Pelawak Presiden

Oleh: Dahlan Iskan

Kamis, 17 Februari 2022 – 09:08 WIB
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - PERANG bisa meledak besok. Atau lusa. Di Ukraina. Atau kapan saja. Sewaktu-waktu.

Itulah kesimpulan pemerintah Amerika Serikat –berdasarkan data intelijennya. Juga dari intelijen Eropa. Dan NATO.

BACA JUGA: Benci Ras

Dasarnya: Rusia sudah menempatkan ratusan ribu pasukan di perbatasan. Juga peralatan perang. Amerika sudah pula menyerukan agar warganya meninggalkan Ukraina. Agar tidak terjebak perang di situ.

Sepertinya gawat sekali. Kegentingan itu tersiar luas tepat waktu: menjelang kedatangan kanselir baru Jerman ke Washington DC: Olaf Scholz. Itulah kali pertama pengganti Angela Merkel itu bertemu Presiden Joe Biden.

BACA JUGA: Batu Ganjar

Apakah Scholz terpengaruh? Lalu terbakar emosinya untuk memihak Ukraina dan membenci Rusia?

Kelihatannya tidak. Scholz punya prinsip sama dengan Merkel: tidak mau ikut perang. Scholz juga sama dengan Merkel: mendahulukan kepentingan Jerman di atas segala-galanya.

BACA JUGA: 22.2.22.22.22

Jerman memang lagi punya proyek strategis dengan Rusia: pipa gas lewat bawah laut sepanjang 1.222 Km. Dengan pipa itu Jerman mendapat pasok gas dari Rusia secara langsung. Itu akan menggerakkan ekonomi Jerman tanpa ancaman apa pun.

Itulah pipa gas yang disebut Nord Stream. Lalu dibangun lagi pipa gas yang kedua di dekatnya. Disebut Nord Stream 2. Panjangnya kurang lebih sama.

Baik yang pertama maupun yang kedua, sama-sama terdiri dari dua pipa. Berarti ada empat pipa yang kini membentang langsung antara daratan Rusia dan daratan Jerman bagian utara.

Pipa itu sangat besar. Yakni 49 inci. Tebal bajanya 38 mm. Yang bisa mengalirkan gas 55 miliar m3 per tahun. Kali dua. Betapa besarnya.

Proyek pertama sudah beroperasi. Tahun lalu. Nord Stream 2 akan beroperasi akhir tahun ini: mestinya. Dari dua proyek ini saja Amerika bisa menghitung: betapa tambah kuat keuangan Rusia –musuh lamanya.

Jerman sendiri sebenarnya sudah dapat pasokan gas dari Rusia secara tidak langsung: lewat negara lain. Ada lima pipa gas Rusia yang melintasi daratan Ukraina. Tiga di antaranya bermuara di Rumania, Slovakia, Hongaria, dan Austria. Dari negara-negara itu mengalir ke Jerman.

Tentu jaringan gas seperti itu tidak aman bagi Jerman. Maka Jerman berkepentingan memiliki jaringan pipa gas langsung dari daratannya ke daratan Rusia.

Memang pipa Nord Stream 1 dan 2 juga melewati empat negara lain. Tapi bukan di daratannya. Laut yang dilewati itu ada yang milik Rusia, Finlandia, Swedia, dan Denmark. Tapi tidak akan ada ancaman, karena posisinya yang di laut dalam.

Yang penting 4 negara itu sudah memberikan izin. Empat negara itu tidak seperti Desa Wadas yang tidak dapat bagian proyek. Dari proyek senilai USD 10 miliar ini, sebagian masuk ke empat negara itu.

Amerika tentu sewot terhadap Jerman. Amerika tidak setuju dengan proyek itu. Penentangan terhadap Nord Stream 1 dan 2 luar biasa. Termasuk di isu lingkungan. Tapi Jerman jalan terus. Didukung 4 negara di utaranya.

Ukraina sendiri sangat tergantung pada gas Rusia. Sejak dulu. Sejak Ukraina masih menjadi bagian Uni Soviet. Ukraina tidak punya sumber gas sendiri. Lima jaringan pipa Rusia di Ukraina itu pun dibangun ketika negara itu masih belum merdeka.

Sebenarnya Rusia mudah saja kalau mau menghajar Ukraina: matikan pipa gasnya.

Dulu, langkah seperti itu tidak mungkin. Sebentar lagi menjadi mungkin. Yakni kalau Nord Stream 1 dan 2 sudah sama-sama beroperasi penuh.

Dari Nord Stream itu gas memang masuk ke Jerman. Tapi dari Jerman bisa dialirkan ke mana saja di Eropa. Termasuk ke negara-negara yang selama ini mendapat gas Rusia dari arah Ukraina.

Walhasil Ukraina tidak akan bisa jadi ''adik nakal'' pada Rusia.

Selama ini, sejak merdeka dari Rusia, Ukraina dianggap terlalu genit.

Ukraina langsung ingin bergabung ke Uni Eropa –yang memusuhi Rusia. Ukraina juga langsung ingin masuk organisasi pertahanan Eropa-Amerika, NATO –musuh utama Rusia.

Karena itu Rusia jengkel sekali dengan Ukraina. Salah satu pulau di selatan Ukraina pun direbut: Crimea. Kini pulau itu sepenuhnya dikuasai Rusia. Ukraina tidak berkutik. Eropa diam. Amerika tidak bisa membela.

Dan kini Rusia sudah mengirim pasukan ke perbatasan Ukraina.

Rasanya Rusia tidak akan menyerang Ukraina besok pagi. Bahwa keadaan digambarkan amat gawat sebenarnya itu untuk memanas-manasi Jerman.

Rusia tidak punya ambisi untuk merebut kembali Ukraina. Soal Crimea lain perkara –saat pisah dianggap terjadi salah administrasi sehingga masuk Ukraina.

Kepentingan Rusia, rasanya, hanya satu: ingin Presiden Ukraina sekarang jangan genit.

Presiden Ukraina ini, Volodymyr Oleksandrovych Zelenskyy, Anda sudah tahu: sangat anti Rusia.

Waktu kampanye 2018 ia berkoar: Crimea harus kita rebut kembali. Ia tidak pernah melaksanakan janji kampanyenya itu. Kini ia bilang: Crimea baru bisa kembali kalau penguasa di Rusia sudah ganti.

Zelenskyy juga berjanji dalam kampanyenya: harga gas turun 30 persen. Kini harga gas malah naik. Ketika ditanya soal itu ia hanya bilang "yang dulu itu bukan janji. Itu guyon".

Sang Presiden memang seorang pelawak. Asli. Pelawak profesional. Juga bintang serial TV.

Tahun 2015 ia membuat serial lawak lucu sekali. Ratingnya amat tinggi. Sangat disukai penonton TV Ukraina. Itu karena temanya sangat mewakili aspirasi rakyat yang lagi jengkel dengan pemerintahan saat itu.

Judul serial itu: Presiden Pelayan Rakyat. Di situ digambarkan seorang presiden yang sangat memperhatikan rakyat. Yang bisa menurunkan harga. Bisa memajukan ekonomi. Bisa menyenangkan hati rakyat.

Presiden di serial itu digambarkan selalu naik kendaraan umum. Selalu mengunjungi rakyat yang menderita –lalu menolongnya. Kontras sekali dengan presiden sebenarnya yang lagi berkuasa.

Setiap kali presiden bikin jengkel rakyat, muncul serial sosok presiden yang menyenangkan.

Di serial itu Zelenskyy sendiri yang memerankan tokoh presiden yang ideal itu.

Ketika tahun 2018 penonton serial ini tertinggi terbentuklah citra bahwa Zelenskyy adalah presiden yang ideal. Lalu muncul ide: kalau saja ia maju jadi calon presiden pasti akan terpilih. Popularitasnya mengalahkan siapa saja.

Tapi tidak ada partai yang mencalonkannya. Partai-partai menganggap tetaplah Zelenskyy seorang pelawak.

Maka dibentuklah partai baru. Nama partai itu persis dengan nama partai yang dipakai dalam serial. Maka partai ini langsung top. Zelenskyy pun terpilih sebagai presiden Ukraina –presiden beneran.

Dan ia tetap akan jadi presiden, kalau perang tidak terjadi besok pagi. (*)

Komentar Pilihan Disway*
Edisi 16/2: Benci Ras

thereis nospoon
banyak hal, termasuk minyak goreng. di kalimantan barat, kebun sawit pribadi cuma sepelemparan batu dari rumah tapi minyak goreng di toko dan pasar malah kosong. malu sama minyak jagung dan minyak sunflower yg selalu ready di minimarket

Aryo Mbediun
Dulu besi sekarang loyang Dulu benci sekarang saying Loyang tidak bisa karatan Asalnya sayang dari pendapatan Dari mana hilirnya musi Muara laut hingga daratan Cinta dari mata turun ke hati Dipertahankan dengan uang bulanan

Syamsuriadi
Melihat penggambaran watak orang2 Amerika yang agak buta informasi dengan dunia luar, termasuk tidak banyak tau tentang Asia. Memangnya di kurikulum2 pendidikan disana tidak mengajarkan sedikit tentang dunia luar?  Tidak seperti misalnya di pelajaran anak2 sekolah kita. Ada pelajaran sejarah yang mengajarkan tentang sejarah bangsa lain. Ada pelajaran Geografi mengajarkan tentang sisi dunia lain dan ada pelajaran Pendidikan Moral yang mengajarkan tentang wawasan keagamaan dari beberapa agama yang berbeda.  Artinya, kurikulum pendidikan kita ternyata lebih baik dari negara lain.

Amat Kasela
Benci, laksana virus, menular. Cinta juga. Lebih baik sebarkan cinta. (Aat the love hunter) Rumah Banjar bubungan tinggi Anak raja dalam istana Namanya benci penyakit hati Benci ini merusak jiwa

Jeka Reader
Anti imigran ,= anti Asia. Bgmn kalau kedutaan negara Asia dikoornidasi kedutaan China mengadakan Baksos : dengan bagi bagi bakpao,bakso kimchi,onigiri buat para gelandangan di Amrik. Semoga dengan Baksos dari Asia kejadian rasis di Amrik bisa reda.

rapi amat
inggris eropa australia amerika  penduduknya suka kebebasan sex tapi mayoritas tdk suka kekerasan ato pembunuhan . taliban kembali berkuasa rakyatnya takut. jadi kesimpulannya sex adalah pemersatu bangsa . sekarang arab saudi juga mengarah ke kebebasan

Sin
bisa jadi motifnya kebencian ras..tapi mungkin tidak, kebayangnya kayak gini versi awur-awuran..: jam 4.30 pagi..Lee pulang naik taksi..entah darimana..bisa jadi abis nenggak alkohol di bar..(aneh aja ad kerjaan ampe pagi baru pulang)..di ujung jalan Nash mungkin ngeliat ad cewe cakep sendirian pagi buta mabok pula..langsung "njengat" si otong ..ngintil lah itu dibelakang Lee..dasare Lee lagi mabok di ikuti org yo ga sadar..buka pintu apartemen..masuk..naik lewat tangga..(wkwk kenapa naik tangga coba..kan apartemen..pintunya aja otomatis buka mesti pakai kartu..harusnya punya Lift dong)..masuk kamar di lantai 6 buka baju buka kutang..belum sempet buka celana langsung di tegrep dari belakang ama Nash yg udah ga tahan..Lee meronta-ronta sadar mau di rudapaksa masih bisa ambil piso buat bertahan sambil teriak minta tolong..sempet berhasil melukai tapi apadaya kalah tenaga..akhirnya krn emosi Nash membalas membabi buta sampai 40 kali tikaman..begitu dengar sirine barulah dia ketakutan..hasrat wikwik pun kandas dan berubah kebingungan..selebihnya anda sudah tahu..wkwk pesan bang Napi: ingat!! kejahatan itu bukan hanya karena ada niat, tapi juga karena ada kesempatan..waspadalah..waspadalah !!

Basman Blontang
Pak dahlan, nanti kalau sudah meninggal , kita harus mengekor ke siapa pak untuk bahan bacaan kita setiap paginya Saran saya harusnya pak dahlan menyiapkan pengganti mulai sekarang

CuNur Yani
Korbannya Mongoloid, pelakunya Negroid, penangkapnya Kaukasoid, penulisnya Magetanoid, pembacanya Bandungoid, komentatornya Nusantaraoid. Aahh memang masalah ini sudah ada sejak jaman Kholid dan Walid, yang dimulai dari rasa iri dan dengki. Siapa yang bisa menghilangkan iri dan dengki? Dialah yang bisa menuai cinta... Aamiin.

Tarjo
Proyek Blast Furnace Krakatau Steel. Biaya proyek 10T, setelah dijalankan potensi rugi 1,3 T per tahun. Saya tak bikin kopi sambil nunggu Pak DI menulisnya.

Kopi Toraja
semua naik dan sulit turun ketika sudah naik, kecuali hujan akan selalu turun tidak akan pernah naik

Fadil Wira Dwi B.
Kita tdk bisa meminta atau menolak dilahirkan sebagai orang mana, ras apa. itu semua 'given'. Oleh karenanya, tentu secara fitrah tidak ada permusuhan antar ras atau perasaan benci pada ras lain. Perasaan benci, cemburu, iri dll itu produk pikiran yg diperoleh dr perjalanan kehidupan manusia, yg dilatarbelakangi faktor persaingan ekonomi, sosial budaya, politik dst.. Pengamalan dan bimbingan agama dan aturan hukum yg tegaslah yg mampu mencegah tindakan-tindakan seperti dalam tulisan diatas. Namun sayangnya, agama banyak difahami justru sebagai simbol, identitas, yg justru menjadi sumber ego yg baru, menjadi alasan untuk membenci, mencemburui dan seterusnya...

Gambit H-1982
Catatan Editorial:  # taman Roosevelt = Termasuk nama diri, harusnya dicetak dengan huruf besar (kapital).  # profesional creative = Apa padanan "pakar kreatif" cukup mewakili? Jika iya, perlu disosialisasikan agar populer.  # platform = Sudah masuk KBBI, tidak perlu dicetak miring. Maksudnya "program".  # Jew Jersey = Salah tik, harusnya New Jersey.  # Si Penguntit; Si Pendorong = Kata sandang "si" tidak perlu kapital, kecuali terletak di awal kalimat.  # menyerang wanita sendirian itu = Dibutuhkan pewatas "yang", agar jelas.  # Kamera yang merekam semua lantai di apartemen itu bisa menjelaskan banyak. = Objeknya kurang lugas, sebaiknya ditambah kata "hal" atau "misteri".  # di pinggir platform menunggu kereta = Kenapa bukan "peron" saja diksinya, alih-alih istilah asing tersebut?  # menatap ke layar handphone = Ini kalimat transitif, cirinya objek menempel tanpa jeda apa pun; indikasinya, bisa dijadikan kalimat pasif.  Demikian hasil penerawangan. Afwan. Semoga bermanfaat.

*Komentar pilihan diambil dari Disway.id

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gang Besar


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler