SURABAYA - Para pemain Persebaya Surabaya yang berlaga di Divisi Utama 2010/2011 tak bisa tenangMereka terus menuntut kejelasan gaji yang belum terbayar hingga kompetisi berakhir.
Tak sabar dengan gelapnya masa depan pembayaran gaji tersebut, sekitar 15 orang pemain memutuskan ngelurug rumah Ketua Umum Persebaya Wishnu Wardhana di kawasan Gayungsari Barat, Surabaya, tadi malam (4/6)
BACA JUGA: De Rossi Bantah Terlibat Mafia Judi
Bukan untuk melabrak
BACA JUGA: Pesta Persipura Tertunda
Sayang, niatan baik sekitar 15 pemain tersebut tak berbalasBACA JUGA: Kans Gapai AFC Cup
Seorang pembantu di rumah mewah itu hanya mengatakan bahwa Wishnu sedang tidak berada di rumah"Bapak belum pulang, nggak tahu pulangnya jam berapa," ujarnya
Dia juga mengaku tidak tahu ketika ditanya Wishnu sedang keluar ke manaSetelah mendengar informasi tersebut, pemain tidak memutuskan langsung pulangMereka masih menunggu beberapa lagi"Siapa tahu sebentar lagi datang," kata seorang pemain yang enggan disebutkan namanya
Namun, kerumumunan pemain di sudut jalan sebelah rumah Wishnu membuat warga sekitar terusikApalagi, sepeda motor pemain yang di parkir di sisi jalan menyempitkan ruas jalan bagi mobil yang akan masuk ke komplek itu"Ah, Wishnu itu memang nggak bener," tutur salah seorang warga yang baru mengerti maksud kehadiran pemain Persebaya
Setelah menunggu sampai sekitar pukul 21.00 WIB, para pemain memutuskan untuk pulang"Untuk sementara ini, kami akan rundingan (merundingkan, Red) dulu dengan semua pemain untuk menentukan bagaimana langkah selanjutnya," ungkap salah seorang pemain yang enggan disebutkan namanya
Yang pasti, lanjut pemain itu, para pemain juga melihat upaya hukum melalui pengacara MSholeh menjadi alternatif pilihan jika belum ada pembayaran gaji"Kalau sampai belum ada pembayaran, terpaksa ajur-ajuran wis," ungkapnya
Tanpa gaji di sepanjang musim kompetisi memang membuat tim asuhan Suwandi H.Situ terus dikejar berbagai macam tanggunganMulai kebutuhan rumah tangga, utang hingga berbagai hal yang butuh pencairan gaji tersebutUntuk sekadar menyambung hidup, sejumlah pemain sampai harus bermain antar kampung di kawasan Jember"Lumayan dapat Rp 500 ribu sekali main," katanya(uan/aww)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cemas jika Minim Penonton
Redaktur : Tim Redaksi