Peluang Jokowi jadi Presiden Hanya di 2014

Selasa, 05 Maret 2013 – 19:22 WIB
JAKARTA - Board of Advisor Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Jeffrie Geovanie mengatakan peluang Joko Widodo jadi presiden hanya ada pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Jika momen ini terlewatkan maka pria yang akrab disapa Jokowi itu akan sulit menjadi orang nomor satu di Indonesia.

Pernyataan Jeffrie ini didasarkan pada upaya cerdas memanfaatkan momentum yang dihubungkan dengan  “bandwagon effect”, yakni fenomena perilaku pemilih yang akan memilih calon oleh suara mayoritas baik itu berdasarkan survei. Kata dia, kecenderungan pilihan akan diperkuat lagi dengan adanya dukungan informasi positif kandidat tersebut dari berbagai media cetak ataupun elektronik dan juga dari mulut ke mulut.

"Jokowi hanya akan menjadi Presiden RI bila maju mencalonkan pada Pilpres 2014, setelah itu momentum akan berpindah pada figur baru," kata Jeffrie dalam keterengan terulisnya, Selasa (5/3).

Jeffrie menjelaskan fenomena seperti ini bisa terlihat saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terpilih sebagai presiden tahun 2004. SBY memanfaatkan momen itu karena dia dianggap sebagai figur alternatif. Kemenangan ini berlanjut di 2009 karena dinilai berhasil memimpin di periode sebelumnya.

Beda halnya Wiranto yang tidak memanfaatkan momen di saat menjelang kejatuhan Presiden Soeharto. Meski diberi kewenangan untuk mengambil alih pemerintahan dengan kapasitasnya selaku Panglima ABRI, namun Wiranto tidak melakukannya. Begitu juga dengan Amien Rais ketika diminta untuk maju melalui poros tengah di awal reformasi.

Sementara itu, Peneliti Maarif Institute, Endang Tirtana mengatakan selain "bandwagon effect”, teori “behavioural momentum” atau momentum tingkah laku jika bisa menjelaskan fenomena Jokowi untuk maju di Pilpres 2014.

Menurutnya, “The Big Mo” yang seringkali disebut orang sebagai momentum besar untuk memenangi pemilihan bisa dilihat sebagai peluang. Kata dia, semakin besar kondisi lingkungan yang positif mendukung, maka semakin besar kecepatan untuk memenangkan pemilihan.

Endang menjelaskan keberhasilan Jokowi dalam memenangi pemilihan gubernur DKI dan program konkrit yang dilakukan telah menarik simpati yang cukup luas dari rakyat Indonesia. Ini terlihat dari dielu-elukannya  Jokowi pada setiap kunjungannya ke berbagai daerah.

"Dukungan media yang sangat massif dan positif, juga menjadi momentum dan kekuatan besar bagi Jokowi untuk memenangkan pemilihan.  Pertarungan 2014 adalah menentukan masa depan Indonesia yang sedang serius menata diri dari berbagai persoalan akut. Rakyat membutuhkan sosok pemimpin yang sederhana, taktis dalam mengambil kebijakan dan tegas," pungkas Endang. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical Dorong Timwas Century Terus Bergerak

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler