Pelindo Kebut Fasilitas Curah Kering

Selasa, 28 Juni 2016 – 09:35 WIB
Ilustrasi. Foto: Ist

jpnn.com - SURABAYA - Kepala Humas PT Pelindo III Edi Priyanto mengatakan, pihaknya saat ini mempersiapkan sejumlah peralatan pendukung pembangunan fasilitas bongkar muat khusus barang curah kering.

Di antaranya, conveyor (sistim mekanik pemindah barang) dan silo (tempat penyimpanan sementara). Fasilitas itu ditargetkan beroperasi akhir tahun ini. Khusus silo, pembangunannya bekerja sama dengan pihak ketiga yang merupakan produsen pakan unggas.

BACA JUGA: Investor Timur Tengah Siap Tanamkan Rp 571 Triliun di Indonesia

Sementara itu, sudah ada peralatan bongkar muat berupa grab ship unloader (GSU). ’’Dua unit GSU tersebut datang pada tahun lalu,’’ ujar Edi, Senin (27/6) kemarin.

GSU dioperasikan di Terminal Teluk Lamong untuk mempercepat layanan. Fasilitas itu mampu melayani bongkar muat barang jenis curah kering food dan feed grain 4.000 ton per jam.

BACA JUGA: Seperti Ini Perjalanan Ford di Indonesia

Pada tahap awal, kapasitas curah kering di Teluk Lamong berkisar lima juta ton per tahun. Luas total lahan untuk pembangunan curah kering mencapai 15 hektare. Setelah fasilitas selesai, Pelindo merelokasi fasilitas curah kering internasional dari Terminal Jamrud ke Terminal Teluk Lamong.

’’Dengan demikian, Terminal Jamrud bisa digunakan untuk kegiatan bongkar muat lainnya, yakni general cargo dan curah kering domestik,’’ paparnya.

BACA JUGA: Jelang Bubar, Ford Indonesia Digugat Rp 1 Triliun

Terminal Teluk Lamong telah mendatangkan dua peralatan bongkar muat, yakni ship to shore (STS) crane. STS crane digunakan melayani proses bongkar muat di dermaga domestik.

STS crane dioperasikan dengan tenaga listrik dan memiliki daya angkat maksimal 40 ton. Kemampuan jangkauan STS crane ke kapal mencapai 14 row atau setara 35 meter.  (res/c5/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KAI Antisipasi Adanya Tiket Palsu, Caranya...


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler