jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR Kamrussamad menyoroti nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang terus melemah.
Rupiah nyaris menyentuh level psikologis baru di posisi Rp 15 ribu per USD pada perdagangan Selasa 5 Juli 2022.
BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Diprediksi Bisa Menembus Rp 15.500 per Dolar AS
Dia mengingatkan dampak pelemahan rupiah harus diantisipasi.
Khususnya untuk komoditas bahan baku yang berasal dari negara lain.
BACA JUGA: Aduh! Kurs Rupiah Makin Nyungsep, Selasa Pagi Tembus Rp 14.433 Per USD
"Pelemahan nilai tukar rupiah bisa memicu imported inflation atau kenaikan biaya impor,” kata Kamrussamad, Jumat (8/7).
Legislator Dapil III DKI Jakarta (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu) itu mengatakan sejauh ini memang imported inflation belum dirasakan karena produsennya masih menahan harga di tingkat konsumen.
BACA JUGA: Kurs Rupiah Hari Ini Lumayan, Ada Titik Cerah
Namun, lanjut dia, kalau rupiah tertekan maka biaya impor akan naik signifikan akibat selisih kurs dan berimbas ke konsumen.
"Pada dasarnya kita harus antisipasi ada dampak ke barang yang kita impor. Sementara banyak bahan baku industri kita yang berasal dari negara lain. Ini akan berdampak sistematis kepada kenaikan harga-harga,” paparnya.
Lebih lanjut dia mengatakan inflasi indeks harga konsumen di Juni ini meningkat 4.35 persen dibanding tahun sebelumnya. Padahal Mei dan Juni lalu, nilai tukar rupiah masih di bawah Rp 15.000. “Apabila tidak diantisipasi, persoalan ini akan mendorong kenaikan inflasi yang saat ini sudah tinggi,” kata politikus Partai Gerindra, itu. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi