Peluang Bisnis Ratusan Juta Bisa Didapat Petani

Rabu, 22 April 2020 – 14:22 WIB
ILUSTRASI. Lahan Pertanian. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang makin berkembang mempengaruhi aktivitas di berbagai sektor. Namun di satu sisi, sektor Pertanian harus terus berjalan produktif demi memenuhi ketersediaan pangan yang dibutuhkan 267 juta masyarakat Indonesia. Bahkan kebutuhan pangan menjadi fokus masyarakat di belahan dunia yang negaranya terkena wabah virus ini.

Hal ini menjadi peluang bagi pelaku usaha sektor pertanian yang ditantang bagaimana untuk tetap produksi menyediakan pangan sehat, mengolah hingga mendistribusikan ke masyarakat. Terlebih saat ini Pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga menyebabkan masyarakat membatasi aktivitasnya dan bekerja dari rumah.

BACA JUGA: KUR Pertanian Lindungi Petani dari Jeratan Rentenir

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL), mengutarakan kredibilitas generasi muda di bidang pertanian saat ini semakin berkembang. “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun dibidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian”, ujar Mentan SYL.

Tak hanya itu, generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya sekadar bertani, namun juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital. Terbukti dengan bertambahnya jumlah start-up milenial pertanian dengan berbagai inovasi pemasaran/distribusi hingga tembus pasar dunia.

BACA JUGA: Berbisnis Alsintan, Petani Milenial Masih Raup Banyak Duit di Masa Pandemi COVID

Kian bertambahnya start up milenial ini merupakan bukti Kementerian Pertanian serius melakukan percepatan regenerasi petani. Ditambah lagi saat ini Kementerian Pertanian memiliki program yang sifatnya SOS/emergency dan jangka pendek salah satunya ketersediaan pangan.

Sekretaris Jenderal Kementan Momon mengatakan, para petani milenial memiki peran dalam ketersediaan pangan. Hal itu diungkapnya saat membuka Seminar “Meraup Untung Bisnis Pangan di Tengah Masa Pandemi Covid-19," Rabu (22/4).

BACA JUGA: Petani Milenial asal Kupang Ini Mampu Tembus Pasar Modern

“Ini momen yang sangat baik untuk menumbuhkembangkan petani milenial yang berbasis IT. Kementerian Pertanian punya target meningkatkan 2,5 juta petani milenial salah satunya dengan menumbuhkembangkan start up pertanian dengan pendekatan IT. Bagaimana start up ini bisa dikembangkan dengan pendekatan IT. Apalagi saat ini Kementan sudah bekerjasama dengan market place seperti gojek, grab, lazada, tokopedia dan ada juga toko online yang dibuat langsung oleh petani milenial," ujar Momon.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Dedi Nursyamsi juga menambahkan, saat ini Kementan sedang berjibaku untuk memenuhi ketersediaan pangan 11 Komoditas. Ini menjadi peluang bisnis petani milenial.

“Pencegah utama covid 19 adalah pangan. Dalam hal ketersediaan pangan ini ada peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh petani milenial. Dari mulai on farm hingga distribusi melalui online sistem," tutur Dedi.

Sementara itu, Eko Suhartanto, Director of BVDI University Prasetya Mulya memaparkan, selama dalam pandemi covid 19 masyarakat akan membutuhkan pangan yang mudah didapat, sehat dan aman tentunya. Untuk itu masalah distribusi pangan menjadi amat penting.

“Startup perlu menyiapkan packaging yang aman dan spesifik dan keamanan dari terkontaminasi. Selain itu juga perlu memetakan apa saya ekspektasi pangan yang masyarakat butuhkan selama masa pandemi ini," ujar Eko.

Sandi Octa Susila, Duta Petani Milenial turut menyampaikan dalam menghadapi pandemi covid-19 ini menjadi tantangan sendiri bagi startup, termasuk dirinya.

Saat ini, Sandi yang juga Direktur Mitra Tani Parahyangan bekerja sama dengan Kedai Sayur Indonesia gencar menyiapkan ketersediaan pangan, memberdayakan petani binaan di wilayah Cianjur hingga distribusi melalui aplikasi online sistem yang siap mengantarkan kebutuhan pangan ke rumah masyarakat.

“Saat ini kami sudah membangun aplikasi distribusi online yang akan melibatkan para petani di wilayah Cianjur. Aplikasi bernama Kedai Tani Indonesia kini mulai berjalan dan memberdayakan para petani," bebernya.

"Saya harap petani seluruh Indonesia bisa menerapkan pola yang sama, mencontoh apa yang kami lakukan. Saya ikut andil dalam pertanian karena ini menjadi paradigma perubahan petani indonesia, yang harus diingat petani adalah pejuang di tengah pandemi Covid-19," sambung Sandi.

Wayan Supadno, praktisi pertanian yang dikenal juga sebagai “Pak Tani” mengatakan dalam paparannya, “Covid-19 ancaman sekaligus peluang. Hadirkan energi positif. Risiko Covid yang menyeramkan adalah daya tular dan tingkat kematiannya tapi ini bisa diatasi dengan pangan yang kuat," ungkap Wayan sapaanya.

Menurutnya, profesi bertani adalah sebuah prospektif. Banyak yang bisa sukses dalam dunia pertanian. Karena pertanian dibutuhkan oleh dunia. “Anak muda yang masih pesimis dengan bertani itu salah, rugi. Mulailah kontribusi untuk negaramu dengan Pertanian," tegas Wayan Supadno. (ikl/jpnn)


Redaktur : Tim Redaksi
Reporter : Tim Redaksi, Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler