SIDOARJO - Deltras Sidoarjo sepertinya harus ekstra hati-hati saat melawan Perseba Super Bangkalan di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, 25 Februari mendatang. Selain wajib mendapat poin di laga kandang perdana tersebut, penggawa The Losbter -julukan Deltras -juga dituntut untuk lebih bisa mengontrol mental mereka.
Mau bagaimana lagi, dari tiga pertandingan, sudah sembilan pemain inti Deltras yang mengantongi kartu kuning. Mereka adalah Abdoul Hamidou Traore, Cheik Oumar Dombia, Tomoyuki Sakai, Jefri Dwi Hadi, Choirul Anam, Marzuki, Engkus kushawa, serta Heri Fiandoyo dan Kasiadi.
Nah, seandainya Jefry Dwi Hadi dan kawan-kawan tidak berhati-hati untuk mengontrol emosi mereka, maka sudah tentu tim yang baru terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL) ini tampil dengan kekuatan penuh pada laga berikutnya. Padahal, pertandingan berikutnya, Deltras bakal kedatangan tamu yang tidak kalah tangguh, Persebaya Surabaya 2 Maret mendatang.
"Masalah ini cukup menjadi beban tersendiri bagi tim kami. Jadi, satu-satunya jalan, para pemain harus bisa bermain bersih sepanjang laga lawan Perseba nanti. Kami khawatir, kalau anak-anak tidak bisa menjaga mental mereka, maka akan bisa berdampak buruk bagi kekuatan tim ini dalam laga berikutnya," kata Djoko Susilo, pelatih Deltras, kemarin (21/2).
Pria yang pernah menukangi Persegres Gresik dan Persiwa Wamena ini mengakui bahwa mental tim besutannya tidak begitu bagus. Itu tidak lain karena para pemain Deltras selalu dengan mudah melakukan pelanggaran tidak penting kepada pemain lawan.
"Banyak kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi pelanggara, mereka malah melakukannya. Masalah-masalah kecil seperti ini yang seharusnya bisa dievaluasikan sendiri oleh masing-masing pemain. Sebab, kalau begini terus maka soliditas tim bisa terancam," lanjut dia.
Sebagaimana diketahui, PT Liga Indonesia sebagai regulator kompetisi masih menganut sistem kompetisi lama, yakni setiap pemain yang telah mengantongi dua kartu kuning dilarang untuk tampil dalam laga berikutnya.
Regulasi tersebut berbanding terbalik dengan sistem sepak bola moderen, yaitu setiap pemain baru dilarang satu pertandingan bila telah mengantongi lima kartu kuning. (dik)
Mau bagaimana lagi, dari tiga pertandingan, sudah sembilan pemain inti Deltras yang mengantongi kartu kuning. Mereka adalah Abdoul Hamidou Traore, Cheik Oumar Dombia, Tomoyuki Sakai, Jefri Dwi Hadi, Choirul Anam, Marzuki, Engkus kushawa, serta Heri Fiandoyo dan Kasiadi.
Nah, seandainya Jefry Dwi Hadi dan kawan-kawan tidak berhati-hati untuk mengontrol emosi mereka, maka sudah tentu tim yang baru terdegradasi dari Indonesia Super League (ISL) ini tampil dengan kekuatan penuh pada laga berikutnya. Padahal, pertandingan berikutnya, Deltras bakal kedatangan tamu yang tidak kalah tangguh, Persebaya Surabaya 2 Maret mendatang.
"Masalah ini cukup menjadi beban tersendiri bagi tim kami. Jadi, satu-satunya jalan, para pemain harus bisa bermain bersih sepanjang laga lawan Perseba nanti. Kami khawatir, kalau anak-anak tidak bisa menjaga mental mereka, maka akan bisa berdampak buruk bagi kekuatan tim ini dalam laga berikutnya," kata Djoko Susilo, pelatih Deltras, kemarin (21/2).
Pria yang pernah menukangi Persegres Gresik dan Persiwa Wamena ini mengakui bahwa mental tim besutannya tidak begitu bagus. Itu tidak lain karena para pemain Deltras selalu dengan mudah melakukan pelanggaran tidak penting kepada pemain lawan.
"Banyak kejadian yang seharusnya tidak perlu terjadi pelanggara, mereka malah melakukannya. Masalah-masalah kecil seperti ini yang seharusnya bisa dievaluasikan sendiri oleh masing-masing pemain. Sebab, kalau begini terus maka soliditas tim bisa terancam," lanjut dia.
Sebagaimana diketahui, PT Liga Indonesia sebagai regulator kompetisi masih menganut sistem kompetisi lama, yakni setiap pemain yang telah mengantongi dua kartu kuning dilarang untuk tampil dalam laga berikutnya.
Regulasi tersebut berbanding terbalik dengan sistem sepak bola moderen, yaitu setiap pemain baru dilarang satu pertandingan bila telah mengantongi lima kartu kuning. (dik)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Balotelli Asyik Pacaran di Tribun
Redaktur : Tim Redaksi