Fahri: Pelaku Teror dan Bom Bunuh Diri Bukan Orang Islam!

Selasa, 15 Mei 2018 – 14:29 WIB
Densus 88 mengamankan 4 terduga teroris di rumah kontrakan mdi dusun Jedong , Desa Urang Agung Sidoarjo, Senin (14/5). Foto: Boy Slamet/Jawa Pos

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah menilai pelaku teror bom tidak paham agama, bahkan mereka tidak memiliki ulama.

Jangankan syariat dalam perang, kata Fahri, syariat dalam hidup yang damai saja mereka tidak paham.

BACA JUGA: Peresmian Kedutaan AS di Yerusalem Kian Suburkan Terorisme

“Mereka bukan orang Islam, mereka robot yang diprogram untuk misi merusak nama agama Islam secara simbolik,” tegas Fahri, Selasa (15/5), menyikapi maraknya aksi teror akhir-akhir ini.

Betulkah mereka robot?

BACA JUGA: Ketua DPR: RUU Antiterorisme Segera Disahkan Bulan Ini

Saya ingin menceritakan robot lain: “Suatu hari George Bush Jr, menyerang Iraq dan membunuh Saddam Husen serta membuat perang sipil dan pengungsian yang mengorbankan jutaan jiwa dengan alasan fiktif: senjata pemusnah massal.”.

Mereka, lanjut Fahri, menganggap diri membela agama, tapi tidak punya maroji’ (rujukan), tidak bermazhab, tidak paham bahasa Arab. Bukan itu saja, pelaku teror bom, orang yang tidak punya organisasi, sosial atau politik, juga tidak pernah haji atau umroh.

BACA JUGA: Ketua DPR Terharu dengan Semangat Bripka Iwan Sarjana

“Mereka, setelah meninggal biasanya baru terungkap hidupnya tertutup, jarang bergaul, jika perempuan bercadar, dikenal sebagai orang biasa saja, dan lain-lain identitas yang intinya adalah bahwa ia “punya dunia sendiri” yang tidak pernah tidak terlacak,” tulis Fahri.

Mereka (pelaku teror), tambah Fahri, tidak mengerti Islam, karena menyerang rumah ibadah, membunuh ibu dan anak-anak. Padahal, semua yang dilakukan mereka itu jelas-jelas dilarang dalam perang dan damai.

“Memang mudah menumbuhkan jenggot, nggak usah dicukur, memakai celana cingkrang, atau perempuan mereka bercadar dll, untuk mengelabui manusia, tapi Allah maha tahu. Tetapi mereka tidak mengerti Islam,” sebut Fahri.

Dan, jika mereka mengerti apa yang dilarang agama, tambahnya, tidak mungkin mereka menyerang rumah ibadah, membunuh ibu dan anak-anak.

“Sebab jika memang mereka ingin mati sebagai syuhada, mengapa menyerang tempat yang diharamkan agama? Mengapa tak menunggu mati di bulan suci?” kata politisi asal Nusa Tenggara Barat itu.

Diakhir pernyataanya, Fahri menyampaikan ucapan duka yang mendalam atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di Surabaya tersebut. Dan, meminta kepada aparat untuk bertindak tegas dengan menumpas habis sel-sel teroris di Indonesia.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Logikanya, Tingkat Keamanan di Mako Brimob Cukup Tinggi


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
DPR  

Terpopuler