Pembangunan Pelabuhan Marina Boom-Banyuwangi Sudah Mencapai 85 Persen

Sabtu, 15 Juli 2017 – 04:21 WIB
Pelabuhan. Ilustrasi. Foto dok JPG/JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Corporate Secretary Pelindo III Faruq Hidayat menjelaskan, arus barang perdagangan luar negeri mencapai 9.648.582 ton dan dalam negeri mencapai 30.050.109 ton pada 2017.

Pelindo III juga melakukan pengembangan untuk beberapa pelabuhan yang diperuntukkan untuk wisata marina, di antaranya Banyuwangi-Jawa Timur, Lombok Barat-NTB, Benoa-Bali dan Labuan Bajo-NTB.

BACA JUGA: Semester I, Arus Petikemas Pelindo III Naik

Faruq mengatakan, pembangunan fisik fasilitas pelabuhan marina dilakukan bertahap. Hingga saat ini baru satu pelabuhan marina yang beroperasi, yakni di Pelabuhan Marina Benoa-Bali.

Askhara menyebut dua lokasi lainnya saat ini tengah dalam tahap konstruksi, yakni Pelabuhan Marina Boom-Banyuwangi dan Pelabuhan Marina Gilimas-Lombok Barat.

BACA JUGA: Indonesia Tawarkan Proyek Pengembangan KA dan Pelabuhan di Korea

“Pelabuhan Marina Boom-Banyuwangi saat ini konstruksi sudah mencapai sekitar 85 persen. Kami targetkan pada awal 2018 mendatang sudah beroperasi secara penuh,” ucap Faruq.

Dia menambahkan, Pelabuhan Marina Gilimas-Lombok Barat saat ini masih pada tahap awal konstruksi yang diperkirakan akan selesai pada 2020 mendatang.

BACA JUGA: Menhub Minta Pelabuhan Kali Adem Dikawal

Sementara untuk Pelabuhan Marina Labuan Bajo-NTT, pihaknya menyatakan hal tersebut masih dalam proses perencanaan.

Pelindo III menyebut potensi wisata di wilayah timur Indonesia sebagai rute wisata butterfly route dengan Labuan Bajo sebagai pelabuhan wisata utama atau dikenal dengan istilah Turnaround Cruise Port.

Para wisataran bisa memulai perjalanan wisatanya dari Labuan Bajo dengan rute menuju ke arah timur menuju Maumere, Larantuka, Adanora, Lembata, Kalabahi, Kupang, Rote, Sabu, Ende, Almere, Waingapu, Waikelo, dan kembali ke Labuan Bajo.

Sementara untuk rute ke arah barat mulai dari Labuan Bajo, Celukan Bawang, Probolinggo, Banyuwangi, Benoa, Lembar, Badas, Bima, dan kembali ke Labuan Bajo.

“Wisatawan pengguna kapal pesiar tidak perlu ke Singapura ataupun ke Australia, langsung saja ke Indonesia. Mereka dapat mulai perjalanan ataupun langsung pulang ke negara asalnya dari Labuan Bajo. Itu yang disebut dengan istilah turnaround cruise port,” pungkas Faruq.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Infrastruktur Transportasi Belum Menunjang Penyandang Disabilitas


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler