Pemain Bola Profesional Banting Setir jadi Model, Diajak Main Sinetron

Selasa, 19 April 2016 – 00:08 WIB
PINDAH HALUAN: Faries Rizky Maziun saat bermain bola dan tampil sebagai model fashion di Jakarta. Foto: FALAHI MUBAROK/RADAR BATU

jpnn.com - TAK betah menjadi pemain sepak bola professional karena gaji tak jelas dan sering ngadat, Faries Rizky Maziun banting setir jadi model. Hasilnya, sejumlah karya desainer kenamaan di tanah air sudah diperagakan mantan pemain Arema U-21 dan Persebaya ini, di Jakarta.  

IMAM NASRODIN

BACA JUGA: Hebat! Begini Cara Mereka Mensyukuri Nikmat

Siang itu, tampak seorang pria yang terampil memainkan bola di lapangan Perumahan Puri Diponegoro Kota Batu, Jatim Sabtu lalu (2/4). 

Mulai dribbling, juggling, hingga latihan akurasi tendangan dipertontonkan oleh pria yang mengenakan kostum sepak bola (celana) berlabel PBR (Pelita Bandung Raya) itu. 

BACA JUGA: Ini Hal-hal Menarik yang akan Anda Temui Saat Berlibur ke Korea Utara

Sesekali dia menghentikan aksinya di lapangan sekitar 20x20 meter itu seraya mengambil napas dalam-dalam, lalu melanjutkan lagi atraksinya tersebut. Ya, dia adalah Faries Rizky Maziun, pemain sepak bola profesional yang kini banting setir ke dunia model profesional. 

”Hampir tiap hari, saya melakukan pemanasan di sekitar rumah. Untuk melatih insting main sepak bola saja. Karena sudah malas bermain sepak bola (profesional), kompetisinya saja sudah tidak jelas sekarang,” kata Faries kepada Jawa Pos Radar Malang, Sabtu lalu.

BACA JUGA: 6 Tahun Dikerangkeng, Sang Juara Azan itu Dipindahkan ke...

Pria kelahiran 28 Agustus 1994 itu jatuh cinta pada olahraga sepak bola sejak kelas 4 sekolah dasar (SD), beberapa tahun silam. Hal ini karena sang ayah Ahmad Maziun juga hobi bermain olahraga terpopuler di dunia ini. 

”Kebetulan ayah juga hobi olahraga sepak bola. Mungkin terbawa hobi ayah, tapi dulu masih ikut SSB kampung (Mitra Putra) di Situbondo,” ucap alumnus SDN 10 Panarukan, Situbondo, itu. 

Singkat cerita, pada 2010 lalu, Faries main ke rumah orang tuanya yang ada di Kota Batu. Tepatnya saat kelas X SMK dan tentunya juga membawa aksesori lengkap untuk latihan sepak bola. Seperti sepatu dan kostum bola.

 ”Suatu hari saya ketemu Pak Safrudin (pengurus Persikoba junior, Red) dan diminta ikut latihan tim Persikoba U-17 kala itu,” terangnya. Dari latihan ini, Faries diminta untuk pindah ke Batu. Sebab, performanya selama mengikuti latihan itu dinilai memuaskan oleh tim. 

Bahkan, dia juga masuk ke tim senior Persikoba yang berlaga di divisi I kelompok IPL (Indonesia Premier League) kala itu. Sehingga dia harus sekolah jarak jauh kala itu. 

”Jadi, harus bolak-balik dari Batu ke Situbondo. Karena sekolahnya masih di sana,” kenang alumnus SMK Daerah Situbondo itu. 

Tak hanya itu, perkembangan performa di lapangan yang terus membaik juga membuat Arema tertarik untuk menggunakan jasanya. Ya, pemain bola yang bisa berposisi sebagai wing dan striker ini juga sempat membela Arema U-21. 

”Kala zaman saya masuk Arema, pelatihnya Pak Gusnul Yakin saat itu. Ya, pokoknya kala itu inginnya cuma main sepak bola saja, karena sudah hobi,” urainya. 

Nah, baru pada 2013 lalu, dia mengikuti seleksi PBR (Pelita Bandung Raya) U-21. Dalam seleksi ini, Faries dinyatakan lolos. ”Pelatihnya waktu itu coach Rony Remon. Tapi ikut ISL waktu itu,” ujar putra pasangan Ahmad Maziun dan Firdaus Matsal ini. 

Baru pada akhir 2013, Faries berpetualang lagi dan hijrah membela tim senior Persebaya. Kala itu tim ini diarsiteki oleh Rahmad Darmawan (RD).

 ”Tapi malah diminta bela tim senior sama coach RD. Jadi malah senang saya, karena kala itu masih umur 19 tahun. Beliau sendiri yang minta saya main di tim senior,” paparnya. 

Namun sayang, Faries tak bisa bermain maksimal di tim Persebaya. Sebab, dia diintai badai cedera hamstring selama sekitar 4 bulan. ”Karena sudah risiko jadi pemain sepak bola (cedera),” kata anak nomor dua dari empat bersaudara itu.

Baru pada 2014 lalu, ada tim yang tertarik menggunakan jasanya, yaitu Borneo FC. Dan dia mengantarkan tim ini melaju ke ISL (Indonesia Super League) pada musim berikutnya. Namun sayang, mimpinya untuk bisa terus bermain bola harus terputus sekitar pertengahan 2015 lalu. 

Tepatnya, kala kisruh PSSI mencuat ke permukaan dan selalu menjadi headline di media nasional, baik cetak maupun elektronik. Kala itu, Faries juga tengah kecewa berat karena gaji pemain sepak bola tak sesuai dengan kontrak. 

Bahkan, uang bonus senilai Rp 500 juta dari tim juga tak kunjung dinikmati Faries dan pemain lainnya. Nah, dari sinilah awal mula Faries tak mau lagi membela tim sepak bola profesional. 

”Mau main bola gimana, kompetisi tak jelas, gajinya tak jelas. Akhirnya main bola di kampung saja sama teman-teman untuk jaga performa,” kenangnya.

Inilah yang menjadi alasan lain bagi Faries mau menekuni dunia barunya, yaitu dunia model. Faries juga pernah memperagakan karya desainer nasional di Jakarta, Bali, Jogjakarta, Bandung, dan Banyuwangi. 

Bahkan, saat ini dia juga masuk manajemen artisnya desainer kenamaan Merdi Sihombing dan penyanyi Yuni Shara. Karya yang pertama kali diperagakan Faries saat di Jakarta adalah milik Merdi Sihombing, yang berciri khas kain tenun. 

”Pak Eddy (Eddy Rumpoko, Wali Kota Batu, Red) yang menyarankan agar saya menekuni dunia model. Lalu, Pak Eddy mengenalkan saya ke Bunda Yuni Shara. Kebetulan Bunda Yuni juga sama-sama dari Kota Batu,” ucapnya. 

Bahkan, beberapa waktu lalu juga sempat ditawari produser film dan sinetron ’Islam KTP’ untuk ikut main film. Namun, Faries masih belum mengiyakan karena diminta sang manajer untuk belajar dulu.

”Mas Merdi dan Bunda Yuni minta saya untuk belajar dulu. Mungkin karena wajah saya kearab-araban, jadi diminta main sinetron itu,” ujar pria kelahiran 28 Agustus tersebut. 

Apakah Faries akan meninggalkan dunia sepak bola kelak? Faries menjawab dengan tegas bahwa sepak bola tetap menjadi pilihan utamanya. Sebab, sepak bola sudah menjadi hobinya sejak kecil. 

”Tapi kalau ada kesempatan lain (model dan main film) kenapa enggak? Kan sambil nunggu kompetisi sepak bola bergulir kembali,” ujarnya. (*/c2/lia) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Shalomoan Nagana, Pembuat Papan Surfing yang Diakui Dunia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler