jpnn.com, JAKARTA - Pengamat kebijakan publik dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Dr Slamet Rosyadi mendukung ide Presiden Jokowi untuk melakukan pemangkasan jabatan eselon di birokrasi.
Menurut Slamet, pemangkasan eselon birokrasi akan berdampak pada efisiensi dan efektivitas pelayanan.
BACA JUGA: Jumlah Eselon Dipangkas, 430 Ribu Orang Bakal Kehilangan Jabatan
"Saya sepakat bila Presiden akan merampingkan birokrasi (eselon) karena akan berdampak positif pada efisiensi dan efektivitas pelayanan publik," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Dikatakan, dengan adanya efisiensi maka anggaran tidak dihabiskan untuk belanja rutin, tetapi lebih diprioritaskan pada belanja program.
BACA JUGA: Ide Presiden Jokowi Pangkas Jabatan Eselon Dinilai Terlalu Ekstrem
"Pelayanan publik juga akan menjadi lebih sederhana secara hirarki dan ini sangat baik bagi proses pelayanan publik," katanya.
Proses komunikasi secara internal maupun eksternal birokrasi, kata dia, juga akan lebih cepat karena struktur yang lebih ramping.
BACA JUGA: Profil Prabowo Subianto: Pertarungan Politik dan Makna Potongan Daging Ditusuk
Hanya saja, kata dia, perlu dikaji lebih dalam pada level mana pemangkasan akan dilakukan. Hal itu dimaksudkan agar tidak menimbulkan kegaduhan di dalam internal birokrasi.
"Misalnya eselonisasi. Presiden menyatakan akan memangkas eselonisasi menjadi hanya dua level. Menurut saya idealnya ada tiga level atau yang dipangkas hanya eselon IV, hal ini agar tidak menimbulkan gejolak di dalam birokrasi. Jika tidak, akan menimbulkan resistensi dalam mendukung kebijakan Presiden khususnya dalam men-deliver pelayanan kepada masyarakat," katanya.
Saat pidato usai pelantikan di gedung MPR, Minggu (20/10), Presiden Joko Widodo menyatakan akan memangkas birokrasi dengan cara menyederhanakan eselonisasi menjadi hanya dua level.
"Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan. Saya minta disederhanakan menjadi dua level saja, diganti dengan jabatan fungsional yang menghargai keahlian, menghargai kompetensi," kata Jokowi. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo