Pelaku UMKM Terbantu Berkat Program Pemberdayaan Women Ecosystem Catalyst Sampoerna

Jumat, 14 Juni 2024 – 16:37 WIB
Para pelaku UMKM kalangan perempuan dalam Awarding Night Women Ecosystem Catalyst (WEC). Foto: dok. HM.Sampoerna

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak empat peserta telah terpilih menjadi finalis di acara Final Day and Awarding Night Women Ecosystem Catalyst (WEC) di Openaire Resto Semarang, Kamis, 6 Juni 2024 malam.

Para finalis tersebut terpilih dari 20 peserta Top WEC yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Sampoerna dan INOTEK Luncurkan Program UMKM untuk Indonesia 2024

Di antaranya Sumatera Utara, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, hingga Kalimantan Tengah.

WEC merupakan program pelatihan kewirausahaan yang digagas PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui Payung Program Keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia (SUI) bersama Perkumpulan Imajinasi Penaja Mula dan Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah. Program ini telah berlangsung sejak Januari 2024.

BACA JUGA: Pemda Jateng Puji Keberhasilan Program Women Ecosystem Catalyst, Pelaku UMKM Sangat Terbantu

Keempat finalis itu adalah, Nur Khalifah (Bale Kopi Gucialit) asal Lumajang, Jawa Timur;Dheaneira (PT. Salaku) dari Bekasi, Jawa Barat; Qhansa (PT. Wesclic Indonesia Neotech) asalYogyakarta, dan Ulul Hijri (Brand Fashion) dari Mojokerto. 

Para finalis mengaku puas dengan pelatihan kewirausahaan tersebut. Menurutnya, banyak ilmu yang bisa diterapkan untuk membantu usaha mereka agar lebih maksimal.

BACA JUGA: Bos Sampoerna Pastikan Kerangka Kerja & Bisnis Sesuai ESG

"Saya sangat terbantu. Saya mendapatkan pelatihan langsung dari orang-orang yang ahli," jelas Ulul Hijri, Kamis.

Selain soal kewirausahaan, dia juga mendapat pelatihan publik speaking dari para mentor.

Pelatihan tersebut membuatnya lebih mahir untuk mempresentasikan produk kepada para konsumen.

"Ada juga financial advisor yang mengajarkan bagaimana menaikkan laba, membuat produkyang sesuai, serta menjualnya secara maksimal," ucap perempuan asal Mojokerto tersebut.

Hal yang sama juga dikatakan Qhansa, perempuan wirausaha di bidang piranti lunak asal Yogyakarta. Dalam pelatihan tersebut, dia diajarkan soal mitigasi bisnis.

"Agar market kita ke depan itu benar-benar menghasilkan demand yang tinggi," paparnya.

Dia berharap, pelatihan tersebut dilakukan lebih intensif kepada para pengusaha. Ilmu yang diajarkan oleh para mentor perlu diajarkan ke wirausaha muda lebih banyak lagi.

"Ini manfaatnya banyak sekali. Harapannya nanti lebih luas dan sering lagi pelatihannya," imbuh Qhansa.

Wirausahawan asal Bekasi, Dheaneira juga mengatakan hal yang sama. PT Salaku yang diakembangkan banyak terbantu dengan pelatihan para mentor di Program WEC.

"Sangat membantu dan luar biasa karena dapat memberikan pelatihan terkait usaha saya," katanya.

 Dia mengaku kepercayaan dirinya meningkatkan setelah mengikuti Program WEC. Banyak hal yang dapat diimplementasikan setelah mengikuti pelatihan tersebut.

"Kepercayaan diri saya juga lebih bagus dan lebih percaya diri saja," imbuhnya.

Finalis terakhir adalah pengusaha Bale Kopi Gucialit, Nur Khalifah asal Lumajang.

Dia mengaku bersyukur dapat dipertemukan dengan mentor berkualitas di Program WEC. 

"Kami dimentori selama satu bulan lebih oleh mentor yang kompeten di bidangnya kami," pungkasnya. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler