Peluang Revans Besar

Senin, 01 Agustus 2011 – 08:37 WIB
KECEWA : Petinju Indonesia M Rahman kecewa atas hasil pertandingan yang menyababkan dirinya kalah angka. FOTO :CHARLIE.LOPULUA/INDOPOS

JAKARTA- Muhammad Rachman memang gagal mempertahankan sabuk juara terbang mini (47,6 Kg) WBA setelah dikalahkan Pornsawan Porpramook, Sabtu malam (30/7) laluNamun, peluang untuk mempermasalahkan hasil pertarungan itu masih cukup terbuka.

Komisi Tinju Indonesia (KTI) sebagai salah satu supervisor pertandingan menjelaskan bahwa hal yang akan dilakukan oleh pihaknya sebagai bentuk ketidakpuasan adalah melakukan protes ke badan tinju WBA

BACA JUGA: Persija Akan Pertahankan Rahmad dan Bambang

Mereka akan segera mengajukan keberatan disertai bukti-bukti dilapangan seperti pengakuan pengawas pertandingan dan rekaman pertadningan.

"Besok (hari ini, Red) kami akan langsung mengajukan protes ke WBA dan itu harus langsung ditanggapi
Kami ingin opsi pertarungan di Indonesia dikabulkan dan bisa langsung ditandingkan ulang dengan Rachman," kata ketua umum KTI Anton Sihombing, kemarin (31/7).

Dia menjelaskan bahwa protes tersebut diajukan karena penilaian kontroversial yang diberikan  oleh para juri pertarungan

BACA JUGA: Indonesia Dikepung Tiga Tim Timur Tengah

Protes utama, ucap Anton, ditujukan atas hasil penilan juri aal Korsel Yuh Wan Soo yang memberikan poin kemenangan untuk lawan meskipun secara kasat mata sudah jelas Rachman lebih unggul.

Anton memaparkan bahwa alasan judge asal negeri Ginseng itu tidak memberikan kemenangan pada Rachman karena pukulannya dianggap kurang telak meskipun berkali-kali mengenai wajah Pornsawan.

"Itu menjadi subjektifitas juri
Protes kami memang tidak bisa merubah hasil pertandingan

BACA JUGA: Rekor Transfer untuk Pastore

Keputusan juri harus diterima meskipun penilannya tidak fairTapi, kami berharap tanding ulang bisa segera direalisasikan, dan itu digelar di IndonesiaPeluang revansnya sangat besar," ujarnya.

Selain protes ke WBA, Anton menerangkan bahwa masih ada celah bagi Rachman untuk bisa secepatnya bertarung memeperebutkan sabuk juara terbang mini kembaliSebab, hasil dari tes urine masih berpeluang menjatuhkan Pornsawan jika memang positif doping.

Sebelumnya hal itu juga diungkapkan oleh kubu Rachman karena selama pertarungan 12 ronde itu, Pornsawan terlihat cukup kuat dan bisa terus bertahan meski telah mendapatkan pukulan bertubi-tubiHal itu yang menjadi kecurigaan par apengawas pertandingan karena sehari sebelumnya, saat acara timbang badan, Pornsawan secara medis kondisinya masih berada di bawah Rachman

Nah, penilaian mengenai hasil tes urine itu belum bsia diketahui dalam waktu sehari dua hariPasalnya, secara medis butuh satu minggu untuk di teliti sebelum diumumkan oleh pihakmedis yang ditunjuk oleh penyelenggara pertandingan dan disetujui oleh WBA.

"Mari ditunggu semingguKami optimistis bermasalah di Pornsawan karena usai pertandingan dia tidak mau dites urinenyaTapi, setelah dipaksa oleh pihak keamanan akhirnya dia berkenan di tes," tutur Anton.

Jika memang nanti positif bermasalah, Sanksi yang akan didapat oleh Pornsaawan adalah sabuk juaranya akan dilepasSetelah itu, untuk memeprebutkan gelar yang lowong tersebut, Rachman mendapatkan prioritas untuk beratnding sebagai pemegang gelar terakhir(aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Start Berat Liverpool Tanpa Gerrard


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler