TIMIKA - Gemerlap gempita suara petasan, terompet dan kembang api menyambut malam lepas sambut tahun 2011-2012, Sabtu (31/12/2011) sampai Minggu (1/1/2012), menyisakan berbagai kejadian, mulai dari kasus kecelakaan, korban luka akibat petasan, bahkan yang lebih parah diduga ada korban akibat peluru nyasar.
Kasus ini menimpa Agustina Rombe (45), warga Jalan Perjuangan Dalam, yang berprofesi sebagai Guru di SMP Negeri 2 Mimika. Minggu (1/1) sekitar pukul 01.30 WIT dini hari, Agustina Rombe diduga menjadi korban peluru nyasar yang menembus atap dan plafon rumahnya.
Peluru tersebut menyebabkan luka di bagian lengannya sebelah kiri. Beruntung peluru tersebut tidak sampai menembus bagian dalam lenganya. Meski demikian, korban Agustina mengaku merasakan pedih dan panas di sekitar lengan yang terkena peluru.
Agustina ditemani sang suami dan anaknya kepada Radar Timika di kediaman mereka menceritakan kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIT, saat dirinya tidur di ruang keluarga. Saat tidur, tiba-tiba Agustina dikejutkan dengan sebuah benda yang mengenainya. Awalnya diduga sebagai petasan.
“Pulang dari depan, kumpul-kumpul bersama keluarga dan tetangga menyambut tahun baru, kami langsung ke rumah untuk istirahat. Di rumah kami tidur-tiduran di depan TV sambil nonton acara malam pergantian tahun di daerah lain. Setelah itu saya tertidur. Setengah badan saya berada di lantai dan kepala saya di atas tempat tidur. Saya pun spontan kaget dan bangun ketika mendengar ada semacam ledakan kecil jatuh dari atas dan tangan saya terkena sebuah benda. Pada saat benda itu mengenai tangan saya, rasanya kayak panas. Saya pikir itu kembang api, dan saya langsung memegang tangan saya,” tutur Agustina.
“Saya pikir anak saya yang bermain kembang api atau petasan, makanya saya tanya anak saya. Kenapa bermain petasan dalam rumah, saya punya tangan kena ini. Kemudian anak saya menjawab tidak bermain kembang api,” sambung Agustina.
Setelah itu, kata Agustina, karena dia merasakan panas dan sakit, akhirnya membuka sweter hitam yang dikenakannya. Dia pun melihat lengannya telah berdarah. Mereka kemudian mencari tahu apa yang menyebabkan tangan Agustina terluka.
Mereka melihat plafon yang tadinya rapat, menjadi sedikit berlubang, dan ada serpihan plafon tercecer di sekitar tempat tidur. Mereka kemudian mencari tahu apa penyebabnya. Kurang lebih sekitar 2,5 meter dari tempat tidur, anak Agustina menemukan sebuah proyektil peluru. Peluru yang didapat kemudian diletakkan di atas meja.
Suami korban pun naik ke atas plafon untuk mengecek, apakah peluru tersebut menembus atap. Setelah dicek memang benar, peluru tersebut menembus atap dan plafon rumah mereka. Keluarga korban Agustina mengaku sangat heran dengan adanya peristiwa tersebut. “Kok bisa ya ada peluru yang bisa menembus atap dan plafon rumah, mengherankan sekali,” tandasnya.
Lanjut Agustina, beberapa saat setelah kejadian itu, ada dua orang anggota polisi tiba di lokasi rumahnya untuk melihat apa yang terjadi. Mereka menanyakan kronologis kejadian yang menimpa Agustina. Setelah itu, mereka membawa proyektil peluru tersebut untuk dilaporkan kepada pimpinannya.
Untuk menghindari kemungkinan yang terjadi, Agustina dibawa ke RSUD oleh suaminya. Di RSUD, lukanya kemudian dibersihkan petugas dan difoto x-ray untuk memastikan apa yang terjadi. Namun setelah difoto rontgen, berdasarkan keterangan dokter jaga di UGD RSUD, korban Agustina bisa pulang ke rumah untuk mendapat perawatan jalan.
Hingga berita ini diturunkan, kondisi korban sudah membaik, namun bekas peluru masih nampak. Agustina dan keluarga sempat mendapat kabar bahwa polisi berencana ke rumahnya, tapi belum datang untuk melakukan pemeriksaan lanjutan.
Hingga Senin (2/1) kemarin Radar Timika (Group JPNN) sudah berusaha mencari konfirmasi berkenaan dengan peristiwa yang menimpa Agustina Rombe, namun belum diperoleh keterangan resmi dari pihak berwenang.(nan/rex)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Raskin Dijual Mahal, Kades Nilai Wajar
Redaktur : Tim Redaksi