WASHINGTON - Seorang tentara Amerika Serikat bernama Sersan Robert Bale dituduh menembaki 16 warga sipil di dua desa di Afghanistan, pekan lalu. Bale melakukan aksinya karena beratnya tekanan jiwa di medan perang.
Bale awalnya tidak ingin dikirim ke Afghanistan dan lebih memilih tinggal di rumah bersama keluarganya. Seorang pejabat senior pemerintah AS, Jumat (16/3) mengungkapkan, Bale yang berasal dari Lake Tapps, Washington, sebenarnya pernah dua kali dikirim ke Irak pada 2003. Dikutip dari AFP, Sabtu (17/3), pria dua anak itu memiliki keahlian menembak an sering bertugas sebagai Sniper.
John Henry Browne yang menjadi pengacara bagi Bale, mengatakan bahwa kliennya merasa sangat tertekan saat bertugas di Afghanistan. Pasalnya, Bale sebelumnya dijanjikan tidak akan lagi dikirim ke medan perang setelah tugasnya di Irak. Di negeri yang pernah dipimpian Saddam Husein itu, Bale pernah terluka di kaki dan kepala akibat ledakan bom mobil. “Keluarganya juga sangat tidak mengharapkan kepergiannya ke Afghanistan tapi semuanya berubah dalam sekejap mata,” ungkap Browne.
Bale diduga telah meninggalkan pangkalan militer tempat ia bertugas di selatan provinsi Kandahar, Afghanistan Minggu (11/3) dini hari sebelum memasuki beberapa rumah warga di dua desa yang berlokasi di sekitar pangkalannya. Bale pun menembaki penghuninya dengan membabi buta. Banyak dari korban yang tewas adalah anak-anak.
Browne mengatakan, sebelum penembakan seorang rekan Bale telah terluka parah dalam kontak senjata dengan militan Taliban. Insiden tersebut turut mempengaruhi kejiwaan tentara AS, termasuk Bale. Namun Browne menegaskan, Bale sama sekali tidak mempunyai sentimen apapun terhadap kaum Muslim.
Sementara New York Times pada hari yang sama melaporkan, Bale melakukan serangan tersebut dalam keadaan mabuk akibat alkohol. Disebutkan, Bale mengalami depresi hebat karena penugasannya ke Afghanistan membuat kehidupan rumah tangganya dengan sang istri bermasalah. Namun pengacara Bale membantah dugaan ini.
Kejadian penembakan keji yang melibatkan Bale membuat kaget para tetangga di sekitar rumah sang tentara di Lake Tapps. Seorang pria yang ditinggal di sebelah rumahnya mengatakan, Bale adalah pria ramah yang sangat menyayangi keluarganya. Sementara itu seorang wanita yang mengaku berteman baik dengan Bale maupun keluarganya, menyebut menyatakan sang tentara brutal itu selalu bangga dengan profesinya dan tidak sekalipun pernah mengeluh.
Bale saat ini sedang menjalanin penahanan di rumah tahanan militer di kota Fort Leavenworth, di negara bagian Kansas, setelah meninggalkan Afghanistan melalui Kuwait. Dilaporkan pula, keluarganya telah diamankan ke Seattle untuk mencegah aksi balas dendam dari para pendukung Taliban di AS.
Pemerintah Afghanistan yang mengutuk keras kejadian penembakan telah meminta agar Bale diadili di muka umum di Afghanistan. Akan tetapi, Browne menyatakan, kliennya kemungkinan akan diadili di pengadilan militer AS di Seattle.(AFP/AP/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kim Il-Sung Ulang Tahun, Korsel Khawatir
Redaktur : Tim Redaksi