Pelaku Sodomi-Pembunuh Bocah di Bogor Diringkus Polisi

Selasa, 10 September 2019 – 08:40 WIB
Pelaku sodomi dan pembunuh bocah di Bogor akhirnya ditangkap. Foto: Radar Bogor

jpnn.com, BOGOR - J (35), pelaku kekerasan seksual dan pembunuhan terhadap anak di bawah umur berinisial MM (11) akhirnya diringkus petugas Polsek Babakanmadang.

MM tewas setelah sebelumnya disodomi pelaku di Kampung Cijayanti, Kecamatan Babakanmadang, Bogor, Jawa Barat pada 3 Agustus 2019.

BACA JUGA: Bocah Dibikin Teler, Disodomi di Kamar Mandi Warnet

Kapolres Bogor AKBP Andi M. Dicky mengatakan, peristiwa itu terjadi saat korban akan mengikuti istigasah di Desa Cijayanti, pukul 20.00.

Namun di pertengahan jalan, korban bertemu pelaku. Saat itu pelaku mengajak pergi korban dengan alasan sudah terlambat ke lokasi acara. Tanpa curiga, korban menuruti ajakan pelaku.

BACA JUGA: Bocah Perempuan Diduga Dibunuh, Mayat Ditimbun Lumpur

Saat itu korban dibawa pelaku ke persawahan. Di lokasi itulah pelaku melakukan aksi bejatnya. Sebelum disodomi, pelaku sempat memperlihatkan film porno kepada korban.

“Korban sempat adu mulut dengan pelaku dan mengancam akan melaporkan aksinya itu,” ujar Andi di Mapolres Bogor, Senin (9/9).

BACA JUGA: Terungkap, Ini Motif Pembunuhan Deni hingga Mayatnya Dimasukkan dalam Karung

Mendapat ancaman, pelaku panik dan terjadilah aksi pembunuhan tersebut. “Pelaku juga menggigit tangan dan kaki korban dan menjerat lehernya dengan sarung. Seketika korban meninggal,” imbuhnya.

Sementara, jasad korban ditemukan keesokan harinya sekitar pukul 06.00 di area persawahan samping rumah warga. ”Saksi mau mengambil air bersama anaknya. Kemudian melihat jasad korban,” kata Andi.

Namun, pihak keluarga tidak melaporkan dugaan kematian MM dan langsung memakamkannya. Bhabinkamtibmas Desa Cijayanti Aiptu Ismoyo kemudian mendapat informasi dari warga bahwa ada seorang anak yang meninggal secara tidak wajar namun telah dimakankan, pada Senin (5/9).

Atas laporan itu, unit Reskrim Babakanmadang melakukan olah TKP dan mencari saksi dari warga sekitar. “Awalnya keluarga tidak mau jasad korban diautopsi. Tapi berselang lima hari, keluarga akhirnya mau jasad anaknya diautopsi sekaligus melaporkan kasus ini,” terang dia. (dkw/rb)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler