"Saya tidak setuju kalau gaji pemain profesional kita dibatasi. Kita profesional saja. Semakin bagus permainan kita, otomatis semakin mahal juga nilai kontrak kita," kata Firman Utina.
Zulkifli Syukur menyatakan hal senada."Saya tidak setuju jika ada pembatasan gaji pemain. Kontrak pemain itu kan sesuai kemampuan klub. Kalau klub berani dan mampu membayar pemain dengan harga mahal, itu hak mereka. Kalau mengambil pemain, harus sesuai anggaran klub. Tidak usah dipaksakan," ujar pemain yang musim lalu berkostum Persib Bandung itu.
Gelandang Persebaya Rendy Irwan juga menentang wacana salary cap. "Karena sekarang klub-klub tidak boleh pakai APBD, mereka harus pintar-pintar mencari sponsor biar mendapat pemasukan banyak dan merekrut pemain bagus dengan harga yang pantas. Ini kan kompetisi profesional," kata Rendi.
"Pembatasan gaji pemain itu tidak rasional di zaman kompetisi profesional seperti sekarang. Menurut saya, itu bukan solusi tepat (untuk mengatasi masalah keuangan klub)," timpal Febrianto Wijaya, gelandang Persela musim lalu.
Ponaryo Astaman, gelandang Sriwijaya FC, berpendapat sedikit berbeda. "Karena ini berkaitan langsung dengan pemain, akan lebih baik, sebelum wacana ini direalisasikan, ada pembicaraan terlebih dulu dengan pemain," tutur presiden APPI (Asosiasi Pemain Profesional Indonesia) itu. (ali/c13/ko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Juventus Perpanjang Rekor Tak Terkalahkan
Redaktur : Tim Redaksi