jpnn.com, GAZA - Pertahanan Sipil Palestina (PCD) di Jalur Gaza mengaku kewalahan menyelamatkan orang-orang terdampak pemboman oleh Israel.
Dalam sebuah pernyataan CPD mengatakan banyak orang yang terjebak di bawah reruntuhan di sejumlah wilayah di Gaza akibat serangan udara intensif.
BACA JUGA: Rumah Sakit Indonesia di Gaza Hancur Diserang Israel, WNI Tewas
Pernyataan itu juga menyebutkan tim tersebut tidak memiliki peralatan memadai untuk bekerja secara efektif.
Pernyataan itu mencatat ada kemungkinan peningkatan jumlah korban tewas karena banyak puing-puing rumah yang belum diperiksa.
BACA JUGA: Hamas Bantai Ribuan Orang, Palestina Masih Berharap Dibantu Israel
Pada Sabtu (7/10), kelompok Hamas Palestina meluncurkan Operasi Badai Al-Aqsa melawan Israel dengan menembakkan roket-roket dan menyusup ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Disebutkan serangan kejutan itu sebagai balasan atas penerobosan ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki dan meningkatnya kekerasan pemukim terhadap warga Palestina.
BACA JUGA: Korban Jiwa Akibat Serangan Hamas Tembus Seribu, Israel Bersumpah Balas Dendam
Sebagai balasan, militer Israel meluncurkan Operasi Pedang Besi melawan Hamas di Jalur Gaza.
Hingga Selasa, jumlah korban jiwa Palestina yang tewas oleh pasukan Israel mencapai 900, termasuk 260 anak-anak dan 200 wanita, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza. Dilaporkan juga jumlah korban luka mencapai 4.500 orang.
Sementara Kementerian Kesehatan Israel menyatakan 1.200 warga Israel tewas dan 2.806 lainnya mengalami luka dalam pertempuran.
Selain itu Israel memutus pasokan air dan listrik ke Gaza, sehingga memperburuk situasi kemanusiaan di daerah kantong yang diblokade tersebut.
Jalur Gaza yang menjadi rumah hampir 2,2 juta orang sudah terguncang di bawah pengepungan Israel yang melumpuhkan sejak 2007. (ant/dil/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif