Pemain PSMS Berikan Laporan Resmi

Singgung Masalah Match Fixing

Sabtu, 15 Juni 2013 – 09:17 WIB
JAKARTA-Sebelas pemain PSMS Medan yang terlantar di Jakarta akhirnya melaporkan kasus tunggakan gajinya ke Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI).

Mereka pun secara resmi telah mengajukan laporannya ke Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), PSSI dan PT Liga Indonesia (PT LI) agar mendapatkan bantuan penyelesaian.     

CEO APPI Valentino Simanjuntak menjelaskan bahwa pemain-pemain tersebut sebelumnya tidak paham akan mekanisme untuk memberikan tuntutannya. Karena itu, sebelumnya mereka hanya menyampaikan pengaduannya secara lisan kepada Menpora, PSSI, dan PT LI.

"Saat ini kami mendampingi pemain  untuk menyerahkan lampiran surat laporan resmi mereka ke PSSI, pemerintah dan PT LI. Kami bersama pemain berharap ada bantuan dari tiga pihak ini untuk bisa segera mendapatkan kepastian hak mereka," terangnya saat ditemui di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, kemarin (14/6).     

Di sisi lain, pemain PSMS mengaku sedang berada pada titik nadir kehidupan ekonomi mereka. Karena itu, mereka berharap gajinya bisa segera dibayarkan karena saat ini tak lagi memiliki penghasilan. Dari pengakuan Ardana Siregar, sudah sepuluh bulan bulan gajinya tak  dibayarkan.     

Gelagat gaji bakal menunggak sudah ditunjukkan oleh klubnya sejak latihan klub dimulai pada Agustus 2012 silam.  Saat itu, mereka tak mendapatkan gaji penuh sebulan sesuai  kontrak.

"Saat itu saya tak dapat penuh gajinya. Setelah September sampai sekarang, sepeser pun kami tak mendapatkan gaji. Kalau saya total ditunggak oleh klub Rp 110 juta lebih," keluh pemain yang berposisi sebagai penjaga gawang tersebut.  

Selain laporan tunggakan, salah seorang pemain PSMS lainnya yang enggan namanya dikorankan membocorkan bahwa dalam kronologis laporan kasus tunggakan juga disertakan laporan lain. Yakni, adanya usaha dari pengurus yang meminta pemain untuk mengalah dan mengatur hasil pertandingan alias match fixing.      

Kejadian itu terjadi saat PSMS bertandang ke Persih Tembilahan pada 11 Mei dan Persisko Tanjabbar pada 16 Mei lalu. Melwan Persih, pemain diminta bermain imbang dan melwan Persisko pemain diminta mengalah. Jika seri, mereka dijanjikan mendapat pinjaman dari CEO Heru Pranowo, dan jika kalah dari Persisko mereka dijanjikan dibayar gajinya.     

"Tapi saat itu kami tidak mau, kami malah menang dua-duanya (lawan Persih Menang 0-2, lawan Persisko menang 0-3). Waktu itu kami dibilang pelatih, kamu mau makan duit sampah?. Karena itu kami tak mau mendengarkan perintah pak Heru dan kami main fight," terang pemain yang mewanti-wanti agar namanya jangan ditulis tersebut.

Sementara itu, saat Sekretaris PT LI Tigor Shalom Boboy dikonfirmasi, dia mengaku jika sudah menemui pemain tersebut. Tapi, untuk Ketau Umum Klub PSMS Indra Sakti Harahap yang diundang untuk dimintai keterangan ke Jakarta, ternyata tidak datang.  "Pemain sudah kami terima, kalau pak Indra tidak datang," ucapnya.

Sayang, untuk masalah memberikan tanggung jawab atas pembayaran gaji pemain, PT LI tidak bisa memenuhi. Tapi, jika yang dimaksud dalah pengambil laihan pembayaran, mereka bersedia tetapi harus melakukan verifikasi terlebih dahulu.     

"Prosesnya sekitar seminggu, kalau klub kooperatif. Kami harus melihat dulu kontrak dan fakta pembayaran gaji di lapangan. Baru setelah itu kami bisa putuskan bagaimananya," terang Tigor. (aam)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok 2.000 Cyclist Gowes 81 Kilometer

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler