jpnn.com - AMIR Sidharta, salah seorang kurator kenamaan di Indonesia, mengakui bahwa para pemalsu lukisan memang selalu memantau perkembangan seni lukis di tanah air. Dengan begitu, karya maestro atau pelukis yang tengah digemari menjadi sasaran empuk untuk dipalsu.
Kegiatan pemalsuan itu marak seiring dengan tren. Misalnya, mulai 2006 hingga 2008 marak, kemudian mengalami penurunan sedikit, lalu muncul lagi pada 2010 sampai kini. Bisnis lukisan palsu semakin melejit karena merupakan salah satu lahan yang mampu mendapatkan keuntungan jumbo.
Bukan hanya itu, banyak kolektor yang menjadikan lukisan sebagai investasi yang bernilai tinggi. Hal tersebut menjadi ruang bagi oknum tertentu untuk membuat lukisan palsu. Sering kali pembelian lukisan itu diiringi pengetahuan yang minim para kolektor. "Sehingga banyak yang kejeblos membeli lukisan palsu," tambahnya.
BACA JUGA: Wow... Lukisan Palsu Maestro Pun Bisa Laku Rp 3 Miliar
BACA: Penelusuri Pemalsuan Lukisan Sang Maestro yang Bikin Gemas Kolektor (1)
BACA: Menelusuri Pemalsuan Lukisan Sang Maestro yang Bikin Gemas Kolektor (2)
BACA JUGA: Menelusuri Pemalsuan Lukisan Sang Maestro yang Bikin Gemas Kolektor (1)
Pemalsuan lukisan itu pun memiliki tahap masing-masing. Ada yang bisa menduplikasi secara mirip. Ada juga yang membuat karya baru dengan menggunakan nama maestro lukis. (owi/lus/sof)
BACA JUGA: Terungkap, Ternyata Pria Merasa Terancam dengan Perempuan Pintar
BACA ARTIKEL LAINNYA... 10 Kebiasaan yang Merusak Kulit Wajah Anda
Redaktur : Tim Redaksi