Pelayanan RSUD Buruk, Janin 9 Hari Meninggal Tak Dioperasi

Selasa, 11 Juni 2013 – 08:46 WIB
PURWAKARTA-Penanganan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih lambat. Akibatnya fatal, janin pasien Jaminan Persalinan (Jampersal) meninggal dunia sebelum ditangani. Selain lambat, setelah sembilan hari sampai berita ini diturunkan, Senin (10/6), janin yang meninggal dunia dalam kandungan itu belum juga diangkat.

Pihak Bayu Asih sendiri berdalih untuk melakukan persalinan ibu hamil harus stabil tensi darahnya. Berdasarkan penuturan  Asep Wahyu Permana (41), warga Desa Cibodas Kecamatan Sukatani yang juga suami korban, sebelumnya sudah dilakukan pengecekan darah.

Perawat mengatakan, tensi darah istrinya Nurjanah masih tinggi dan membahayakan untuk melakukan persalinan. Karena alasan tensi darah, akibatnya dokter belum melakukan tindakan kepada Nurjanah. "Permasalahannya karena tensi tinggi hari pertama masuk Bayu Asih tensinya 160/100," kata Asep.

Kemudian setelah beberapa hari di Bayu Asih, Nurjanah sebetulnya sempat mengalami penurunan tensi darah. Yaitu ketika hari Sabtu pekan lalu, darahnya hanya 120/90. Namun karena jadwal libur, akhirnya tidak ada satu pun dokter yang melakukan tindakan untuk melakukan persalinan. Karena terlalu lama berada di dalam kandungan dan belum dilakukan persalinan, akhirnya sang janin yang sudah sembilan bulan tersebut meninggal dunia. "Kemarin terjadi penurunan hari Sabtu 120/90 permasalahnnya pihak rumah sakit sedang libur," ujarnya.

Pihak dokter mengatakan, bahwa pihaknya lebih menyelamatkan ibu yang mengandung. Karena jika dilakukan persalinan saat tensi tinggi bisa berdampak fatal pada kondisi ibu hamil. "Lebih mau menyelamatkan pihak ibu dan bayi meninggal dalam perut, kata pihak rumah sakit ada penurunan padahal ada dokter jaga, tapi alasannya tensi," jelasnya.

Asep sendiri berharap agar pihak Bayu Asih melakukan penanganan secara cepat kepada istrinya. Pasalnya, ia khawatir janin yang meninggal dalam kandungan turut berdampak pada kesehatan istrinya. Sehingga tidak berdampak panjang setelah pihak Bayu Asih kurang memperhatikan.

"Datang ke rumah sakit empat hari sebelum anak meninggal. Sampai sekarang berjalan 13 hari belum ditangani oleh pihak rumah sakit," papar Asep.

Sementara salah seorang anggota DPRD Purwakarta Nurhasanah yang ditemui di RS Bayu Asih mengatakan, bahwa penanganan kesehatan seharusnya lebih cepat. Pihak rumah sakit diminta jangan terlalu mempertimbangkan perihal anggaran, namun penanganan medis yang lebih cepat. Karena kalau penanganan lambat, dampaknya akan berakibat pada pasien yang ditangani.

"Kita minta karena anggaran untuk ini ada, masalah Jampersal. Kita coba suport keluarga dan saya pun mengkritisi soal pembelian obat harus keluar semua," pungkasnya.(sei/man)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Instruksi Kemenhub Pasca Kecelakaan Merpati

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler