jpnn.com, SURABAYA - Kementerian Pertanian melalui Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi beserta tim mengunjungi salah satu pabrik penghasil mulsa di Surabaya.
Hal itu demi meningkatkan pemanfaatan teknologi mulsa bagi pertanaman hortikultura,
BACA JUGA: Kementan Mantapkan Cianjur jadi Penyangga Cabai Jabodetabek
Pabrik yang dikunjungi tersebut memproduksi Plastik Mulsa Hitam Perak LLDPE.
Mulsa ini baik digunakan di daerah tropis untuk pertanian pada tanaman cabai, bawang, tomat, mentimun, melon, strawberi dan kubis bunga.
BACA JUGA: Amran Pecat 1.300 Pegawai dan Polisikan 700 Mafia Pangan
"Plastik mulsa ini baik digunakan untuk aneka tanaman sayur dan buah. Ini adalah sarana prasarana yang baik," jelas Suwandi.
Dibandingkan dengan budi daya konvensional, penggunaan mulsa memiliki banyak manfaat.
BACA JUGA: Kementan Bangun 17 Pabrik, Produksi Gula Nasional Meningkat
Yaitu menjaga kelembaban tanah, mengurangi evapotranspirasi, menekan perkembangan gulma, mengurangi kehilangan pupuk akibat penguapan, menekan perkembangan OPT, memperbanyak intensitas sinar matahari, dan mengurangi aliran air permukaan.
Plastik mulsa ini dinamakan hitam perak dikarenakan terdiri dari dua warna tersebut.
Lapisan berwarna perak berada di bagian atas dan warna hitam berada di bagian bawah.
Warna perak berada di bagian atas memberikan manfaat sebagai pemantul cahaya matahari.
Dengan pemantulan balik ini maka proses fotosintesis menjadi lebih maksimal.
Kondisi tanaman tidak terlalu lembab, sehingga mengurangi penyakit dan mengusir serangga pengganggu seperti Thrips dan Aphids.
Sementara itu warna hitam yang diletakkan di bagian bawah mampu menyerap panas, sehingga suhu pada perakaran menjadi lebih hangat.
Dengan suhu yang hangat, maka akar akan berkembang optimal. Pemakaian warna hitam diklaim mampu mencegah sinar matahari tembus ke dalam tanah, sehingga dapat menekan pertumbuhan gulma.
Dalam kunjungan singkat tersebut, rombongan dikenalkan proses pembuatan mulsa mulai dari bentukan bijih plastik beserta biji pewarna hitam dan peraknya.
Disampaikan juga bahwa dalam 8 jam produksi dapat menghasilkan 4 ton mulsa.
Produksi pembuatan dilakukan selama 24 jam non stop. Ini artinya produksi bisa mencapai 12 ton.
"Selama ini kami melayani permintaan di Jawa Barat , Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami juga menjadi mitra Kementerian Pertanian dalam pengadaan mulsa bagi petani di daerah-daerah", jelas Yenny Budianto, General Manager PT Mutiaracahaya Plastindo
Guna membuktikan kualitas mulsa yang produksinya, perusahaannya bahkan membuka demplot di beberapa daerah.
Dia meyakini bahwa mulsa produksinya berkualitas dan tahan lama. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turun ke Soppeng, Mentan Bantu Petani Korban Banjir
Redaktur & Reporter : Natalia