JAKARTA - Prediksi positifnya bursa saham Eropa dan AS pascatestimoni The Fed, serta kenaikan outlook utang AS menjadi stabil dari negatif oleh Moody menjadi sentimen eksternal bagi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal pekan ini. Ditambah lagi, musim rilis kinerja emiten juga diprediksi mampu mempertahankan IHSG di zona hijau.
Namun demikian, Head of Researh Trust Securities Reza Priyambada memaparkan, bursa yang berada pada kondisi rally tersebut juga sempat memicu mulai adanya aksi profit taking (ambil untung). Itu yang mengakibatkan IHSG pada akhir pekan lalu sempat bergerak ke lembah merah, sebelum akhirnya ditutup menghijau.
"Meski IHSG menguat, volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing juga net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan jual. Sebaliknya, investor domestik mencatatkan net buy (beli bersih)," jelasnya.
Menurut Reza, pada perdagangan Senin (22/7) ini, IHSG diperkirakan berada pada level support 4.688-4.712 dan resisitane 4.734-4.758. Grafis MACD tampak masih naik dengan histogram posiyif yang memanjang. Sementara grafis RSI, William"s %R, dan Stochastic bergerak naik terbatas mendekati area overbought.
"Mulai adanya profit taking, serta laju bursa saham global yang mulai variatif, akan membuat IHSG bergerak tipis. Sehingga waspadai jika ada pembalikan arah," terangnya.
Sementara itu, Head of Research Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, koreksi yang terjadi pada indeks Nikkei Jepang berhasil membalik sentimen pasar. Meski, masih ada dukungan dari indeks Hang Seng Hong Kong yang ditutup menghijau, namun gagal ditutup di atas resistance 21.400.
"Dalam hal ini, investor cenderung menambah posisi, meski tidak berani full power. Ini karena bursa regional tidak terlihat adanya sinyal positif," ungkapnya.
Sementara itu, IHSG selama sepekan kemarin telah mengalami kenaikan sebesar 91,30 poin (1,97 persen), atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang naik 30,30 poin (0,66 persen). Kenaikan tersebut juga terjadi pada indeks utama lainnya, seperti LQ45 yang naik 1,83 persen, dan IDX30 serta MBX yang masing-masing menguat 2,11 persen dan 2,1 persen.
Mayoritas saham sektoral mengalami peningkatan, misalnya sektor konsumer (5,76 persen, properti (5,75 persen, dan perdagangan (2,76 persen). Sebaliknya, indeks industri dasar melemah 2,68 persen, serta perkebunan dan infrastruktur yang terkoreksi masing-masing 2,37 persen dan 0,64 persen.
Sepanjang pekan ini, IHSG diprediksi berada pada rentang support 4.557-4.605 dan resistance 4.738-4.768.Meski posisi teknikal mingguan terdapat ruang yang cukup besar untuk melanjutkan kenaikan, namun mulai adanya tekanan jual dan kurang kondusifnya laju bursa saham global, diproyeksi bisa menghambat laju IHSG. Sentimen rilis kinerja keuangan emiten diharapkan mampu mempertahankan IHSG. (gal/oki)
Namun demikian, Head of Researh Trust Securities Reza Priyambada memaparkan, bursa yang berada pada kondisi rally tersebut juga sempat memicu mulai adanya aksi profit taking (ambil untung). Itu yang mengakibatkan IHSG pada akhir pekan lalu sempat bergerak ke lembah merah, sebelum akhirnya ditutup menghijau.
"Meski IHSG menguat, volume perdagangan dan nilai total transaksi turun. Investor asing juga net sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan jual. Sebaliknya, investor domestik mencatatkan net buy (beli bersih)," jelasnya.
Menurut Reza, pada perdagangan Senin (22/7) ini, IHSG diperkirakan berada pada level support 4.688-4.712 dan resisitane 4.734-4.758. Grafis MACD tampak masih naik dengan histogram posiyif yang memanjang. Sementara grafis RSI, William"s %R, dan Stochastic bergerak naik terbatas mendekati area overbought.
"Mulai adanya profit taking, serta laju bursa saham global yang mulai variatif, akan membuat IHSG bergerak tipis. Sehingga waspadai jika ada pembalikan arah," terangnya.
Sementara itu, Head of Research Universal Broker Satrio Utomo menjelaskan, koreksi yang terjadi pada indeks Nikkei Jepang berhasil membalik sentimen pasar. Meski, masih ada dukungan dari indeks Hang Seng Hong Kong yang ditutup menghijau, namun gagal ditutup di atas resistance 21.400.
"Dalam hal ini, investor cenderung menambah posisi, meski tidak berani full power. Ini karena bursa regional tidak terlihat adanya sinyal positif," ungkapnya.
Sementara itu, IHSG selama sepekan kemarin telah mengalami kenaikan sebesar 91,30 poin (1,97 persen), atau lebih tinggi dari pekan sebelumnya yang naik 30,30 poin (0,66 persen). Kenaikan tersebut juga terjadi pada indeks utama lainnya, seperti LQ45 yang naik 1,83 persen, dan IDX30 serta MBX yang masing-masing menguat 2,11 persen dan 2,1 persen.
Mayoritas saham sektoral mengalami peningkatan, misalnya sektor konsumer (5,76 persen, properti (5,75 persen, dan perdagangan (2,76 persen). Sebaliknya, indeks industri dasar melemah 2,68 persen, serta perkebunan dan infrastruktur yang terkoreksi masing-masing 2,37 persen dan 0,64 persen.
Sepanjang pekan ini, IHSG diprediksi berada pada rentang support 4.557-4.605 dan resistance 4.738-4.768.Meski posisi teknikal mingguan terdapat ruang yang cukup besar untuk melanjutkan kenaikan, namun mulai adanya tekanan jual dan kurang kondusifnya laju bursa saham global, diproyeksi bisa menghambat laju IHSG. Sentimen rilis kinerja keuangan emiten diharapkan mampu mempertahankan IHSG. (gal/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BTN Patok Suku Bunga KPR 9 Persen
Redaktur : Tim Redaksi