jpnn.com, JAKARTA - Data dari Wearesocial menunjukkan bahwa 60 persen orang di Indonesia adalah pengguna smartphone, dan ada ribuan foto yang hampir dimiliki oleh penggunanya.
Foto adalah digital file yang memiliki banyak variasi produk yang bisa di temukan di mana saja. Bisa dalam bentuk dekorasi wallpaper kantor, foto untuk wedding, sebagai kado untuk orang tersayang dan masih banyak lainnya.
BACA JUGA: Kiat agar Produk Laris di Tengah Persaingan Bisnis
Berdasarkan data dari printed photo product USA, ada 68 persen menggunakan foto sebagai hadiah atau untuk konsumsi pribadi. Dengan banyaknya data dan nilai pasar yang tinggi, photobook menjadi salah satu variasi produk printing foto yang sangat bisa menjanjikan dalam sebuah bisnis kreatif.
Atas dasar inilah, pengusaha muda Rico Huang berani membeli mesin printing seharga Rp 10 miliar untuk membuka peluang usaha bisnis baru di Indonesia. Terlebih belum ada pemain yang masuk dalam bisnis ini.
BACA JUGA: Expand Ajak 7 Startup Malaysia Menjelajah Peluang Bisnis di Indonesia
“Berdasarkan data dari Retail Photo Market Value 2018, di Eropa ada 1 perusahaan yang bisa menghasilkan omset Rp120 triliun hanya dari 1 produk lewat mesin printing ini. Nah, di Indonesia ini pasarnya masih luas dan belum ada pemainnya. Jadi, peluangnya besar,” kata Rico Huang, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (2/2).
Rico pun mengajak pengusaha milenial yang tertarik dengan peluang bisnis melalui photobook untuk bergabung dengannnya. “Produk photobook ini akan dibuka penjualannya di platform Dropshipaja.com pada 1 Maret 2020. Tidak perlu khawatir keluar budget mahal untuk membeli mesin, tinggal join. Nanti akan ada katalog siap pakai," ujarnya.
BACA JUGA: Setelah Merajai Printing, Kini Sasar Pasar Digital
"Bisa mengatur jadwal pengiriman, banner promosi siap pakai, bisa mengirimkan produk sesuai dengan nama toko Anda. Sekaligus Anda tidak perlu banting harga dengan marketplace, sebab memang belum ada pemainnya,” lanjut Rico.
Menurut Rico, harga mesin printing photobook memang mahal. Namun, punya kecepatan super kilat dan kualitas produk yang mumpuni. Biaya maintenance mesin printing yang bernama BAIM ini pun lumayan mahal, sekitar 30 juta per bulan di luar depresiasi.
"Market dari photobook adalah perempuan, para ibu muda yang memiliki anak, traveller, photographer, mahasiswa atau siapa pun yang mau mencetak foto menjadi sebuah memori. Agar kenangan manis bisa tersimpan rapi dalam photo album,” pungkasnya. (mg7/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh