jpnn.com - John Wick (Keanu Reeves) kembali dalam instalasi ketiga, Parabellum. Masih mempertahankan elemen di dua film sebelumnya, sekuel terbarunya sukses memukau fans dengan sensasi adegan aksi yang intens.
Seperti judulnya, film besutan sutradara Chad Stahelski tersebut mengisahkan Wick yang menjadi sasaran pembunuh bayaran sedunia. Dia harus siap menghadapi perang. Gara-garanya, dia membunuh penguasa kejahatan Santino D'Antonio di Hotel Continental New York. Siapa pun yang berhasil membunuh Wick akan mendapat imbalan USD 14 juta.
BACA JUGA: Cerita Cecep Arif Rahman Dibanting John Wick
Kini, Wick harus menyelamatkan diri dengan mencari perlindungan. Tentu pelariannya tidak berjalan lancar. Banyak kelompok yang ingin membunuhnya, baik untuk kepentingan pribadi maupun demi kesetiaan pada High Table, organisasi mafia yang mengincar Wick.
Fans yang mengikuti kisah Wick sejak John Wick: Chapter 1 (2014) dan John Wick: Chapter 2 (2017) akan puas. Sebab, film ketiganya kembali menawarkan sensasi action yang tiada henti. Baru selesai satu scene tegang, datang lagi scene menegangkan lainnya. Bertubi-tubi.
BACA JUGA: Aladdin Versi Baru yang Bikin Lupa Buka Puasa
Menurut John Bock, analis box office dari Exhibitor Relations, Reeves sukses membuat fans franchise John Wick terpukau dan setia menunggu kelanjutannya. ''Dia termasuk aktor yang selalu sukses di film action,'' katanya, sebagaimana dilansir Business Insider.
BACA JUGA: John Wick 3 Hadirkan 10 Pembunuh Bayaran Misterius
BACA JUGA: My Stupid Boss 2 Suguhkan Komedi Rasa Petualangan
Karakter Wick yang dingin dan brutal dipertahankan. Sisi dramatis yang sangat menyayangi mendiang istri pun kembali ditampilkan. Namun, kali ini dia berada di posisi yang sedikit berbeda. ''Wick akan menghadapi pengkhianatan, tapi tetap bangkit kembali,'' ujar Richard Newby, kolumnis film The Hollywood Reporter.
Dari segi jalan cerita, kolumnis film The New York Times Jeannette Catsoulis mengatakan bahwa unsur kekerasan lebih brutal dan menghibur. Adegan perkelahian lebih beragam dan unik sehingga penonton tak sekadar menyaksikan adegan penuh darah. Sadis, namun atraktif dan estetik.
Adegan perkelahian dirancang Stahelski dengan melibatkan koreografi live dari para cast maupun stunt. Menurut dia, hal itu memberikan nilai lebih pada estetika film. Penonton bakal lebih kagum pada atraksi yang sulit dilakukan kebanyakan orang.
Yang tak kalah menarik adalah kemunculan dua aktor Indonesia, Cecep Arif Rahman (shinobi 1) dan Yayan Ruhian (shinobi 2). Peran mereka bisa dibilang cukup penting. Bahkan, keduanya punya scene khusus dengan Reeves.
Penggunaan bahasa Indonesia dan pencak silat membuat film tersebut makin nyambung dengan penonton Indonesia. Ide itu dicetuskan Reeves dan Stahelski. ''Karena kami memasukkan silat, mereka menilai harus ada bahasa Indonesia,'' ungkap Cecep.
Setelah pertarungan tiada henti, akhir film mungkin terasa menggantung. Hal itu rupanya berkaitan dengan rencana Stahelski untuk membuat instalasi keempat John Wick. Apakah Yayan dan Cecep kembali ikut? ''Wah, belum tahu,'' kata Yayan, lantas tersenyum. (len/c18/jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Manten Bikin Atiqah Hasiholan dan Arifin Putra Mesra
Redaktur & Reporter : Adil