Pemahaman Literasi Para Guru Harus Ditingkatkan

Kamis, 30 Juni 2022 – 06:00 WIB
PT Zetta Adi Communication menggelar pelatihan melalui program khusus untuk guru agar makin cakap digital pada 2022. Foto: Zetta Adi Communication

jpnn.com, JAKARTA - Perkembangan teknologi yang makin maju membuat beberapa sektor pekerjaan harus beradaptasi dengan perubahan tersebut, terutama saat pandemi Covid-19.

Interaksi mulai berpindah dari luring ke daring.

BACA JUGA: Mbak Rerie Dorong Anak Bangsa Kembangkan Budaya Lokal lewat Literasi

Salah satu perubahan yang terjadi paling nyata ialah sistem pembelajaran di sekolah berganti dua tahun terakhir.

Para guru dituntut dapat cakap digital dengan terus berinovasi sehingga komunikasi dengan para murid lebih kreatif.

BACA JUGA: Prof Ganefri: Disertasi Hasto Sumber Literasi, Perlu Dibaca Lintas Generasi 

Kementerian Komunikasi dan Informatika, bersama dengan Siber Kreasi kembali menggelar pelatihan melalui program khusus untuk guru agar makin cakap digital pada 2022.

Pelatihan ini akan dilaksanakan mulai Juni hingga Desember oleh PT Zetta Adi Communication sebagai penyelenggara kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital untuk segmen pendidikan di wilayah Sulawesi dan sekitarnya.

BACA JUGA: Ternak Uang Gelar TU for Students Yuk Join Biar Melek Literasi Keuangan

Sebagai awal, kegiatan pelatihan mulai dilaksanakan pada Selasa 28 Juni 2022, bersama dengan Pendidikan Sulawesi Digital Skill yang mengambil tema Communication Skill to Maximize Your Teaching.

Dalam pelatihan tersebut, para guru disajikan tiga materi yang berbeda yang dapat mengembangkan kemampuan komunikasi digital guru-guru di sekolah.

"Waktunya kita berpindah ke ruang digital dan juga sekarang waktunya kita untuk menyikapi digital dan sosial media menjadi alat terbaik untuk kita bisa berkeliling di dunia dengan kemampuan Communication Skill To Maximize Your Teaching,'' kata Founder KBB & Dosen Ilmu Komunikasi Yudha Hasta.

Hamsar Hasfat, Pengembang Teknologi Pembelajaran dari Poltekkes Kemenkes Makassar, mengatakan pembelajaran saat ini sangat dinamis dan fleksibel, ketika berbicara tempat bukan lagi ruang berbentuk segi empat, kemudian waktu menyesuaikan kebutuhan, sumber belajar dapat diakses kapan dan dimana saja.

“Artinya, persepsi tentang belajar dan mengajar didapatkan di kelas mulai terganti,” jelasnya.

Hamsar menambahkan, komunikasi dalam pembelajaran ada empat yaitu melalui tatap muka belajar di kelas kemudian media sosial seperti Whatshapp atau Telegram, atau Learning Manajemen Sistem, Google Calssroom, Edmodo, Belajar.id dan tatap maya menggunakan Google meet, zoom, Microsoft Team, atau Webex.

Pola komunikasi cakap, tambah Hamsar, ada tiga hal harus diperhatikan, yaitu cermat, aktif, dan kreatif.

Sementara itu, Master of Ceremony sekaligus Co-Founder KBB Indriani Wijaya CPS, mengatakan individu yang bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.

Indriany menyebutkan, seorang pengajar harus memiliki skill komunikasi yang baik di era digital, diantaranya memahami perkembangan teknologi digital dan karakteristik generasi pelajar saat ini. Kemudian mampu memvisualisasikan bahan ajar melalui aplikasi digital yang berkembang,serta berinovasi.

“Kesimpulan yang dapat dibuatkan, yaitu kita dapat mencapai kecakapan digital jika kita tahu dan paham ragam dan perangkat lunak yang menyusun lanskap digital. Diharapkan, ini bisa mengoperasikan perangkat digital utamanya perangkat lunak sebagai fitur proteksi dari serangan siber,” jelas Indriyani.

Sementara itu, Abdul Malik sebagai pemateri selanjutnya membahas mengenai “Aman Bermedia Digital”, yaitu satu proses memastikan penggunan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman.

Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia.

Ada beberapa kompetensi keamanan digital, diantaranya yaitu untuk mengamankan perangkat digital, termasuk identitas digital, dan penipuan digital.

“Pastikan keamanan dari gawai dan media digital yang kamu punya termasuk media sosial dan aplikasi perpesanan dengan menggunakan password yang kuat dan pastikan mengaktifkan 2FA (Two-Factor Authentication), kemudian jaga data pribadi tetap aman, dengan tidak membagikan dengan siapa pun termasuk media sosial,” jelas Abdul Malik.

Yang terpenting, selalu waspada akan tautan tak dikenal, jangan buka file atau tautan yang tidak dikenal yang dikirimkan lewat email, media sosial atau aplikasi chatting. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler