jpnn.com, JAKARTA - Program literasi digital terus digenjot Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo). Kali ini yang disasar ialah siswa Sekolah Menengah Kejuaraan (SMK) di Provinsi Bengkulu.
Sekitar 3.000 siswa SMK Negeri se-Provinsi Bengkulu terlibat dalam roadshow seminar literasi digital sektor pendidikan.
BACA JUGA: Program BAKTI Kominfo Bantu UMKM di Desa Sukarara Makin Melek Internet
Roadshow yang digelar awal Oktober tersebut berlangsung selama dua hari berturut-turut.
Hari pertama, sebanyak 500 siswa SMKN 4 Kota Bengkulu yang ikut.
BACA JUGA: Kemenkominfo Edukasi Para Pelajar Didik Waspadai Jejak Digital di Internet
Hari kedua dilaksanakan secara serempak di 3 sekolah, yaitu SMKN 2 Bengkulu Tengah, SMKN 1 Bengkulu Utara, dan SMKN 2 Bengkulu Utara.
Peserta yang ikut sekitar 2.500 pelajar SMK di wilayah Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Tengah, dan Kabupaten Bengkulu Utara.
BACA JUGA: Kemenkominfo Minta Guru, Siswa, Tendik Menggunakan Internet dengan Cerdas
Kepala SMKN 4 Kota Bengkulu, Paidi menyampaikan apresiasi terhadap Kemenkominfo atas penyelenggaraan program literasi digital bagi pelajar tingkat SMK.
“Jujur saja, tidak sedikit masyarakat maupun kalangan pelajar belum dewasa dalam menggunakan literasi digital," ujar Paidi dalam keterangannya, Senin (17/10).
Memang, dari hasil riset dikatakan jumlah penggunaan internet sudah banyak, tetapi pemanfaatan internet oleh peserta didik untuk pembelajaran masih belum optimal.
Ketua Tim Literasi Digital Sektor Pendidikan Bambang Tri Santoso dalam sambutannya menjelaskan literasi digital merupakan salah satu program prioritas Kemenkominfo.
Bambang juga mengenalkan program Pandu Digital yang diinisiasi Kemenkominfo, yaitu gerakan volunter untuk pendamping literasi digital yang saat ini sudah mencapai 18 ribu orang.
Tugas Pandu Digital adalah untuk mendampingi literasi digital di 5 sektor, yaitu pendidikan, pariwisata, UMKM, petani dan nelayan.
Ramadin Tarigan selaku Pandu Digital Purwa menerangkan penggunaan layanan digital menawarkan kemudahan dan kepraktisan.
Namun, di sisi lain juga membuka potensi buruk, seperti penipuan dan pencurian akun, sehingga diperlukan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital.
“Penekanan dari saya jangan sekali-kali memberikan nomor unik kepada publik karena tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital," ujarnya.
Yang bisa dilakukan, Tarigan mengatakan ialah mengurangi risikonya sedapat mungkin. Selalu berpikir kritis, tidak mudah percaya dengan semua yang didapat di internet.
Sementara itu, Guru SMKN 4 Kota Bengkulu Yulina Wetsy menyampaikan bahwa dalam ruang digital setiap individu akan berinteraksi dan berkomunikasi dengan berbagai perbedaan kultural.
Dengan media digital setiap warganet berpartisipasi dalam hubungan dengan banyak orang sehingga memerlukan etika digital.
“Harus sadar bahwa interaksinya dengan manusia nyata di jaringan yang lain, bukan sekadar dengan deretan karakter huruf di layar monitor," tutur Yulina.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Bengkulu, Eri Yulian Hidayat yang ikut dalam roadshow seminar literasi digital juga memberikan pesan kepada para siswa SMK.
Menurut dia, arus informasi dan teknologi yang masuk dalam setiap detiknya begitu banyak dan dapat memberikan dampak positif maupun negatif.
Oleh karena itu, para siswa perlu melakukan analisis terhadap berbagai informasi yang diterima.
"Manfaatkan informasi dengan baik, apalagi dengan konsep merdeka belajar siswa bisa belajar di mana pun dan kapan pun,” ucap Yulian. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil MotoGP Australia: Alex Rins Juara, Yamaha Gigit Jari
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad