Pelangi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Jumat, 25 Juni 2021 – 16:31 WIB
Ilustrasi, Allianz Arena. Foto: diambil dari Marca

jpnn.com - Pelangi-pelangi alangkah indahmu
Merah kuning hijau di langit yang biru
Pelukismu agung siapa gerangan
Pelangi-pelangi ciptaan Tuhan

Siapa yang tidak hafal lagu itu?

BACA JUGA: Larang Penggunaan Warna Pelangi Simbol LGBT, PM Hungaria Akhirnya Batal Nonton Euro 2020

Nyaris semua manusia Indonesia hafal syair lagu itu, karena lagu itu seperti menjadi lagu wajib di Taman Kanak-Kanak dari dulu sampai sekarang.

Pelangi adalah fenomena alam yang muncul akibat refleksi sinar matahari ke horizon langit yang terang setelah hujan.

BACA JUGA: Tegas, Laksamana Yudo akan Beri Sanksi Bagi Prajurit TNI AL yang Terlibat LGBT

Kombinasi warnanya yang warna-warni seolah lukisan yang indah di langit. Pelangi menjadi lambang keindahan dan keagungan.

Namun, sekarang pelangi bukan menjadi lambang keindahan dan keagungan.

BACA JUGA: Para Waria ini Merasa Damai Membaca Alquran di Madrasah Khusus Kaum LGBT

Warna pelangi malah menjadi sumber kontroversi yang paling diperdebatkan di seluruh dunia, karena pelangi sekarang dipakai sebagai simbol gerakan kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).

Di gelaran Euro 2020 ini lambang pelangi juga menjadi kontroversi karena kiper dan kapten timnas Jerman Manuel Neuer selama pertandingan memakai ban kapten dengan warna-warni pelangi di lengannya.

UEFA sebagai otoritas tertinggi sepak bola Eropa menganggap tindakan ini bermotivasi politik dan akan memanggil Neuer untuk diminta pertanggungjawaban. Namun, ternyata UEFA mundur teratur dan membatalkan rencana mengadili Neuer.

Bundesliga, otoritas sepak bola Jerman malah menantang balik UEFA. Dalam pertandingan terakhir melawan Hungaria, timnas Jerman minta izin supaya cahaya di Stadion Allianz Arena yang dipakai sebagai venue pertandingan diubah menjadi warna pelangi sebagai dukungan terhadap LGBT.

UEFA menolak permintaan itu.

Jerman berniat menyindir Hungaria yang baru saja mengesahkan undang-undang yang melarang praktik LGBT. Perdana Menteri Hungaria, Victor Orban, dikenal sebagai politisi populis garis kanan yang anti-LGBT. 

Manuel Neuer sudah lama menjadi pendukung gerakan LGBT. Ia menyatakan keinginannya agar para pesepak bola yang homoseksual tak usah malu untuk mengumumkan orientasi seks mereka, yang selama ini mereka pendam.

Permintaan Neuer seperti itu jarang terjadi di dunia sepak bola. Sebab homoseksual di lapangan hijau merupakan hal yang tabu.

Beberapa pemain yang enggan disebutkan namanya sempat mengakui kepada pers bahwa mereka masih sulit menerima kenyataan bahwa mereka adalah seorang gay.

Dalam sebuah pernyataan, Neuer mengatakan bahwa sudah saatnya pemain gay mengaku dan para suporter juga harus memakluminya.

Menurut Neuer, suporter tidak akan mempedulikan seksualitas pemain, fan hanya memperhatikan performa mereka di lapangan.

Namun, rekan Neuer di timnas Inggris, Tony Kroos beda pendapat.

Ia melihat sikap antigay atau homofobia dalam sepak bola masih sangat kental. Karena itu dia meminta kepada pesepak bola yang gay tidak mengaku terlebih dulu.

Bagi Kroos, seharusnya memang semua orang termasuk pesepak bola diberi kebebasan dalam memilih orientasi seksual.

Toh di berbagai bidang sekarang, semuanya sudah terbuka.

Namun, Kroos khawatir nantinya pemain yang terbuka akan orientasi seksualnya malah akan mendapat hinaan. Karena dia melihat iklim sepak bola sekarang belum mendukung itu.

Dalam praktiknya, pesepak bola yang gay kerap mendapat pelecehan bahkan diputus kontraknya oleh klub mereka. Karena itu tidak ada yang secara terbuka mengakui orientasi seksnya. Meski demikian, sudah ada beberapa pemain yang mengaku secara terbuka sebagai gay.

Yang paling menghebohkan adalah Justin Fashanu. Ia menjadi pesepak bola pertama yang berani menyatakan orientasi seksualnya sebagai seorang gay pada tahun 1994.

Namun, setelah kerap mengalami pelecehan dan ketidaksiapan mentalnya menerima fakta, kariernya harus anjlok. Akhirnya ia tewas bunuh diri delapan tahun kemudian pada usia 37 tahun.

Pesepak bola gay lainnya adalah Thomas Hitzlsperger. Pemain berdarah Jerman yang menghabiskan kariernya sebagai salah satu pemain bola profesional di klub Inggris ini punya bakat luar biasa.

Memang popularitasnya tidak seperti para pemain Jerman lainnya. Namun, pengakuan mengejutkannya sebelum memutuskan untuk gantung sepatu sebagai seorang gay membuatnya terkenal. Ia bermain di tiga klub Inggris West Ham United, Everton dan Aston Villa.

Marcus Urban, pemain Jerman Timur ini merupakan salah satu talenta sepak bola yang paling bersinar di era 80 sampai 90-an. Pelatihnya sempat memprediksi dirinya dapat dengan mudah memenangi Piala Dunia.

Namun, keputusannya untuk mempublikasikan dirinya sebagai gay ke hadapan publik menuai kritik tajam dan membuat popularitasnya menurun drastis. Hal ini yang mendorong dirinya untuk segera gantung sepatu.

Jonathan De Falco, pesepak bola Belgia, hanya memiliki umur pendek dalam kariernya. Pengakuannya sebagai gay memaksanya bermain pada level pertandingan liga kelas rendah yang tidak bisa membuatnya bersinar.

Sebagai alternatif penghasilannya dirinya bekerja sebagai penari go-go sebelum akhirnya menjadi bintang porno gay. Kehidupan gandanya ini yang mengantarkannya keluar dari dunia sepak bola pada 2011.

Thomas Berling. Bek asal Norwegia ini sempat dikabarkan menghilang tanpa alasan yang jelas pada 2000 setelah lama bermain pada liga tertinggi di negaranya. Setelah itu muncul kembali dengan pengakuan bahwa dirinya adalah seorang homoseksual.

Dia lalu mengundurkan diri dari sepak bola setelah dibombardir kritikan yang meluas dari para homopobia.

Anton Hysen, pemain bola kelahiran Inggris yang kini berkarier di liga Swedia ini adalah putra bungsu pemain Liverpool Glenn Hysen.

Dia memiliki wajah yang tampan dan menjadi pujaan fan wanita. Namun, saat bermain untuk Myrtle Beach FC, kompetisi level empat di Amerika Serikat, ia memutuskan harapan para wanita cantik dengan pernyataannya sebagai seorang gay.

Meski demikian, dirinya tidak mau berhenti dan terus bermain.

David Testo yang juga bermain di Amerika membuat pengakuan sebagai gay pada 2011, dan hal itu telah membunuh kariernya. Kontrak bermainnya bersama Montreal Impact diputus, dan dirinya tidak berhasil mendapatkan tawaran kontrak lainnya. Testo kini melanjutkan hidupnya sebagai instruktur yoga.

Robbie Rogers, pemain Leeds United menyatakan dirinya sebagai seorang gay. Setelah itu ia hengkang dari Leeds dan bergabung bersama Los Angles Galaxy di Amerika Serikat.

Dirinya menjadi pemain gay pertama di Major League Soccer (MLS) Liga Amerika Serikat. Namun, akhirnya kariernya pun menurun dan kini bermain untuk LA Galaxy B.

Isu LGBT dalam sepak bola masih belum sebesar isu rasisme. Paling tidak, FIFA sebagai otoritas tertinggi sepak bola dunia, belum menyuarakan dukungan terbuka terhadap LGBT.

Namun, tidak akan lama lagi isu itu akan menjadi isu besar di sepak bola dan FIFA dipaksa untuk mengambil sikap.

Sangat mungkin FIFA akan mendukung gerakan LGBT, karena perusahaan-perusahaan trans-nasional besar sekarang secara terbuka mendukung LGBT. Jika perusahaan itu menjadi sponsor major tournament, tidak mustahil mereka akan mendesak FIFA untuk mendukung hak-hak LGBT.

Kalau hal ini terjadi di Indonesia, bisa jadi, lagu Pelangi-Pelangi menjadi chanting pendukung LGBT yang dinyanyikan di tribun. (*)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler