jpnn.com, JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan pembangunan proyek pengolahan sampah Landfill Mining dan Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant mencapai 98 persen.
Hal ini diungkapkan Heru saat meninjau kesiapan operasional fasilitas pengolahan sampah tersebut di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, pada Senin (2/1).
BACA JUGA: Sandiaga Uno Beri Rumah Kompos Untuk Pengolahan Sampah
Heru melihat seluruh sisi bangunan proyek, seperti tempat pengolahan dan pemilahan sampah agar bisa dikonversikan menjadi bahan baku semen serta energi listrik.
"Progresnya sudah 98 persen, sebentar lagi bisa beroperasi, targetnya Januari ini. Sebenarnya, dari bulan lalu sudah dites uji coba dan bisa (mengolah) 2.000 ton sampah,” ucap Heru di lokasi.
BACA JUGA: PT PP Hadirkan Inovasi Pengolahan Sampah di Pulau Dewata
RDF tersebut nantinya bisa mengolah 1.000 ton yang dari dalam (berada di TPST Bantargebang), lalu 1.000 ton sampah baru yang dari Jakarta.
Heru juga berpesan kepada pihak pengelola fasilitas ini untuk menjaga keamanan dalam sistem operasional dengan menerapkan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
BACA JUGA: Medio 2020, Pembangunan Pengolahan Sampah Plastik Jadi Biodiesel di Jabar Dimulai
Dia berharap petugas di lokasi mampu melaksanakan tugas dan kewajiban bersama dalam rangka meningkatkan produktivitas.
"Yang pertama keamanan ya, dalam mengoperasikan alat berat harus hati-hati. Lalu, untuk konstruksi, tadi saya lihat ada konstruksi besi-besi, nah itu juga harus disesuaikan,” tuturnya.
Adapun, pengolahan sampah menjadi RDF terdiri atas tahap penyaringan (screening), pemilahan (separating), pencacahan (shredding), dan pengeringan (drying).
Kualitas RDF yang dihasilkan akan memenuhi spesifikasi teknis untuk industri semen, antara lain nilai kalor minimum 3.000 kKal per kilogram, kadar air maksimum 20 persen, dan ukuran maksimum 5 sentimeter.
Fasilitas Landfill Mining dan RDF Plant dilengkapi sarana pengendalian pencemaran lingkungan (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan pemantauan kualitas lingkungan (Stasiun Pemantauan Kualitas Udara. (mcr4/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi