Pembajakan Pesawat di Bandara Internasional Minangkabau: 6 Brimob Menyerbu, 1 Pembajak Tewas

Senin, 16 Desember 2019 – 13:42 WIB
Aparat keamanan menyelinap di mobil truk bahan bakar pada saat pembajakan pesawat di Bandara Internasional Minangkabau. Foto: ANTARA/Ikhwan Wahyudi

jpnn.com, PADANG PARIAMAN - Level keamanan Bandara Internasional Minangkabau di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Kamis (12/12) lalu sempat berada di kategori merah.

Pihak bandara terpaksa menaikkan status dari kondisi normal, kuning hingga merah tersebut lantaran potensi gangguan keamanan.

BACA JUGA: Jumlah Penumpang Melebihi Kapasitas, Bandara Internasional Minangkabau Diperluas

Kenaikan status keamanan di BIM itu berawal dari telepon genggam Executive General Manajer PT Angkasa Pura II BIM Yos Suwagiyono yang tiba-tiba berdering.

Di seberang telepon terdengar suara dari Kepala Badan Intelijen Negara Sumtera Barat yang mengabarkan, ada pergerakan negatif di bandara sehingga perlu ada peningkatan skala keamanan. Usai berbincang di telepon, Yos langsung menghubungi jajarannya meminta menaikkan status keamanan bandara dari kondisi normal ke level kuning.

BACA JUGA: Polisi Bekuk Penyeludup Narkoba di Bandara Internasional Minangkabau

Mulai dari pintu masuk bandara, penjagaan pun diperketat. Setiap kendaraan yang masuk diperiksa dengan metal detektor oleh petugas keamanan. Tidak hanya itu, jajaran petugas keamanan juga menggelar patroli pada sejumlah titik, termasuk hingga ke landasan pacu.

Saat itu sedang berlangsung renovasi perluasan apron sehingga ada sejumlah pekerja yang bertugas di area bandara yang merupakan pihak luar. Salah satunya saat itu ada pengecatan apron dan dua orang pekerja swasta sedang terlihat sibuk di area enam bandara, yang lokasinya tidak jauh dari sebuah pesawat yang sedang parkir dan dalam proses menaikkan penumpang.

BACA JUGA: Jokowi Jengkel, Dari Lima Rencana, Satu pun Enggak Ada yang Jalan

Dikawal petugas teknik bandara, dua orang tersebut terlihat serius mengecat dan awalnya tidak ada gelagat mencurigakan akan melakukan kejahatan, apalagi pembajakan.

Apalagi saat memasuki area apron, dilakukan pemeriksaan lumayan ketat dan hanya peralatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang bisa dibawa masuk.

Selain itu saat pemberian pass masuk juga sudah dilakukan pengecekan latar belakang pekerja sebagai antisipasi. Namun, dalam sekejap pekerja yang sedang mengecat apron membekap pengawas dan mengancam dengan peralatan pertukangan.

Ia pun langsung menyeret pengawas ke pesawat yang sedang dalam proses boarding bersama rekannya. Begitu masuk pesawat, pintu langsung ditutup dari dalam. Penumpang yang sedang menaiki pesawat heran dan tidak menyadari peristiwa tersebut.

Tak lama kemudian penyandera mengambil alat komunikasi di kokpit dan berkomunikasi dengan menara kontrol menyatakan pesawat tersebut dibajak sembari menyampaikan sejumlah tuntutan. "Saya meminta teman-teman yang ditahan aparat kepolisian dibebaskan dan bahan bakar pesawat ini segera diisi," katanya.

Informasi pembajakan tersebut langsung sampai ke Yos Suwagiyono. Ia pun segera melaporkan kepada Kapolres setempat, berkoordinasi dengan jajaran keamanan.

Status bandara pun naik menjadi merah dan semua operasional penerbangan dihentikan. Sementara itu, penumpang yang masih berada di luar pesawat segera dievakuasi.

Tak lama berselang Kapolres tiba dan langsung mengambil alih operasi penggerebekan tersangka teroris yang membajak pesawat. Dia sudah berkoordinasi dengan Dansat Brimob meminta bantuan pasukan untuk penggerebekan.

Setelah disusun skenario serta kekuatan pasukan yang dibutuhkan, dilakukan komunikasi dengan pembajak di pesawat. Komunikasi pun dilakukan dengan pembajak dan permintaan pengisian bahan bakar dipenuhi.

Namun, aparat keamanan punya rencana untuk melumpuhkan pembajak dengan menyisipkan petugas menyamar sebagai petugas mobil bahan bakar.

Selain itu, sejumlah anggota Brimob bersenjata lengkap akan disisipkan di sisi truk bahan bakar yang tak terlihat saat menuju pesawat untuk mengisi BBM.

Mobil pengisi bahan bakar pun mulai bergerak menuju ke lokasi pesawat yang sedang terparkir. Dua petugas turun mengisi bahan bakar. Tanpa disadari pembajak di sisi kiri mobil ada enam personel Brimob bersenjata lengkap yang dalam sekejap langsung menyerbu dan berhasil masuk ke pesawat.

Dalam operasi penyergapan tersebut, satu pembajak tewas tertembak dan satu lagi berhasil diamankan. Evakuasi penumpang yang ada di pesawat pun segera dilakukan.

Tak lama tim penjinak bom juga memeriksa pesawat dan menemukan ada api di bagian belakang pesawat. Mobil pemadam pun segera datang menjinakkan api.

Itu semua merupakan simulasi keadaan darurat pembajakan pesawat, yang melibatkan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi aksi terorisme.

Yos Suwagiyono mengatakan, kegiatan ini merupakan antisipasi pengamanan agar seluruh perangkat bandara benar-benar siap dengan segala kemungkinan gangguan keamanan yang terjadi.

Menurut dia, simulasi dengan skenario pembajakan pesawat merupakan hal baru karena sebelumnya lebih fokus pada kebakaran di pesawat. Apalagi pihaknya juga sering diperingatkan dan perlu dilakukan latihan sebagai bentuk antisipasi jika terjadi kemungkinan terburuk.

Ia menyampaikan latihan ini merupakan upaya menguji seperti apa komunikasi dan koordinasi pemangku kepentingan yang ada di bandara serta pemerintah daerah terkait dengan kemungkinan terjadinya pembajakan pesawat.

Dengan demikian, persoalan ini bisa diselesaikan dengan baik dan penumpang tetap bisa aman dan nyaman terlayani.

Di sisi lain karena Sumbar termasuk daerah rawan gempa dan tsunami, ke depan dia akan merancang simulasi jika terjadi gempa dan tsunami. Apalagi tsunami ada dua tipe, yaitu diawali gempa dan tanpa gempa seperti yang terjadi di Banten.

Dengan demikian, segala kemungkinan bisa dilakukan antisipasi untuk meminimalkan korban.

Sementara itu, Kepala Otoritas Bandara wilayah VI Agoes Subagyo menyampaikan secara umum status bandara ada tiga kategori, yaitu normal, kuning, dan merah. Saat status kuning dilakukan peningkatan keamanan. Akan tetapi, pengunjung tetap mendapatkan pelayanan.

Namun, saat naik status naik menjadi merah, aparat kepolisian mengambil alih keamanan dan operasional dihentikan.

Pada setiap bandara ada Komite Keamanan Bandara yang terdiri atas pemangku kepentingan terkait secara periodik melakukan pembahasan dan evaluasi tentang isu keamanan di bandara.

Hasil pembahasan itu akan diteruskan kepada Komite Keamanan Penerbangan Nasional tingkat pusat untuk memetakan status bandara di Tanah Air. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler