanya.
Setelah diperiksa dan mini market yang menjadi sasaran tidak memasang CCTV, perempuan tersebut langsung keluar dan memberikan kode kepada teman-temanya yang sudah menunggu di luar. "Perempuan ini masuk dulu, setelah dilihat sepi dan tidak ada pengaman dia memberikan kode ke teman-temannya," jelasnya.
Ironinya, keempat pelaku tersebut memiliki pekerjaan yang berbeda-beda, mulai dari kantoran hingga koordinator salah satu event orgainizer. "Aalannya memang nggak masuk akal, mereka mengaku kehabisan duit, setelah pertama kali melakukan perampokan dan berhasil. Mereka merasa ketagihan dan terus melakukan hal yang sama di sejumlah mini market sejenis," jelasnya.
Sejauh ini, lanjut Yoyo baru sembilan mini market yang diingat. Sisanya mereka tidak tahu mini market mana saja yang telah di rampok. Meski demikian, sedikitnya 30 juta lebih mereka kantongi selama aksinya itu. "Tetapi dari penangkapan ke empat tersangka kita aman uang Rp 16,8 juta," paparnya.
Sementara itu kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombespol Rikwanto menambahkan dalam melakukan aksinya mereka memilih mini market yang memang pengamanya tidak maksimal. Seperti tidak menggunakan CCTV dan petugas kemanan, semisal satpam. "Dari rentetan perampokan yang mereka lakukan, hampir sebagian besar tidak ada CCTV," tuturnya
Saat tidak ada lagi kerumunan pembeli mereka langsung melakukan aksinya , sedangkan kawananya lainnya telah menunggu di luar dengan menggunakan kendaraan roda dua. "Setelah beraksi mereka langsung kabur," pungkasnya. (ash)
Data mini market yang menjadi korban perampokan bersenpi.
1. Alfa Exxpress, Jalan Bendungan Jago kelurahan Utan Panjang, Keccamatan Kemayoran Jakarta pusat. Kerugian Rp 1.215.000
2. Circle K, Jalan Kebon Kacang IX Kelurahan Kebon Kacang, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Kerugian : 1.348.800
3. PT.Indomart, Jalan Paseban Raya Kelurahan Senin, Kecamatan Senin, Jakarta Pusat. Kerugian: Rp 800.000
4. Circle K, Jalan Rawamangun Kelurahan Rawa Sari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kerugian : Rp 3.000.000
5. Circle K, Jalan Menteng, kelurahan Menteng, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Kerugian : Rp 700.000
6. Circle K, Petamburan, Kelurahan Petamburan, Kecamatan Petamburan, Jakarta Pusat. Kerugian : Rp 750.000
7. Circle K Kelapa Gading. Kelurahan Kelepa gading, Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kerugian: Rp 300.000
8. Circle K Kemang Selatan, Kelurahan Kemang, Kecamatan Kemang, Jakarta Selatan. Kerugian : Rp 1.000.000
9. Circle K Kayu Jati, Kelurahan Kampung Ambon, kecamatan Kampung Ambon, Jakarta Barat
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual, Notaris Ancam Tuntut Balik
Redaktur : Tim Redaksi