Pelapor Khusus Dewan HAM PBB Terpikat KRPL Kementan

Jumat, 20 April 2018 – 19:24 WIB
Kegiatan pemanfaatan pekarangan. Foto: Ist

jpnn.com, KULONPROGO - Pelapor Khusus Dewan HAM PBB untuk Hak atas Pangan Hilal Elver dalam rangkaian kunjungannya baru-baru ini ke Indonesia, berkesempatan melihat langsung kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang dikembangkan Kementerian Pertanian.

Yaitu KRPL yang dikelola KWT Seruni Menoreh Indah di Desa Sidoharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo

BACA JUGA: Good, Indonesia Ekspor Daging Ayam ke Jepang dan Timor Leste

Ketua KWT Seruni Menoreh Indah, Puji Wanti merasa bangga mendapat kehormatan KRPL-nya dikunjungi utusan PBB.

"Kunjungan utusan PBB ini menambah semangat kami untuk bekerja lebih baik lagi, dan menularkannya ke kelompok lain," ujar Puji Wanti ketika diminta komentarnya.

BACA JUGA: Kebijakan Kementan Dorong Ekspor Daging

Menurut Puji Wanti, KWT yang telah berdiri sejak 2009 ini telah melakukan kegiatan pemanfaatan pekarangan sejak dulu, dan semakin pesat perkembangannya setelah ada inisiasi Kementerian Pertanian melalui kegiatan optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

"Yang kami tanam di pekarangan adalah sayur-sayuran seperti sawi, kangkung, bayam, cabai, tomat, selain itu juga ada hewan ternak seperti ayam dan kambing" jelasnya. Tidak hanya itu, Ia mengungkapkan bahwa komoditas umbi-umbian juga dibudidayakan di kebun atau ladang.

BACA JUGA: Kementan Akan Sikat Kartel Bawang Putih

Dalam waktu tidak kurang dari satu tahun, sejak menjadi penerima manfaat dari kegiatan KRPL tahun 2017, anggota kelompoknya bisa memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga dari pekarangan rumah masing-masing.

"Dengan pemanfataan pekarangan ini kami dapat mengurangi pengeluaran belanja untuk pangan sekitar Rp 5000,- sampai Rp 10.000,- per hari" ujarnya. Bahkan diakui Puji Wanti, kegiatan pemanfaatan lahan pekarang dapat memberikan pemasukan dengan penjualan sayur-sayuran dan ternak (ayam) dengan kisaran harga Rp 100.000,- sampai Rp 200.000,- per bulan.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo menjelaskan bahwa sebelumnya Desa Sidoharjo masuk dalam daerah rawan pangan dan angka stunting tinggi.

"Melalui kegiatan ini (KRPL) Desa Sidoharjo tercatat sebagai daerah tahan pangan dan terjadi penurunan angka stunting" ungkap nya.

Sutedjo mengungkapkan, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo terus berkomitmen dalam upaya mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan.

Dengan Motto Bela dan Beli, Pemerintah Kabupaten Kulonprogo menumbuhkan semangat kemandirian dan kesadaran kepada masyarakat bahwa mereka adalah produsen bukan konsumen.

"Semangat ini selalu didengungkan dalam setiap pertemuan warga dengan yel-yel ”Iso Ngandur Ngopo Tuku” (Kalau bisa tanam untuk apa beli)" pungkas nya

Hal inilah yang menimbulkan kekaguman Pelapor PBB Hilal Elver dalam kunjungannya.

Dia mengemukakan sangat senang dan terpikat dengan semangat bekerja sama dalam kelompok (gotong royong) yang masih terjaga, padahal dia menganggap saat ini tradisi tersebut sudah semakin memudar.

"Penting bagi pemerintah untuk menyebarkan hal ini kepada negara-negara lain (pemanfaatan pekarangan dan semangat gotong royong)" ujarnya.

Hilal pun mengakui Indonesia adalah negara yang cukup beruntung karena memiliki lahan yang subur, air yang baik, iklim yang mendukung, dan sumber daya manusia yang memadai.(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kementan Bertekad Mewujudkan RI jadi Lumbung Pangan Dunia


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler